Tiap kali karya fenomenal muncul, selalu saja dibarengi dengan berderet tanggapan. Entah itu berupa pujian, atau sebaliknya memberikan kritik tajam.
Tiap kali karya fenomenal muncul, selalu saja dibarengi dengan berderet tanggapan. Entah itu berupa pujian, atau sebaliknya memberikan kritik tajam. Kehadiran buku The Secret merupakan perwakilan dari yang saya sebut kali terakhir. Sebelum buku ini “dilahirkan”, The Secret, karya Rhonda Byrne menghentak nalar berpikir manusia kebanyakan. Dengan penuh keyakinan, Rhonda menunjukkan kepada khalayak bahwa apa yang olehnya sering disebut sebagai hukum daya tarik—law of attraction (LoA), memiliki sumbangsih besar dalam meramal masa depan seseorang.
Dalam pemahamannya ini, apa yang diinginkan seseorang untuk dimiliki bisa terwujud jika disertai keyakinan penuh. Jelasnya, dengan memusatkan pikiran kepada satu titik fokus permasalahan, akan berjalan seperti—kurang lebih apa yang diinginkan. Jika tak seratus persen didapat, paling tidak sebagian besar adalah sesuatu yang dapat diyakini berhasil.
Kemudian, apa yang hendak dikuak Karen Kelley dalam buku ini? Dalam pengantarnya, dengan tegas, ia tak percaya begitu saja terhadap klaim Rhonda akan kekuatan LoA. Bahwa dengan berpikir negatif, Anda menarik negativitas kepada Anda. Berpikirlah positif tentang sebuah hasrat, dan Anda akan menariknya. \"Sebenarnya, tidaklah sangat sesederhana itu\", tegasnya.
Ketertarikan Karen terhadap The Secret dapat dimaklumi dan sangat beralasan. Karena buku tersebut telah menempati meja penerbit di dua puluh negara yang sekaligus memboyong hak ciptanya. Tentu ini sangat mengesankan. Bagaimana tidak? Buku kecil tersebut mampu menjadi sangat fenomenal dalam waktu yang relatif singkat. Fakta pertama yang ia kuak adalah The Secret hadir pada waktu yang tepat. Awalnya, Rhonda melihat ada lubang di pasar, dan mengumpulkan semua informasi untuk selanjutnya dikemas sedemikian rupa agar bisa diakses dengan gampang.
Langkah pertama yang diambil adalah memolesnya dalam bentuk dokumenter. Ini menjadi sedemikian mengesankan karena dalam versi DVD, perlu diketahui versi buku The Secret adalah hasil olah dari sekeping DVD, dimunculkan tokoh-tokoh terkemuka Amerika Serikat. Sekadar informasi orang Amerika adalah yang paling penuh harapan di muka bumi. (hal 23). Oleh karenanya menjadi hal biasa ketika mereka mempunyai antusiasme tinggi melihat sebuah \"tawaran\" yang bisa membikin masa depan terlihat cerah. Menyimak fakta ini, keterkejutan saya terhadap saking banyaknya buku New York Times Bestseller mulai terkikis.
Kritik selanjutnya yaitu tentang sebuah contoh yang sangat menggelikan. Dan, Karen menolaknya secara lugas. Adalah pengaruh hukum LoA bahwa orang bisa menjadi gemuk sebab berpikir gemuk, dan bukan karena apa yang mereka makan. Sebaliknya, menurunkan berat badan menjadi hal yang mudah dengan tidak mengasosiasikan atau bahkan menatap orang yang berkelebihan berat badan. Ya, menggelikan memang. Bagaimana mungkin \"kekuatan pikiran\" yang daya jangkaunya hanya sebatas ruang kosong mampu berperan sejauh itu. Saya sendiri kesulitan mempraktikan contoh tadi.
Hal lain yang membangkitkan kemarahan banyak orang ialah bahwa Anda menciptakan realitas Anda sendiri, efeknya, bertanggung jawab atas setiap hal yang terjadi pada diri Anda, dari penyakit genetik hingga genosida (halaman 52). Apa yang muncul kemudian, jelas Karen, ialah gagasan yang sangat mengganggu, yakni bahwa Yahudi menciptakan Holocaust dan orang-orang Rwanda menyebabkan pembantaian mereka sendiri. Sampai sini, Karen menggugat kesalahan besar Rhonda bahwa gagasan yang terakhir ini adalah benar.
Ketidaksetujuan saya kepada Karen adalah saat ia menilai kesuksesan The Secret bukanlah gagasan yang diusung Rhonda. Akan tetapi apa yang ditawarkan jika seseorang mau membaca atau menonton The Secret. Benar memang, gagasan utama The Secret adalah merupakan gugusan ide zaman yang telah usang yang dibentuk sedemikian cantik menjadi barang antik yang patut dilirik. Betapa pun begitu kenyataannya, toh tak ada gagasan murni yang lahir tanpa satu pun referensi. Tegasnya, seberapa brilian suatu ide atau gagasan pastinya \"menjiplak\" apa yang telah dulu ada. Bukankah demikian? Smith pun demikian: \"The Secret adalah versi masa kini dari garis pemikiran yang sudah sangat lama\".
Setidaknya inilah yang terbaca setelah Karen mengulas bagaimana Rhonda menemukan gagasan ini. Rhonda Byrne memungut gagasannya ketika membaca karya Wallace D. Wattles berjudul The Science of Getting Rich. Mengenai siapa ia sebenarnya tak diketahui jelas siapa. Hanya saja, menurut sebuah surat, anak perempuannya Florence menulis Wattles lahir sebagai seorang Metodis pada 1860 dan menutup usianya pada 1911. Gagasan Wattles mewakili keseluruhan gerakan pemikiran yang terfokus pada sains dan kekuatan pikiran yang terbungkus dalam new thought. Dan nyatanya, inilah inti dari The Secret bukan?
Saya pun sepakat dengan John Gray bahwa rahasia sesungguhnya di balik The Secret adalah Rhonda Byrne sendiri. Ia bertutur: \"Sukses itu adalah contoh sempurna bagaimana Rhonda memanifestasikan visinya, apa yang tak biasa ialah bahwa dia memanifestasikan mimpinya, yaitu memberi tahu orang bagaimana memanifestasikan mimpi-mimpi mereka\". Ya, kesuksesan The Secret tak bisa dilepaskan dari \"tangan emas\" Rhonda dalam penggarapan bukunya.
*Ahmad Khotim Muzakka, pegiat pustaka Pesanggerahan Kalamende, Replika.com, Semarang