Wednesday, April 6, 2011

Hati-hati Penumpang: di Indonesia, 27 Pesawat Boeing Diduga Retak Body

JAKARTA (Pos Kota) – Sekurangnya 27 Pesawat Boeing 737 seri klasik (737-500,400 dan 300) yang beroperasi di Indonesia dicurigai keretakan body. Oleh karena itu, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) akan memeriksa pesawat jenis tersebut yang ada di empat maskapai nasional.

Kepala Pusat Komunikasi (Kapuskom) Kemenhub Bambang S Ervan mengatakan, empat maskapai yang mengoperasikan pesawat tersebut yakni Garuda Indonesia Tbk (Garuda), Batavia, Sriwijaya dan Travera. “Kita tidak ingin apa yang dialami penerbangan Southwest di Amerika Serikat terjadi di Indonesia,”jelas Bambang.

Bahkan untuk mencegah terjadinya kecelakaan, pihak otoritas penerbangan sipil Amerika Serikat (Federal Aviation Administration/FAA) telah mengeluarkan surat resmi, agar seluruh pesawat itu diperiksa total dan tidak boleh dioperasikan. Peswat klsik itu diketahui mengalami keretakan pada bagian atap pesawat, yang sangat membahayakan penerbangan.

Menurut Bambang, surat Dirjen Perhubungan Udara yang dilayangkan kepada empat maskpai itu, sifatnya pencegahan dan bukan karena ada masalah di tanah air.“Pengcekan itu perlu dlakukan bukan karena ada masalah,”kata Bambang.

Pengecekan pesawat tersebut dilakukan menggunakan alat sensor. Karena bila melihat langsung, bisa jadi kalau ada kerusakn kecil tidak bisa terlihat. Mewaspadai terhadp berbagi potensi yang dicurigai menggnggu keselamatan penerbangan wajib dilakukan.

Jenderal Indonesia National Air Cariers Association (INACA) Tengku Burhanudin mengatakan, keretakan body pesawat Boeing seri klasik seperti dialami maskapai penerbangan Southwest di Amerika tersebut wajib diwaspadai. Regulator harus memerintahkan semua mskapai yang mnopersikan pesawat jenis itu melakukan pemeriksaan.

Dikatakan, soal keselamatan penerbangan adalah angka mati yang tidak bisa ditunda- tunda lagi. Karena bisa saja maskapai penerbangannya tidak tahu kalau ada keretakan, sehingga regulator wajib mengingatkan.

http://www.poskota.co.id/berita-terk...uga-retak-body

FAA Perintahkan 175 Unit Boeing 737 Diperiksa

Selasa, 05 April 2011 08:19 WIB

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Badan Penerbangan Federal Amerika Serikat (US Federal Aviation Administration/FAA) Senin mengatakan, pihaknya akan memerintahkan pemeriksaan pada sekitar 175 pesawat Boeing 737 yang lebih tua di seluruh dunia, setelah pecahnya badan sebuah pesawat memaksa sebuah penerbangan Southwest Airlines melakukan pendaratan darurat.

"FAA akan mengeluarkan instruksi darurat besok yang akan meminta operator dari model spesifik Boeing 737 untuk melakukan pemeriksaan elektromagnetik awal dan berulang-ulang untuk kerusakan akibat kelelahan," kata pemerhati penerbangan dalam sebuah pernyataan.

Aksi ini pada tahap awal akan diterapkan terhadap total sekitar 175 pesawat di seluruh dunia, 80 di antaranya terdaftar di AS, kata FAA.

Kebanyakan dari mereka dioperasikan oleh Southwest Airlines, tambahnya. "Keselamatan adalah prioritas kami nomor satu," kata Menteri Transportasi AS Ray LaHood dalam pernyataannya.

"Insiden Jumat lalu itu sangat serius dan dapat mengakibatkan tindakan tambahan tergantung pada hasil penyelidikan." Tak satu pun dari 123 orang dalam penerbangan Southwest 812 terluka serius saat sebuah lubang merobek badan pesawat pada pesawat terbang 737-300 Jumat dari Phoenix, Arizona, ke Sacramento, California.

Lubang itu menyebabkan tiba-tiba kehilangan tekanan di kabin, memicu sebuah perjalanan yang mengerikan melihat para penumpang memegang masker oksigen karena pilot membawa pesawat menjadi turun dengan cepat.

Pesawat mendarat tanpa insiden di sebuah pangkalan militer Arizona dengan lima kaki hingga satu kaki (1,5 meter hingga 0,3 meter) pecah di atap. Southwest menarik 79 Boeing 737-300 keluar dari layanan, membatalkan ratusan penerbangan, untuk memeriksa mereka untuk "skin fatigue".

Direktif FAA akan mewajibkan pemeriksaan menggunakan teknologi elektromagnetik, di daerah-daerah tertentu pada badan pesawat Boeing 737 tertentu pesawat pada seri -300, -400 dan -500 yang telah mengakumulasi lebih dari 30.000 siklus penerbangan.

Administrator FAA Randy Babbitt mengatakan pemeriksaan dirancang untuk mendeteksi retak yang tidak bisa terlihat dengan pemeriksaan visual. Pihaknya kemudian akan meminta pemeriksaan ulang secara berkala.

"FAA memiliki program yang komprehensif untuk melindungi pesawat komersial dari kerusakan struktur dengan bertambahnya usia mereka," katanya. Southwest menjalankan semua armada -737 dari 548 pesawat Boeing, dengan usia rata-rata usia 11,2 tahun.

Itu meliputi sekitar 170 Boeing 737-300, yang tertua di armadanya, yang diproduksi pada 1984-1999. Boeing mengatakan, pihaknya bekerja sama dengan Dewan Keselamatan Transportasi Nasional (NTSB) menyelidiki insiden itu dan FAA serta Southwest membantu dalam pemeriksaan itu.

"Berdasarkan informasi dari penyelidikan NTSB dan inspeksi Southwest, Boeing sedang mempersiapkan sebuah buletin layanan yang akan merekomendasikan inspeksi bersama atas pesawat terbang 737-300/400/500 tertentu," kata juru bicara Boeing, Doug Alder, dalam sebuah pernyataan.

"Proses ini lama, di mana produsen, operator dan regulator bekerja sama, membantu memastikan bahwa keselamatan pada pesawat penumpang jet komersial di dunia berlanjut pada tingkat tertinggi," kata Alder.

http://www.republika.co.id/berita/in...-737-diperiksa

Pemerintah Periksa 23 Unit Boeing 737 yang Beroperasi di Indonesia

Rabu, 06 April 2011 | 06:22 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta - Kementerian Perhubungan meminta maskapai segera memeriksa kondisi pesawat Boeing seri klasik yang mereka miliki. Permintaan tersebut muncul setelah ada insiden keretakan atap pada Boeing 737-300 di Amerika Serikat. Insiden itu lalu diikuti dengan instruksi dari Badan Penerbangan Federal Amerika yang memerintah semua pesawat Boeing 737 seri klasik, seri 300 sampai 500.

"Kami sudah mengimbau maskapai yang memiliki Boeing seri klasik agar melakukan pemeriksaan. Ini sebagai bagian dari tindakan pencegahan," kata juru bicara Kementerian Perhubungan, Bambang S. Ervan, kepada Tempo di Jakarta kemarin.

Menurut Bambang, pencegahan perlu dilakukan sambil menunggu buletin mengenai perawatan pesawat dari pabrikan Boeing. Jika dalam pemeriksaan ditemukan keretakan, Kementerian bakal melarang penggunaan pesawat jenis itu sementara waktu.

Retaknya atap Boeing 737-300 itu pertama kali ditemukan Jumat pekan lalu. Ditemukan keretakan yang melebar menjadi lubang sepanjang 152 sentimeter di atap pesawat milik maskapai Southwest Airlines. Akibatnya, pesawat Boeing 737-300 ini terpaksa mendarat di sebuah pangkalan militer. Setelah itu, Badan Keselamatan Penerbangan Amerika pun
memerintahkan pemeriksaan 175 pesawat Boeing seri klasik di seluruh dunia.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Maskapai Penerbangan Komersial (INACA) Tengku Burhanuddin mengatakan hampir semua maskapai di Indonesia punya Boeing 737 seri klasik. "Kalau pabrik Boeing yang meminta, bisa saja dilakukan pemeriksaan," ujar Burhanuddin.

Bambang menyebutkan di Indonesia terdapat 102 unit Boeing seri klasik jenis 737-400, 737-400, dan 737-500. Dari jumlah itu, produsen Boeing hanya meminta pemeriksaan terhadap 23 unit. Permintaan tersebut sesuai dengan manufacture line number yang dikeluarkan oleh Boeing.

Saat ini ada empat maskapai Tanah Air yang memiliki pesawat dengan manufacture line number yang masuk daftar pengawasan Boeing. Keempat maskapai itu adalah Garuda Indonesia (punya 18 unit), Batavia Air (2 unit), Sriwijaya Air (2 unit), dan Travira Air (1 unit).

Sejumlah maskapai segera merespons imbauan Kementerian. PT Garuda Indonesia sudah melakukan pemeriksaan pandangan mata atau visual terhadap lima dari 14 pesawat Boeing 737 seri klasik yang dioperasikan.

"Garuda akan melaksanakan pemeriksaan lebih lanjut sesuai dengan rekomendasi Boeing," kata juru bicara Garuda Indonesia, Pujobroto. Dalam pemeriksaan lanjutan, Garuda akan menggandeng perwakilan Boeing di Garuda Maintenance Facility.

Pemeriksaan visual pun sudah dilakukan Sriwijaya Air terhadap potensi keretakan di badan pesawat. "Hasilnya clear, tak ditemukan apa-apa," kata juru bicara Sriwijaya Air, Agus Soedjono.

Batavia Air bakal mematuhi aturan yang dikeluarkan otoritas Boeing dan pemerintah. "Kami akan mengikuti imbauan karena ini bertujuan untuk keselamatan penerbangan. Tapi kami selalu melakukan pemeriksaan secara berkala," ujar juru bicara Batavia, Eddy Haryanto.

http://www.tempointeraktif.com/hg/bi...325456,id.html

Damage caused to Aloha Airlines Flight 243 737-200 in 1988 after a mid-flight, explosive decompression blamed on adhesives and rivets. (Photo: US NTSB.Source).

Penyebab Lubang Atap Pesawat Diselidiki

Minggu, 03/04/2011 | 00:28 WIB

Badan Keselamatan Transportasi Nasional Amerika sedang menyelidiki penyebab lubang pada panel atap pesawat Southwest Airlines dalam penerbangan dari Phoenix ke Sacramento, California, Jumat (1/4), seperti dilansir BBC.

Jurubicara Badan Penerbangan Federal, FAA, Ian Gregor mengatakan penyelidikan dilakukan oleh Badan Keselamatan Transportasi Nasional dan juga oleh penyelidik dari FAA Phoenix.

Para penumpang mendengar bunyi keras ketika panel bagian atas menganga dan mereka diperintahkan untuk mengenakan masker oksigen ketika pilot menerbangan pesawat dalam posisi menukik dan melakukan pendaratan darurat di pangkalan militer di Arizona.

Lubang pada panel atap persis di atas tempat penyimpanan bagasi itu menyebabkan tekanan udara kabin langsung berkurang. Southwest Airlines mengatakan seluruh penumpang yang berjumlah 118 orang tidak mengalami luka dan hanya seorang awak kabin yang mengalami luka ringan.

Penyebab tekanan udara berkurang secara tiba-tiba belum diketahui sejauh ini. "Kami tidak tahu apa yang menyebabkan tekanan udara berkurang," kata jurubicara Badan Penerbangan Federal, Ian Gregor.

Gregor menambahkan pilot pesawat dengan cepat menurunkan pesawat dari ketinggian 36.000 kaki ke 11.000 kaki.

Insiden terjadi ketika pesawat Boeing 737 baru saja meninggalkan Phoenix dan menurut para penumpang, langit bisa terlihat jelas dari lubang yang menganga.

"Panel atap tidak semuanya lepas. Kelihatan seperti dirobek. Dari lubang terlihat langit," kata Brenda Reese.

No comments:

Post a Comment

Tak ada gading yang tak retak, saran dan kritik akan kami terima dengan senang hati. Anda sopan kami segan.

Followers