Showing posts with label 16 Strategi Zhuge Liang. Show all posts
Showing posts with label 16 Strategi Zhuge Liang. Show all posts

Tuesday, May 10, 2011

16 Strategi Zhuge Liang

Zhuge Liang (Hanzi: 诸葛亮) (181–234 AD) adalah ahli strategi militer Tiongkok yang terkenal pada periode Tiga Kerajaan (220–280 AD). Ia menjabat sebagai perdana menteri Shu Han dengan kaisarnya bernama Liu Bei. Ia bernama lengkap Zhuge Kongming dan nama julukan Wòlóng, juga dikenal sebagai Cukat Liang atau Kong Beng di kalangan Tionghoa Indonesia. Ia adalah salah satu tokoh sentral di balik berdirinya Tiga Kerajaan.1. Memerintah Negara

Menjadi setepat Bintang Utara. Tahukah Anda bahwa memerintah negara sama seperti mengurus keluarga? Anda harus memiliki dasar yang benar. Sekali Anda benar, sisanya tidak akan salah. Dasar dari suatu keluarga adalah kepala keluarga, dasar dari suatu negara adalah kepala negara. Dalam memerintah negara, pemerintah sama seperti Bintang Utara, memimpin jalan. Karena itu, kepemimpinan yang kuat dan stabil serta rencana yang matang merupakan dasar bagi pertumbuhan suatu negara atau organisasi. Setiap negara yang kuat dan makmur selalu memiliki penguasa yang bijak. Seperti Bintang Utara, posisinya harus tetap benar untuk memberikan arah. Ia yang tak tentu arah, bodoh, dan pengecut, akan gagal dalam apa pun yang dilakukannya. Sebenarnya, kepemimpinan yang baik dan mantap tak dapat dipisahkan dalam suatu organisasi bisnis. Pemimpin harus sanggup menangkap kesempatan yang muncul dan menyelesaikannya.

2. Hubungan antara Penguasa dan Bawahan

Jadikan rasa hormat dan kesetiaan penghubung antara penguasa dan bawahannya. Penguasa harus memperlakukan bawahan dengan baik. Bawahan harus melayani penguasa dengan setia. Penguasa harus memperlakukan bawahan dengan adil. Bawahan harus melayani penguasa dengan patuh. Penguasa tidak hanya memerintah bawahan, tapi juga menunjukkan perhatian, perlindungan dan penghargaan. Seorang penguasa harus baik terhadap bawahan dan menghormati perasaannya. Bawahan harus menganggap kesetiaan sebagai kebajikan. Penguasa yang tidak mempercayai bawahan akan berakhir sendirian. Seorang penguasa yang bekerja dengan dekat dan rajin bersama bawahan akan selalu harmonis. Ini juga berlaku bagi seluruh eselon dari sebuah perusahaan.

3. Memperhatikan dan Mendengarkan

Menjadi pemimpin yang menguasai situasi dengan baik. Seorang penguasa harus membuka lebar mata dan telinga agar dapat menguasai situasi negara dengan baik. Anda tidak dapat mengatakan berpandangan tajam jika tak bisa melihat kesulitan bawahan. Anda tak bisa menyatakan berpendengaran tajam jika tak bisa mendengar rintihan bawahan.

4. Menerima Saran

Menerima ide orang lain. Kata-kata manis tidak dalam tapi dangkal. Seorang penguasa bijak harus bisa menerima saran, ide bahkan kritik dari orang lain. Seorang penguasa yang cakap harus mempunyai pegawai yang jujur dan lurus di sampingnya. Seorang penguasa yang bodoh hanya memiliki bawahan yang penjilat di sekitarnya. Obat yang baik terasa pahit dan saran yang baik juga demikian. Sungguh terpuji seseorang yang berkedudukan tinggi seperti Kaisar / GM dapat menerima kritik pedas.

5. Memahami

Memahami masalah sepenuhnya dan membuat batasan antara yang benar dan yang salah. Pejabat yang setia dan yang jahat berbeda tapi sulit mengatakannya dari penampilan saja. Orang akan salah jika hanya mendasarkan pada perkataan dan sikap luar saja. Seorang penguasa harus berhati-hati saat memutuskan apakah benar atau salah.

6. Mengatur Orang

Didiklah rakyat untuk memenangkannya. Seorang penguasa harus membiarkan bawahannya mengetahui tujuan dan rencananya sehingga mereka memahami kebijakan pemerintah. Pemerintah harus pertama-tama mendirikan seperangkat hukum yang jelas. Hukum harus diketahui sampai ke seluruh negeri. Bila rakyat bersatu, mereka dapat memenangkan pertempuran. Seorang pemimpin harus membuat rakyatnya mengerti dengan jelas kebijakan dan tujuan pemerintah. Hanya dengan demikian ia mendapat dukungan dan pengertian rakyatnya.

7. Pemilihan Orang

Carilah yang berguna dan pekerjakan yang bebakat. Salah satu cara penting memerintah negara adalah menempatkan orang yang mampu dan jujur pada posisi kunci untuk mengatasi penjilat yang licik dan penjahat yang tamak. Inti dari memelihara kesehatan adalah pengaturan nafas dan membangun energi vital. Inti dari memerintah negara adalah mencari yang berguna dan mempekerjakan yang cakap. Negara dengan pemimpin yang cakap adalah seperti rumah yang ditopang tiang-tiangnya.

8. Evaluasi Kinerja

Promosikan yang berjasa dan pecat yang kurang mampu. Jika seorang penguasa ingin istananya bersih dari korupsi dan negaranya kuat dan makmur, penting untuk mengevaluasi kinerja bawahannya. Kriteria apa yang dipakai dalam menaikkan pangkat atau memecat pejabat? Kriterianya adalah apakah mereka dapat memberikan kontribusi bagi keberhasilan organisasi. Sangat berbahaya jika dipengaruhi oleh perasaan dan kesukaan pribadi.

9. Administrasi Militer

Rencanakan dengan baik dan menangkan dengan strategi yang benar. Memobilisasi tentara, memulai peperangan dan membela negara merupakan masalah penting yang tak boleh diputuskan tergesa-gesa.

10. Hadiah dan Hukuman

Berikanlah hadiah dan hukuman untuk membentuk pemerintahan yang bersih dan efesien. Hadiah tak tergantung pada kedudukan tapi jasa Anda. Hukuman harus dilaksanakan tanpa pengecualian. Penguasa yang baik akan mendorong orang-orangnya mengemukakan pendapat dengan memberikan hadiah dan hukuman. Hasilnya, orang-orangnya dapat memberikan bantuan terbaik dalam usaha menyatukan negara.

11. Saat Emosi

Jangan menuruti emosi. Seorang penguasa harus tetap bisa menguasai emosinya dan mengendalikan diri. Seorang penguasa harus berwibawa dan tak cepat marah. Dia boleh menunjukkan kemarahan tapi tidak kehilangan akal sehat. Ia boleh bergembira tapi tidak berkelebihan. Ia juga tak boleh tenggelam dalam masalah pribadi dan melupakan pemerintahan negara.

12. Mengendalikan Kekacauan

Berhati-hati saat menghadapi situasi kacau. > Apa yang harus dilakukan saat pemerintahan sedang kacau? Pertama, kurangi jumlah staf dan kenakan disiplin ketat. Ok, segera dilakukan. Jika perbaikan tidak dilaksanakan dengan benar atau terburu-buru, akan terjadi kekacauan yang lebih besar. Reformasi harus dilaksanakan dengan hati-hati sesuai dengan kondisi yang ada di negara dan keinginan rakyat.

13. Pendidikan dan Perintah

Koreksi diri sebelum mengeluarkan perintah. Seorang penguasa yang malas tapi keras terhadap bawahan berarti menerapkan kebijakan yang buruk. Seorang penguasa yang tegas pada dirinya sebelum mengeluarkan perintah kepada bawahan berarti mempraktikkan kebijakan yang baik. Seorang penguasa yang tidak mempraktikkan apa yang dikatakannya akan kesulitan menerapkan perintah. Bila perintah tak dilaksanakan akan terjadi kekacauan. Penting untuk memberi contoh. Koreksi dirimu sebelum mengoreksi orang lain. Ini adalah prinsip kepemimpinan yang sederhana dan efektif tapi sering dilupakan.

14. Menghadapi Kesulitan

Bertindak tepat mengatasi masalah sebelum berkembang. Negara harus punya hukum seperti keluarga mempunyai peraturan. Hukum dan peraturan harus dipatuhi sejak dibuat. Jika melakukan tindakan yang benar sejak awal, tidak akan mengalami begitu banyak kerugian / kesulitan.

15. Melihat ke Depan

Berpandangan jauh ke depan dan membuat rencana dengan teliti. Seorang penguasa yang berpandangan pendek atau tidak membuat rencana dengan teliti akan penuh kecemasan.

16. Pengamatan

Membuat komitmen untuk sukses. Anda tak perlu pergi ke sungai untuk mandi bila Anda dapat mencuci kotoran di tubuh Anda sendiri. Anda tak perlu kuda unggulan selama ia dapat berlari cepat. Seorang penguasa harus menempatkan orang yang berbakat sehingga mereka dapat melakukan yang terbaik demi negaranya, tidak perduli status ekonomi dll. Orang yang berbeda memiliki pengalaman dan kemampuan yang berbeda pula. Pemimpin yang pintar harus mempergunakan sepenuhnya bakat berbagai orang tersebut untuk mengatasi kesulitan. Kelihatannya setiap orang memiliki kesempatan untuk berhasil. Kita tak boleh menyerah begitu saja.

Followers