Showing posts with label covid 19. Show all posts
Showing posts with label covid 19. Show all posts

Wednesday, November 4, 2020

Solidaritas Burger King

 

Burger King internasional di UK mengambil langkah mengejutkan yang mengundang ratusan ribu respons lewat unggahan di media sosial Twitter pada Senin (02/11/2020). Brand fast food tersebut meminta konsumen mereka untuk mendukung outlet fast food lokal selama pandemi COVID-19. Tidak terbatas pada Burger King saja tetapi juga berbagai merek lainnya seperti McD, KFC, Subway, Domino's Pizza, Pizza Hut, Five Guys, Greggs, Taco Bell, Papa John's, Leon, dst gerai makanan lain yang tentu masih banyak lagi untuk disebutkan satu per satu.

Langkah dan himbauan yang sama pun juga datang dari pusat kebijakan Burger King di Indonesia. Bahkan ajakan untuk tetap membeli makanan dari gerai lokal yang memiliki karyawan sangat membutuhkan pertolongan agar tetap dapat bertahan di masa sulit akibat pandemi covid 19. Kondisi sulit makin terasa karena pembatasan sosial berskala besar hingga lockdown akan membatasi pengunjung untuk datang. Beberapa tempat justru menutup tokonya sementara waktu dan jelas hal ini akan berimbas pula pada karyawan beserta keluarganya di rumah.

Solidaritas Burger King adalah momentum sekaligus pelajaran berharga sebab banyak tempat publik seperti Hotel, Bioskop, dan Mall yang sempat terhenti aktivitasnya. Bisa jadi ada PHK atau penghentian sementara bagi karyawan yang masih terikat kontrak yang berimbas pada gaji. Apabila tulang punggung keluarga terkena dampaknya mungkin bisnis yang dapat mereka lakukan adalah menjual makanan dan sehingga Burger King membuat himbauan semacam ini sesuai bidangnya.

Jadi ini adalah suatu dobrakan bahwa mereka memang membantu mempromosikan gerai lain tetapi secara tak langsung nama mereka justru bertambah harum. Kontribusi mereka merupakan perbuatan baik yang ditabur malah akan kembali pada diri mereka sendiri. Terbukti dari tren twitter hingga media massa besar ikut memberitakan cara yang tak biasa ini sebagai sesuatu yang luar biasa.

Intinya adalah solidaritas bahwa di masa sulit ini bukan saatnya bicara soal kompetisi tetapi juga intropeksi bahwa kita semua harus bertahan menghadapi masa sulit dengan tidak saling menjatuhkan justru harus saling menguatkan, sebab semua bakal terkena imbasnya.


Perjuangan Bisnis Era Pandemi ala Pizza Hut dkk

 

Pandemi Covid 19 tampaknya turut mengubah cara bisnis di tahun 2020. Adanya protokol kesehatan yang harus dipatuhi membuat restoran terpaksa menghilangkan opsi dine in untuk layanan mereka. Dan, selama ini diberlakukan, restoran-restoran hanya diizinkan melayani pesan-antar dan take out. Ini menjadi pukulan berat yang kembali harus dihadapi bisnis kuliner yang baru saja pulih dari pembatasan sosial berskala besar. Artinya akan ada pengurangan omset sekaligus pemasukan dan keuntungan yang ikut terpangkas.

Dampak selanjutnya tentu juga akan dirasakan oleh karyawan sehingga muncul pula kebijakan pemilik brand papan atas yang satu per satu sudah mulai turun gunung. Bila tadinya karyawan bekerja di tempat elite seperti supermall dan pusat keramaian maka banyak pula yang ditugaskan di pinggir jalan berlokasi strategis. Seperti yang pernah terlihat aktif dengan perubahan pola kerja ini adalah Pizza Hut di Kota Semarang. 

Selain perubahan pola dan tempat kerja, brand papan atas ini pun juga gencar memberikan harga promo bila dulu IDR 100K adalah harga untuk 4 loyang Pizza Hut maka hari ini yang terlihat harga diskon per loyang mulai dari Rp 16.500,- Ini menandakan mereka mulai berdarah-darah diatas sana dan mulai turun mencari pegangan, mereka yakin pasar bawah masih bisa untuk bertahan menyambung nadi kehidupan bisnis mereka yang porak poranda.

Badai pasti berlalu dan ibarat bermain bola untuk bisa memantul ke atas ia perlu didorong ke bawah bukan untuk menjatuhkannya tetapi agar ia semakin kuat dan termotivasi untuk mencapai puncak.

Friday, August 21, 2020

Prediksi Ekonomi Indonesia 2020


Pandemi Virus Corona atau Covid-19 sudah berimbas ke banyak bidang di Indonesia terutama pada sektor ekonomi. Akibatnya pertumbuhan ekonomi yang tadinya diprediksi akan meroket justru nyungsep. Pertumbuhan ekonomi nasional menyentuh level terburuk dalam dua dekade terakhir. Pada kuartal kedua 2020, angkanya merosot hingga minus 5,32%. Seolah masalah belum cukup sampai disitu, manajemen penanganan Covid 19 malah memperlihatkan banyaknya masalah di birokrasi yang sebelumnya sudah tidak tertangani dengan baik hingga berimbas pada tingginya hutang LN.

Wajar bila banyak pihak menilai, saat ini negara memang punya seorang presiden tapi belum tentu memiliki pemimpin. Ban Bland lewat tulisannya dalam buku "Man of Contradictions..." buruknya manajemen pemerintahan saat ini sudah terjadi jauh sebelum virus Covid-19 jadi pandemi wabah.

Kembali pada sikon perekonomian Indonesia yang mulai memasuki masa sulit, sebaiknya pemerintah harus mulai melakukan evaluasi sebab investasi dikejar tetapi hutang tak terbayar justru makin besar. Jargon revolusi mental dan kerja nyata seharusnya sesuai dengan implementasinya, jangan malah seperti sekarang program Kemenag kontra dengan MUI, Kemenkes kontra dengan IDI, hingga Kemendikbud kontra pula dengan PGRI, bahkan Kominfo bertanya pada stafnya yang siapa yang gaji kamu lalu malah akrab dengan para buzzer sosial media yang anggarannya era ini luar binasa.

Pemerintah jelas berbeda dengan perusahaan yang siap dengan anggaran untuk belanja iklan sebab tujuannya adalah mencari laba/ keuntungan, sebaliknya pemerintah adalah lembaga negara yang anggarannya (baca; uang rakyat) bersifat pengabdian untuk masyarakat dan warga negaranya. Jadi bila slogan/ semboyan HUT RI Ke 70 "Ayo Kerja", HUT RI ke 71 "Indonesia Kerja Nyata", HUT RI ke 72 "Indonesia Kerja Bersama", HUT RI ke 73 "Kerja Kita Prestasi Bangsa", HUT RI ke 74 "Menuju Indonesia Unggul", HUT RI ke 75 "Indonesia Maju", maka sudah seharusnya bila hal itu cermin dari upaya dan tindakan yang berkelanjutan. Bukan malah seperti sekarang yang serba kontradiktif, yakin ekonomi bakal meroket ternyata malah nyungsep.



Followers