Suatu hari dalam perjalanan rutin di atas sepeda motor, seorang suami melontarkan teka-teki ringan pada istri yang membonceng di belakang
Sederhana saja.
" Jika kita ingin berwirausaha menjual 1000 pack Susu Kedelai dalam sebulan, dengan harga beli ke produsen @Rp. 1000,- dan harga jual ke pasaran @Rp. 2000,-, berapa modal yang kita butuhkan?"
Istri lalu menghitung-hitung:
Beli 1000 pack, @Rp.1000,- berarti modal yang dibutuhkan = 1000 x Rp.1000,- = Rp. 1.000.000,-
Yak, akhirnya sang istri menyampaikan jawabannya dengan tegas dan yakin, perlu modal Rp. 1.000.000,- .
"Wah besar juga ya?!" Kata istri.
Kata suami, " Nggak gitu juga, sebenernya kita cuma butuh modal Rp.30.000,- an saja kok"
"Kok bisa?", cecar istri.
" Iya de'..." jawab suami
" Tadi kan Mas bilang target penjualannya 1000 pack dalam sebulan. Berarti jika kita asumsikan dalam sebulan kita berjualan 30 hari, maka target penjualan seharinya hanya: 1000:30 = 33 pack (kurang lebih)"
" Nah, modal yang kita butuhkan sesungguhnya hanyalah modal untuk membeli 33 pack susu itu di awal
= 33 x Rp.1000,- = Rp.33.000,-"
Yak, cuma Rp.33.000,- saja.
Kenapa begitu?
Karena jika pada hari pertama itu kita bisa menjual seluruh susu yang kita beli dengan harga @Rp.1000,- tadi, uang yang kita dapatkan pada hari pertama itu adalah Rp.2000,- x 33 = Rp.66.000,-.
Dengan Rp. 66.000,- yang kita dapatkan itu, kita bisa membeli modal susu untuk hari berikutnya tanpa mengeluarkan uang dari kas keluarga, bahkan ada untung sebesar Rp. 33.000,- .
Begitu seterusnya sampai hari ke-30.
Di akhir bulan, kita akan berhasil menjual 1000 pack susu dalam sebulan hanya dengan modal Rp.30.000-an saja, bukan Rp. 1.000.000,-
Bahkan seandainya tidak bisa menjual semuanya sekalipun, menjual separonya sudah cukup untuk membeli modal susu hari berikutnya.
Pembahasan
Modal memang selalu menjadi momok bagi mereka yang ingin memulai berwirausaha. Karena merasa tidak memiliki modal yang cukup, seorang menjad ragu-ragu dan akhirnya membatalkan keinginannya berwirausaha. Padahal sesungguhnya, modal bukanlah suatu yang perlu dikhawatirkan, melainkan perlu disiasati dan dihitung dengan cara yang benar!
Kita memang perlu berhitung dalam berwirausaha, tapi hitungan model otak kanan, bukan otak kiri.
Perbandingannya dapat anda lihat dalam ilustrasi di atas tadi. Ternyata selisih hitungan otak kiri sangat jauh dengan selisih hitungan otak kanan.
Padahal hitungan inilah yang akan mempengaruhi seseorang untuk memutuskan: jadi atau tidak untuk berwirausaha.
Ilustrasi di atas membuktikan bahwa untuk mencapai target penjualan dan keuntungan yang lumayan besar ternyata tidak membutuhkan modal yang besar. Bahkan bisa pula dijadikan nol modal, apabila kita bisa membeli dengan cara hutang kepada produsen susu kedelai yang bersangkutan.
Jadi modal awalnya nol (karena hutang), kemudian dilunasi setelah berjualan di hari pertama, selanjutnya beli dengan uang hasil penjualan di hari2 berikutnya.
Baik produsen maupun kita sama2 untung kan?!
Jadi begitulah!
Bisnis itu mudah, makanya jangan dibikin susah!
Mari berwirausaha mulai saat ini juga untuk maju bersama.
Salam wirausaha!