Membuat proposal bukan saja membutuhkan kejelian dalam menyelaraskan antara jenis projek (penelitian) dengan tujuan projek yang sesungguhnya, namun ada beberapa kiat atau jurus agar tidak salah sasaran.
Jurus-jurus jitu tersebut dilakukan untuk menyukseskan proposal sehingga dapat diterima oleh lembaga-lembaga donor yang berkaitan dengan projek penelitian, terutama lembaga-lembaga donor nasional maupun internasional.
Hal tersebut diungkapkan Prof. Dr. H. Rully Indrawan, M.Si., Pembantu Rektor II Universitas Pasundan (Purek II Unpas) dan Dr. Ir. Wisnu Cahyadi, M.Si (dosen Fak. Teknik Unpas) yang tampil bersamaan membawakan makalah berjudul "Langkah Jitu Dalam Penyusunan Proposal Proyek Penelitian", dalam acara lokakarya nasional bertema "Kiat Penyusunan Proposal Penelitian yang Efektif", diselenggarakan Lembaga Penelitian (Lemlit) Unpas Bandung, Sabtu (23/7) di Hotel Mitra Bandung.
Tampil sebagai pembicara lainnya adalah Prof. Dr. Mochammad Munir (Direktur Pembinaan Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Dirjen Dikti), H. Bana G. Kartasasmita, Ph.D (Member of AMINEF Board of Management & Senior Consultant LAPI - ITB), dan Andi Eka Sakya (Deputi Bidang Program Riptek Kementerian Riset dan Teknologi).
"Jika ingin sukses, proposal yang akan diajukan haruslah meyakinkan. Menulis proposal tidak boleh asal-asalan, banyak aspek dalam proposal yang perlu diperhatikan. Proposal harus mempunyai dasar-dasar yang bisa memengaruhi lembaga donor. Mereka membutuhkan keyakinan bahwa dana yang mereka berikan akan banyak bermanfaat bagi semua pihak (stakeholders) dan jatuh pada lembaga yang tepat," paparnya.
Hal senada juga dikatakan H. Bana G. Kartasasmita. Mengapa banyak proposal ditolak? Di antaranya, karena permasalahan kurang strategis, hipotesis kurang kuat, permasalahan lebih rumit, permasalahan terlalu berlingkup kecil, masih diperlukan pilot studi, riset terlalu banyak komponennya, pernyataan proposal lemah tidak jelas tujuannya, dan banyak hal lainnya yang membuat proposal ditolak.
"Untuk itu, ada beberapa tip yang perlu dipegang, yaitu penuhi semua ketentuan pedoman pengajuan proposal, sesuaikan proposal kepada pola kerja dan prioritas penyandang dana, sesuaikan proposal dengan metode dan standar penelitian yang akan dihadapi, serta gunakan kalimat berita yang pendek dengan kata-kata yang tegas dan bernada positif. Di samping itu, berikan dokumentasi data dan statistik mutakhir, berikan kesan kepada penyandang dana bahwa dana yang diminta adalah investasi bukan hibah atau derma," urainya.
Peserta membludak
Lokakarya yang diikuti peserta dari Banda Aceh, Pontianak, Jakarta, Surabaya, dan Jawa Barat ini, menurut Ketua Lemlit Unpas, H. Aan Burhannuddin, S.H., M.H., benar-benar di luar dugaan, pesertanya membludak. Akibatnya, banyak calon peserta yang terpaksa ditolak karena sudah melebihi kapasistas yang telah ditentukan. Di samping itu, hal yang akan dicapai dalam lokakarya ini adalah nilai kualitasnya bagi para peserta.
"Apa yang dilakukan Unpas dengan aktivitas akademiknya ini jelas memberi pengaruh yang cukup besar bagi Unpas sendiri, terlebih dengan hadirnya peserta lokakarya dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia ini akan semakin mengangkat citra Unpas. Di samping itu, lokakarya ini adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan penelitian dengan meningkatkan kualitas penulisan proposal penelitian sehingga memiliki daya saing dalam kompetensi penilaian proposal penelitian, yang diselenggarakan oleh berbagai lembaga untuk mendapatkan dana penelitian," ujarnya.
Sementara itu, Prof. Dr. Mochammad Munir menjelaskan, kondisi objektif saat ini adalah budaya meneliti masih belum berkembang terutama pengabdian kepada masyarakat dan kreativitas mahasiswa di sebagian besar perguruan tinggi, termasuk budaya menulis artikel ilmiah masih perlu didorong secara terus-menerus. Masih besarnya ketimpangan (disparitas) kemampuan melaksanakan penelitian, pengabdian kepada masyarakat, dan kreativitas mahasiswa antarperguruan tinggi.
"Di samping belum berkembangnya budaya kemitraan antarperguruan tinggi dengan industri, pemerintah daerah dan masyarakat, serta lembaga-lembaga internasional dalam kegiatan penelitian, juga masih terbatasnya jejaring informasi dan kelembagaan penelitian dan pengembangan, baik di tingkat nasional, regional maupun internasional," ungkapnya. (A-73)***
No comments:
Post a Comment
Tak ada gading yang tak retak, saran dan kritik akan kami terima dengan senang hati. Anda sopan kami segan.