The world is changing, not yet get happy end. Perubahan adalah hukum abadi. Beberapa perubahan yang telah terjadi di dunia hingga alam semesta adalah proses yang konsisten, dan terselenggara oleh keberadaan ruang dan waktu. Others have held that the only way to make sense of change is as an inconsistency. Pendapat lain telah menyatakan bahwa satu-satunya cara untuk memahami perubahan adalah dengan memahaminya sebagai ketidaksesuaian.
Perubahan dpt menembus hal-hal yang sangat personal pada kehidupan kita. One can think of it in a very general way as alteration. Salah satu yang dapat berpikir dalam cara yang sangat umum sebagai perubahan. But alteration in a thing raises subtle problems. Tetapi perubahan dalam hal pribadi terkadang menimbulkan masalah. One of the most perplexing is the problem of the consistency of change: how can one thing have incompatible properties and yet remain the same thing? Salah satu yang paling membingungkan adalah masalah konsistensi perubahan: bagaimana bisa ada satu hal yang bertentangan (bertolakbelakang namun tetap hal yang sama?
Setiap peristiwa yg terjadi dalam ruang dan waktu alam semesta termasuk dunia pasti memiliki tiga unsur: masa lampau, saat ini, dan waktu yg akan datang, tapi ini adalah suatu kontradiksi. The only way out of the contradiction is to say that the event is past, present and future at different times; but the same question arises about the temporal instants themselves, which would force us to appeal to a further time series to avoid the contradiction. Satu-satunya jalan keluar dari kontradiksi yang mengatakan bahwa acara ini adalah masa lalu, sekarang dan yang akan datang pada waktu yang berbeda, tetapi muncul pertanyaan yang sama tentang instants sementara itu sendiri, yang akan memaksa kita untuk naik banding ke sebuah rangkaian waktu lebih untuk menghindari kontradiksi.
Two millennia of philosophical history show in the greater sophistication of McTaggart's argument over those of the Greeks. Dua ribuan tahun yang muncul dalam sejarah filosofis yang apapun kita buat, dan banyak telah ditulis mengenai itu, ia menyoroti serta mempertanyakan sifat yang nyata dari petikan waktu. However, one thing can be said about all the above denials of change: they all argue against change on the ground that it implies a contradiction. Namun, satu hal dapat dikatakan tentang semua perubahan di atas denials mereka semua membantah terhadap perubahan di lapangan yang menunjukkan suatu kontradiksi.
Artinya, dalam perubahan itu sendiri fenomena kontradiksi/ paradoks hanyalah gejala yang bias. Ia sesungguhnya merupakan satu kesatuan dan tidak menimbulkan chaos/ ketidakberaturan. Apapun yang terlihat dari luar belum tentu intinya memang seperti itu. Sesungguhnya Tuhan menjalankan alam semesta dengan keindahan misterinya tersendiri. Existensi tersebut muncul dikarenakan kehendak dan kekuasaan-Nya.