Saturday, October 31, 2009

Belajar dari Alam.

Setiap kita mendambakan kesuksesan dan kebahagiaan hidup – sebuah kehidupan dimana kita dihormati, dihargai dan dicintai. Kita juga mendambakan kehidupan yang penuh dengan makna, sebuah kehidupan yang dapat membuat orang yang kita cintai juga mencapai kesuksesan dan kebahagiaan dalam hidupnya.

Namun sayangnya kehidupan ini sering kali berjalan tidak seperti yang
kita harapkan. Banyak sekali hal-hal yang tidak kita inginkan justru
terjadi dalam kehidupan kita, entah itu berupa krisis, penderitaan,
musibah, dan berbagai kegagalan. Jalan untuk mencapai keberhasilan
dan kebahagiaan seringkali melalui berbagai kesulitan dan
penderitaan. Dalam bukunya yang berjudul Stronger Heart Wiser Mind
(Hati yang Lebih Tegar dan Pikiran yang Lebih Bijak) seorang penulis
Amerika keturunan Cina, Lim How, dengan indahnya menggambarkan betapa
kehidupan ini dapat menjadi lebih bermakna jika kita memilih untuk
senantiasa terus belajar, berubah dan bertumbuh. Kehidupan ini bukan
sekedar dinikmati ataupun disesali, tetapi harus dijalani hari demi
hari seperti halnya dengan alam semesta yang senantiasa bergerak dan
berubah untuk mencapai keseimbangan baru.

Dalam menghadapi kehidupan kita sesungguhnya dapat belajar dari alam
di sekeliling kita. Karena alam mengajarkan banyak hal kepada kita
untuk menjadi lebih bijaksana dan lebih tegar dalam menghadapi
kehidupan. Seperti sebuah penggalan puisi yang berjudul Doa Seorang
Indian – an Indian Prayer –

Oh Great Spirit!
Whose voice I hear in the winds
And whose breath gives life to all the world.
Let me learn the lessons you have hidden in every leaf and
rock.

Memang naluri kita sebagai manusia adalah senantiasa belajar
dan mencari tahu tentang arti atau makna dari berbagai hal yang kita
lihat atau kita temui dalam kehidupan ini. Namun seringkali justru
naluri tersebut sering kita abaikan, sehingga kita tidak dapat
melihat apa dibalik peristiwa itu atau belajar dari setiap kesulitan,
tantangan ataupun kegagalan yang kita alami tersebut. Padahal sejak
jaman dahulu banyak sekali orang-orang bijak yang telah dapat
memahami dan mengerti hubungan antara alam dengan manusia. Ternyata
banyak sekali kesamaan antara alam semesta dengan manusia. Sebagai
contohnya: sekitar 70 persen permukaan bumi tertutup oleh air,
sisanya adalah daratan. Kitapun tahu bahwa tubuh manusia sebanyak 70
persen adalah air. Contoh lain adalah temperatur atmosfir bumi tetap
berada dalam keadaan konstan, demikian halnya dengan tubuh manusia.
Bahkan jika tubuh manusia dibagi menjadi partikel-partikel kecil
seperti atom, kemudian dibagi menjadi inti atom dan elektron, lalu
inti atom dibagi menjadi proton dan neutron, dan lebih kecil lagi
menjadi quark, maka sesungguhnya tubuh manusia memiliki konfigurasi
seperti alam semesta dengan galaksi dan tata surya.

Seorang pemenang hadiah Nobel, Murray Gell-Mann, yang menemukan Teori
Kompleksitas – mengatakan bahwa segala sesuatu di sekeliling kita
merupakan suatu sistem yang adaptif dan dapat mengatur dirinya
sendiri. Tuangkan segenggam pasir ke tanah, maka perlahan-lahan
pasir tersebut akan membentuk suatu keadaan yang tetap atau stabil.
Demikian halnya dengan dunia ini dan juga seluruh isinya bekerja
berdasarkan prinsip seperti pasir. Jika ada gangguan atau goncangan
sekeras apapun, maka cepat atau lambat akan mencapai keseimbangan
baru.

Alam dalam sejarah kehidupan manusia telah mengajarkan banyak
sekali hal kepada kita. Ada beberapa sifat-sifat yang dapat kita
pelajari dari alam yang dapat kita gunakan sebagai pedoman dalam
menjalani kehidupan ini.

Sifat-Sifat Alam

1. Sumber Daya Terbatas, Potensi Tak Terbatas

Segala sesuatu di dunia ini dibuat atau dibentuk dari sejumlah kecil
unsur. Misalnya dalam ilmu fisika dikenal bahwa semua zat dibentuk
dari partikel proton dan elektron. Dalam kimia kita ketahui bahwa
berbagai jenis bahan kimia terbentuk dari senyawa karbon dan
hidrogen. Lebih jauh lagi kita ketahui pula bahwa semua perhitungan
yang rumit dalam matematika, statistika maupun akuntansi keuangan,
pada dasarnya terdiri hanya sepuluh lambang angka. Berbagai karya
tulisan, sastra dan ilmu pengetahuan tersusun dari hanya 26 alfabet!
Demikian halnya musik baik itu berupa musik klasik, rock n roll, new
wave, pop tercipta dengan sebuah harmonisasi yang indah dari 7 nada
dasar.

Pelajaran apa yang dapat kita petik dari semua ini? Jawabannya
adalah Kreatifitas. Kita dapat menciptakan banyak hal dari sumber
daya yang terbatas dengan melakukan proses kreatifitas. Kreatifitas
berasal dari kata dasar kreatif yang memiliki akar kata to create
yang artinya mencipta. Inilah sesungguhnya Kuasa yang diberikan oleh
Tuhan (ingat bahwa we are given the authority to use the Power of
God – Kita diberikan wewenang untuk menggunakan Kuasa Tuhan). Inilah
yang membedakan manusia dengan ciptaan Tuhan yang lainnya. Kita
diberi kemampuan untuk mencipta, termasuk menciptakan realitas baru
dalam kehidupan kita. Sehingga apapun situasi atau keterbatasan
kita, kita memiliki potensi untuk menciptakan berbagai hal, termasuk
keberhasilan dan kebahagiaan dalam hidup ini. Kita tidak memerlukan
banyak sumberdaya untuk dapat menciptakan banyak hal yang memberi
arti bagi kehidupan.

Oleh karena itu penting sekali bagi kita untuk mulai belajar
mengembangkan kreatifitas dalam diri kita. Seorang anak kecil dapat
membuat berbagai macam bentuk dari misalnya 50 potongan lego.
Demikian halnya telah jutaan bahkan milyaran penemuan manusia yang
berasal dari unsur-unsur yang terbatas atau sederhana. Penemuan roda
yang berbentuk lingkaran misalnya telah menyebabkan terciptanya
ribuan bahkan jutaan produk seperti mobil, kereta api, sepeda, ban
berjalan, dan sebagainya.

2. Alam Senantiasa Mengalami Perubahan

Perubahan adalah salah satu sifat alam yang paling dasar. Alam
selalu dinamis dan senantiasa bergerak dan berubah. Demikian halnya
dengan manusia, seperti yang dikatakan oleh penulis buku
Psychocybernetics, Maxwell Maltz: " Fungsi manusia adalah seperti
sepeda. Kalau tidak bergerak maju dan melaju ke arah tujuan –
sasaran – dia akan berhenti dan jatuh". Jadi sebenarnya perubahan,
baik itu berupa krisis, kesulitan dan tantangan hidup adalah sesuatu
yang justru kita butuhkan agar kita senantiasa dapat hidup.
Perubahan atau krisis sesungguhnya adalah tanda kehidupan itu
sendiri. Kita hidup maka kita berubah dari waktu ke waktu, karena
sama seperti alam, kehidupan kita adalah dinamis dan senantiasa
bergerak dan berubah. Oleh karenanya dalam memandang setiap situasi
atau kesulitan hidup kita harus melihatnya sebagai proses belajar dan
bertumbuh ke arah yang lebih baik.

Hal yang dapat kita pelajari dari alam manakala menghadapi perubahan
adalah dengan menyambutnya dengan penuh antusiasme dan sukacita.
Kita harus dapat menerima bahkan menikmati setiap perubahan yang
terjadi dalam hidup kita agar kita dapat bertahan dan dapat melewati
setiap tantangan dan kesulitan untuk dapat bertumbuh dan berkembang.
Seringkali orang sukses adalah bukan mereka yang tidak pernah
mengalami tantangan atau kegagalan, melainkan mereka yang dapat
bertahan dalam melewati setiap proses kesulitan dan krisis dalam
hidup mereka. Betapa seringnya orang gagal dalam suatu hal, karena
mereka cepat menyerah. Seperti halnya air baru bisa mendidih setelah
mencapai temperatur 100 0 Celcius, demikian halnya dengan setiap
ujian atau tantangan yang kita hadapi meskipun nampaknya berbagai
usaha telah kita lakukan, jangan pernah menyerah karena siapa tahu
kita sudah mencapai 99 0 Celcius.

3. Alam Mengalami Berbagai Malapetaka

Sepanjang sejarah telah kita ketahui bahwa bumi atau alam secara
keseluruhan telah mengalami berbagai malapetaka entah itu berupa
ledakan gunung berapi, banjir, badai, hantaman meteor dari angkasa
luar, gempa bumi yang sedikit banyak telah mengubah wajah bumi.
Demikian halnya kitapun mengalami berbagai krisis entah itu berupa
krisis keuangan, kecelakaan, penderitaan, kehilangan orang yang kita
cintai, sakit parah, dan sebagainya. Seperti halnya bumi, sebagian
dari kita mungkin hancur dan tidak dapat sembuh, tetapi secara
keseluruhan hidup kita dapat kembali ke keadaan stabil. Ingat teori
kompleksitas, yang telah kita bahas sebelumnya, yang mengatakan bahwa
kita memiliki daya penyesuaian dan dapat mengatur sistem dalam diri
kita sendiri (self regulatory atau self managed). Ada sebuah
analogi yang mengatakan: "Beberapa bagian sebuah kapal, seperti
mesin kapal misalnya akan tenggelam kalau terpisah dari kapal, tetapi
ketika menjadi bagian dari keseluruhan kapal, justru mesin adalah
bagian utama yang menyebabkan kapal dapat mengapung dan bergerak di
atas lautan." Demikian halnya dengan kehidupan kita, ketika kita
mengalami krisis atau kecelakaan misalnya, ada beberapa bagian dari
tubuh kita atau perasaan kita yang terluka, tetapi kita secara
keseluruhan masih tetap bisa mengarungi kehidupan. Bahkan bagian
dari kita yang terluka justru merupakan pendorong bagi kita untuk
tetap menjalani kehidupan dengan lebih tegar.

Intisari dari pemikiran ini adalah kita harus senantiasa mengambil
hikmah dan belajar dari setiap perubahan atau malapetaka yang terjadi
dalam kehidupan kita, sebagaimana halnya alam yang senantiasa dapat
bertahan dan membentuk keseimbangan baru yang lebih baik.

Hukum-Hukum Alam

Segala sesuatu tercipta untuk bekerja berdasarkan fungsi-
fungsi tertentu. Semuanya bergerak berdasarkan aturan atau hukum-
hukum tertentu. Anda tidak dapat membalikkan pasang surut air laut
atau arah dari gerakan alam semesta. Justru kita harus menyesuaikan
diri dan mengikuti hukum atau aturan tersebut. Berikut ada beberapa
hukum alam yang perlu kita ketahui dan kita pelajari agar kita dapat
terus bertahan dalam hidup ini.

1. Hukum Keseimbangan (The Law of Balance)

Salah satu prinsip dasar kehidupan adalah keseimbangan. Keseimbangan
berfungsi seperti pilar bangunan. Jika pilar tegak dan kokoh, maka
seluruh bangunan dapat berdiri dengan kokoh, sebaliknya jika pilar
runtuh, maka seluruh bangunan juga akan runtuh. Oleh karena itu,
alam senantiasa berada dalam keseimbangan dan berada dalam situasi
terbaik dalam suasana keseimbangan. Terlalu banyak atau terlalu
sedikit dapat merusak seluruh sistem. Demikian halnya dengan tubuh
atau hidup kita. Kekurangan vitamin akan menyebabkan komplikasi
kesehatan. Terlalu banyak vitamin justru dapat merusak kesehatan
seperti rambut rontok, pandangan yang kabur, dan sakit kepala.
Contoh lain adalah tubuh kita memerlukan zat besi untuk membentuk sel-
sel darah merah, tetapi kebanyakan zat besi dapat mengganggu sistem
kekebalan tubuh kita.

Keseimbangan adalah hukum alam yang tidak bisa kita hindari. Oleh
karenanya penting sekali bagi kita untuk menciptakan keseimbangan
yang optimum. Antara kerja dengan istirahat atau relaks. Antara
urusan kantor dengan keharmonisan rumah tangga, antara pujian dan
teguran/kritik pada bawahan, dan sebagainya. Pujian bagi diri
sendiri amat kita perlukan untuk memelihara rasa percaya diri,
optimistik dan motivasi. Tetapi terlalu banyak memuji diri akan
menyebabkan kesombongan dan lupa diri. Teguran untuk diri sendiri
atau penyangkalan diri kita perlukan dalam rangka membentuk rasa
rendah hati dan mau belajar. Tetapi senantiasa menyalahkan diri
sendiri dapat berakibat rasa rendah diri (minder) dan sikap pesimis
yang berlebihan yang menghambat kita mencapai hal-hal terbaik dalam
hidup ini. Jadi dalam hidup kita perlu senantiasa menjaga
keseimbangan.

2. Hukum Pertumbuhan (The Law of Growth)

Alam senantiasa bertumbuh dan berkembang mengikuti hukum
pertumbuhan. Dalam dirinya alam memiliki energi untuk senantiasa
bertumbuh. Benih yang sepertinya benda mati, jika ditanam di dalam
tanah dapat tumbuh menjadi tunas dan berkembang menjadi pohon yang
besar dan rindang serta menghasilkan buah yang berguna bagi kehidupan
selanjutnya. Tetapi semuanya itu memerlukan proses, karena
pertumbuhan tidak dapat dipercepat atau diperlambat. Seorang petani
tidak bisa memaksakan benih yang dia tanam kemarin dapat segera
tumbuh keesokan harinya. Meskipun dia dapat mempercepat dengan
memberi pupuk dan input lain, namun tetap dia harus menunggu benih
tersebut menjadi tunas dan menjadi pohon. Demikian sebaliknya dia
tidak dapat menghentikan pertumbuhan tunas, ketika misalnya dia ada
keperluan lain sehingga tidak bisa berada di ladangnya untuk beberapa
waktu lamanya.

Intinya adalah pertumbuhan memerlukan waktu dan upaya. Jika kita
ingin misalnya dapat bermain golf, maka kita harus melalui proses
belajar dan latihan terus menerus agar kita dapat menguasai cara
bagaimana memukul bola golf dengan baik. Demikian pula jika kita
ingin memiliki relasi atau hubungan yang harmonis, kita memerlukan
waktu untuk membina hubungan tersebut. Jika dikatakan bahwa
perubahan andalah tanda pertumbuhan, maka agar kita dapat berubah
maka kita harus bertumbuh melalui proses belajar yang kita lakukan
seumur hidup.

3. Hukum Istirahat (The Law of Rest)

Istirahat adalah hal yang sangat penting untuk mempersiapkan diri
kita bertumbuh. Tubuh kita memerlukan istirahat untuk meremajakan
atau mengganti sel-sel tubuh yang telah rusak. Kita perlu
beristirahat untuk mengembalikan vitalitas dan kebugaran tubuh.
Sebuah lahan pertanian memerlukan waktu untuk di"bera"kan atau
didiamkan saja tanpa diolah dan ditanami setelah panen agar memberi
kesempatan kepada tanah untuk mengembalikan kesuburannya. Seorang
yang bekerja terus menerus akan berada dalam kondisi stres yang pada
gilirannya dapat menurunkan daya tahan tubuhnya, sehingga mudah
terserang berbagai penyakit. Demikian pula halnya dengan pikiran
kita, jika kita senantiasa berpikir logis dan rasional atau
senantiasa berada dalam keadaan beta (gelombang energi otak yang
tinggi) maka kita tidak bisa mencapai potensi terbaik kita. Karena
pembelajaran, kreatifitas, intuisi, penyembuhan alami terjadi pada
kondisi gelombang otak yang rendah (kondisi relaksasi sampai kondisi
tertidur lelap). Oleh karenanya kita perlu melakukan upaya
menurunkan frekuensi gelombang otak kita dengan melakukan relaksasi,
meditasi (dalam bentuk sembahyang, doa, dzikir, penyembahan dan
sebagainya), agar kita dapat memanfaatkan potensi pikiran bawah sadar
kita dengan optimal.

Hukum istirahat adalah keharusan bagi kita untuk bertumbuh dan
memelihara keseimbangan hidup. Hukum-hukum ini menyatakan agar kita
bertumbuh kita perlu berisitirahat untuk memelihara keseimbangan.
Jadi ketiga hukum ini sangat berkaitan erat satu sama lainnya.

4. Hukum Atropi (The Law of Atrophy)

Hukum Atropi merupakan kebalikan dari hukum istirahat. Hukum ini
berbunyi bahwa segala sesuatu akan mengalami degenerasi atau
kerusakan jika dibiarkan tidak digunakan atau tidak digerakkan untuk
waktu yang lama. Contohnya mesin mobil yang tidak pernah dipakai
atau dipanasi dalam waktu yang cukup lama akan mengalami kerusakan
dan tidak dapat lagi dipergunakan. Demikian halnya dengan sel-sel
otak yang lama tidak dipakai akan rusak dan mati sehingga semakin
lama kapasitasnya semakin berkurang, karena sel otak adalah satu-
satunya sel dalam tubuh yang tidak diganti jika mengalami kerusakan
atau mati, tetapi sebaliknya tidak akan pernah rusak jika senantiasa
digunakan untuk berpikir.

Lebih dari 80 persen manusia kehilangan daya cipta dan daya
imaginasinya pada saat mereka menjadi dewasa karena mereka tidak
pernah menggunakan otak kanan (otak kreatifnya) dan lebih banyak
menggunakan otak kiri (otak logika). Artinya hukum Atropi
menyadarkan kita untuk secara seimbang (hukum keseimbangan) untuk
menggunakan otak kiri dan otak kanan.

5. Hukum Newton Pertama: Tentang Gerak

Bagi sebagian besar orang, memulai atau mengawali segala sesuatu
nampaknya sangat sulit, padahal justru menghentikannya yang lebih
sulit. Hukum ini ditemukan oleh Sir Isaac Newton pada abad ke 18
yang mengatakan bahwa benda yang diam akan tetap diam kecuali ada
gaya untuk menggerakkannya. Tetapi benda yang telah bergerak tidak
dapat dihentikan kecuali oleh gaya yang lebih besar dengan arah yang
berlawanan. Sebagai contoh memulai menulis kalimat atau paragraf
pertama dari suatu artikel adalah suatu hal yang sulit, tetapi ketika
sudah mulai, maka proses itu akan mengalir dengan mudah sampai
artikel tersebut selesai.

Hal ini berkaitan erat dengan disiplin diri untuk melakukan sesuatu.
Gaya yang paling kuat yang dapat kita gunakan untuk melakukan sesuatu
adalah motivasi diri. Ada tiga jenis motivasi yang dapat mendorong
seseorang melakukan sesuatu, yaitu pertama adalah motivasi karena
ketakutan (fear motivation). Misalnya seorang bekerja dengan
motivasi agar tidak kehilangan pekerjaan yang berarti kehilangan
pendapatan dan status sosial. Motivasi jenis ini tidak cukup kuat
untuk menggerakkan seseorang mencapai hal terbaik dari pekerjaannya.
Motivasi kedua adalah motivasi yang didasarkan pada keinginan untuk
mencapai sesuatu (achievement motivation). Motivasi ini lebih besar
dorongannya dibandingkan motivasi ketakutan. Orang bekerja karena
ingin memiliki kehidupan yang lebih baik: rumah yang bagus, mobil,
jalan-jalan ke luar negeri, kebebasan finansial, dan sebagainya.
Sedangkan motivasi yang terbesar adalah motivasi yang berdasarkan
kasih (love motivation). Segala aktifitas kehidupannya didasarkan
pada motivasi untuk mengasihi orang lain. Dia bekerja karena ingin
memberi makna bagi kehidupan. Inilah merupakan motivasi yang tidak
akan dapat ditahan oleh berbagai tantangan dan kesulitan hidup.
Orang seperti ini telah menemukan misi hidupnya dan alasan bagi
setiap tindakan yang dilakukannya.

6. Hukum Sebab-Akibat

Hukum ini disebut juga Hukum Newton Ketiga. Segala sesuatu terjadi
akibat dari suatu kejadian atau tindakan sebelumnya. Apa yang anda
tabur, itulah yang akan anda tuai. Jika anda menabur kebaikan, maka
anda akan menuai kebaikan. Jika anda menabur kasih anda akan menuai
kasih. Jika anda ingin hubungan yang indah dengan pasangan anda atau
dengan sesama anda, maka tidak ada cara lain kecuali memberikan kasih
dan rasa memaafkan (love and forgiveness).

7. Hukum Efek Kumulatif

Hukum ini dapat dijelaskan sebagai berikut. Misalnya kita ingin
memecah batu yang cukup besar. Kita mulai memukul batu tersebut
dengan palu. Pada pukulan yang pertama tidak terjadi apa-apa,
demikian selanjutnya sampai pukulan ke seratus batu tersebut pecah.
Hal ini bukan berarti pukulan yang terakhir yang memecahkan batu,
tetapi akibat dari serangkaian pukulan sebelumnya. Hukum Efek
Kumulatif dapat didefinisikan sebagai penjumlahan total dari sejumlah
efek atau dampak yang timbul akibat serangkaian tindakan atau
peristiwa yang terjadi atau yang dilakukan oleh suatu obyek. Kata
kuncinya disini adalah kegigihan.

Jadi pada akhir tulisan ini saya ingin mengajak kita semua untuk
merenung dan belajar dari HIKMAT yang ada di alam dan lingkungan
sekeliling kita. Saya ingat dengan cerita tentang Nabi atau Raja
Sulaiman yang meminta hikmat dan kebijaksanaan kepada Tuhan, tetapi
justru mendapatkan juga kekayaan dan kejayaan serta panjang umur.
Jika kita senantiasa mengejar hikmat (artinya senantiasa belajar)
maka kesuksesan dan kebahagiaan akan menyertai hidup kita. Alam
telah menyediakan banyak hal untuk kita pelajari dan kita terapkan
dalam kehidupan sehari-hari. Mulailah dari diri kita sendiri, karena
dengan mengenali dan mengelola diri sendiri, kita dapat mengelola
alam semesta dan seluruh realitas kehidupan di sekeliling kita.

Jorganizer Hamdina
024-7060.9694

No comments:

Post a Comment

Tak ada gading yang tak retak, saran dan kritik akan kami terima dengan senang hati. Anda sopan kami segan.

Followers