Showing posts with label Museum. Show all posts
Showing posts with label Museum. Show all posts

Friday, August 31, 2018

Bank Mandiri: "BUMN yang Hadir untuk Negeri"



Gerakan sejarah memerlukan perjuangan yang akarnya berlandaskan semangat idealisme tetapi tindakan berikutnya tetap mengedepankan pelaksanaan yang realistis di semua lini. Jadi bukan lagi hanya sekedar slogan tanpa makna tanpa ada pertambahan nilai. Dari visi berkembang menjadi misi dengan suatu tujuan, kemudian dikerjakan secara sistimatis dengan urutan waktu yang kronologis. Dengan demikian tiap tahapan dapat berjalan secara terukur. Inilah kekuatan sejarah yang mampu memadukan unsur keilmuan secara akademis sekaligus memasukkan faktor seni serta unsur sastra sebagai filosofinya sehingga ia mampu menghidupkan suatu gerakan dengan gelora semangatnya.

Sejak diluncurkan pada perayaan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke 70 pada 2015, Kementerian Badan Usaha Milik Negara memperkenalkan slogan BUMN Hadir untuk Negeri. Sedangkan jauh sebelumnya entitas BUMN yaitu Bank Mandiri sudah lama menorehkan sejarahnya lewat pelestarian bangunan lama di kawasan kota tua Jakarta berupa Museum Bank Mandiri.

Museum Bank Mandiri merupakan bangunan cagar budaya yang tiang pancangnya mulai dibeton sejak Juli 1929 oleh biro konstuksi NV Nedam (Nederlandse Aanneming Maatshappij) dengan gaya arsitektur Neiuw-Zakelijk dan kelar dibangun pada tahun 1932 yang peruntukan pertamanya digunakan untuk kantor Nederlandsche Handel Maatschappij NV di Batavia serta secara formal diresmikan pada tanggal 14 Januari 1933 oleh Cornelis Johannes Karel van Aalst, Presiden NHM ke-10 saat itu.

Sejalan dengan perkembangan politik-ekonomi selanjutnya, NHM yang merupakan bank asing milik Belanda dinasionalisasi oleh Pemerintah Republik Indonesia pada tanggal 5 Desember 1960 yang kemudian dilebur ke dalam Bank Koperasi Tani & Nelayan (BKTN). Riwayat gedung ini pun berubah menjadi Kantor BKTN Urusan Exim.

Pada era Bank Tunggal atau dikenal dengan masa “Bank Berjuang”, gedung ini pun menjadi bagian dari Kantor Pusat Bank Negara Indonesia (BNI) Unit II bidang Exim sejak 17 Agustus 1965 sampai lahirnya Bank Ekspor Impor Indonesia (Bank Exim) tanggal 31 Desember 1968. Penggunaan gedung ini sebagai Kantor Pusat Bank Exim berlangsung sampai tahun 1995 atau setelah Bank Exim pindah ke gedung Kantor Pusat yang baru di Jl. Gatot Subroto Kav. 36-38 Jakarta Selatan.

Dengan lahirnya Bank Mandiri tanggal 2 Oktober 1998 dan bergabungnya empat bank pemerintah, Bank Bumi Daya (BBD), Bank Dagang Negara (BDN), Bank Ekspor Impor Indonesia (Bank Exim) dan Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo) ke dalam Bank Mandiri. Maka gedung warisan sejarah ini pun beralih menjadi salah satu aset Bank Mandiri dengan berbagai koleksi perbankan diantaranya perlengkapan operasional bank, surat berharga, numismatik, buku besar, mesin hitung uang, brankas, dan lain-lain. Semua koleksi tersebut terdapat di ruang tata pamer yang didesain menarik sehingga tetap terasa nuansa perbankan tempo dulu yang meskipun kuno tetap terawat hinggakini.


Bila Jakarta dengan kawasan kota tua sudah memperoleh dukungan revitalisasi salahsatu bangunannya oleh Bank Mandiri. Semoga Semarang pun dapat berharap hal yang sama terhadap kota lama peninggalan kolonial di negeri ini. Dukungan organisasi yang besar dari entitas BUMN seperti Bank Mandiri terhadap sejarah bangsa tentu dapat disebut sebagai suatu kehadiran tersendiri bagi negeri, bukan sekedar slogan tetapi sebuah tindakan yang idealis sekaligus realistis. Suatu gebrakan dari Kepala Kantor Wilayah VII Jawa 2, Bapak Mazwar Purnama beserta jajarannya yang berkantor di sekitar kawasan kota lama Semarang dan dekat dengan ikon kota ini Lawang Sewu.

Sunday, May 22, 2016

En JOI Museum Mart International'e of Indonesia

Terlaksananya Museum Mart Internasional beberapa waktu lalu membuktikan komitmen Semarang dalam memajukan destinasi pariwisata sesuai dengan jargon "Jateng Gayeng". Melalui koordinasi dari Museum Ronggowarsito di Kota Semarang selaku perwakilan Jawa Tengah acara ini terselenggara dari tanggal 12-17 Mei 2016. Dengan mengusung kerjasama internasional acara ini melibatkan museum-museum dari negara lain.


Acara yang melibatkan museum dari negara lain diharapkan menjadi alat diplomasi yang mampu menembus sekat antarnegara melalui budaya. Museum era globalisasi memang memiliki tantangan tersendiri untuk menyebarluaskan informasi sejarah sehingga dapat menarik minat masyarakat luas. Sayangnya, dari beberapa negara tetangga di kawasan Asia Tenggara hanya Malaysia dan Brunei Darussalam yang ikut serta.

Interaksi lewat museum dianggap mampu meningkatkan wawasan pengunjung yang datang terhadap produk budaya negerinya maupun partisipasi dari peserta museum negara lain. Alasan keberadaan museum bukan hanya menjadi tempat dokumentasi berbagai benda bersejarah, namun lebih dari itu museum difungsikan sebagai tempat yang tepat untuk diplomasi budaya antar negara.


Sama seperti museum mart tahun sebelumnya yang penulis pernah ikuti, acara kali inipun diisi dan meriah dengan berbagai kegiatan seperti pagelaran seni, museum goes to school, antique craft expo, kuis museum cerdas, ngobrol bareng museum, parade band, pegelaran wayang oleh dalang cilik, dan masih banyak lagi. Perbedaan unik yang utama acara kali ini ialah tema yang diangkat dari Museum Mart 2016 secara keseluruhan ialah; "Nusantara dalam Kurun Niaga" dan dengan tagline "Keragaman dalam Persatuan".


Pengalaman sebelumnya di acara Museum Mart 2015, penulis berpartisipasi sebagai pengisi stan/ booth barang antik berupa furniture, delft blue/ keramik, piano-mesin-lukisan, dan koleksi antik yang diimpor langsung dari Kawasan Eropa. Tapi untuk kali ini dengan sedikit berbangga hati bisa berekspresi jadi diri sendiri mewakili komunitas sejarawan yang bernaung dalam organisasi Journalist Organizer Indonesia, semacam komunitas dan organisasi berbadan usaha perseroan yang berbasis pada database serta info sejarah. Selama 5 hari ini pula kami berupaya mengoptimalkan brand personal pada khalayak ramai disini.


Bersama Museum Ranggawarsita Semarang, dan peserta lainnya; Museum Sabah, Museum Serawak, Museum Brunei Darussalam, Museum Kereta Api Indonesia, Museum Pos Indonesia, Museum Negeri Banten, Museum Batik Pekalongan, Museum Nyonya Meneer, Museum Basoeki Abdullah, Museum Penerangan - TMII, Museum Transportasi - TMII, Museum Listrik dan Energi Baru - TMII, Puri Wiji, Lecture Kementerian Agama Jakarta, Bayt Al Qur'an dan Museum Istiqlal, serta Monumen Pers Nasional.

Semoga ada kesempatan istimewa yang sama dalam moment bersejarah Indonesia kedepannya, aamiin.

Followers