Sejarah tidak berbohong. Kekuatan militer amat signifikan untuk mendukung diplomasi. Pada zaman Sukarno pertengahan 50-60-an kekuatan militer Indonesia sangat besar sampai Amerika segan. Presiden Eisenhower maupun penerusnya Kennedy amat memperhitungkan Indonesia. Kennedy mendesak Belanda agar segera angkat kaki dari Papua Barat. Tetapi operasi intelijen untuk menggulingkan Sukarno yang kekiri-kirian jalan terus sampai 1965.
Amerika menolak rencana pembelian senjata RI untuk menghadapi Belanda yang masih bercokol di Papua. RI yang terlalu kuat juga membahayakan kepentingan Inggris di Malaya yang oleh Sukarno dianggap sbg proyek nekolim. RI berpaling ke Uni Soviet dan membeli senjata dan peralatan perang besar-besaran. Namun secara politis RI cenderung ke RRC. Terbentuklah poros Jakarta-Hanoi-Peking-Pyongyang.
Kini negara dengan kekuatan militer besar, perekonomian kuat, mengembangkan nuklir dan menguasai iptek yang disegani Amerika, tak mau didikte the Yankee adalah RRC dan Iran.
Bagaimana dg Indonesia kini? Siapa yang gentar dan memperhitungkan Indonesia?
No comments:
Post a Comment
Tak ada gading yang tak retak, saran dan kritik akan kami terima dengan senang hati. Anda sopan kami segan.