Perusahaan yang melakukan Reprosesing Olie
Bekas untuk dijadikan bahan baku campuran ( blending ) Oli komersil , yaitu :
1. P.T.Wiraswasta Gemilang ----> lokasi di Bekasi mengolah Oli bekas untuk bahan
baku campuran oli komersil merknya : Penzoil.
2. P.T.Agip Lubrindo Pratama----> lokasi Pandaan Jawa Timur mengolah oli bekas
untuk bahan baku campuran oli komersil merknya : Agip.
Daur Ulang oli Bekas
Oli bekas yang selama ini kita kenal selama ini selalu kita buang. Ternyata oli bekas bisa didaur ulang dan bisa dimanfaat kan lagi.
Proses Pengolahan Oli Bekas
Tahap pertama merupakan pemisahan air dari oli bekas, proses ini menghasilkan limbah air yang berasal dari campuran oli bekas.
Tahap kedua memisahkan kotoran dan aditif nya (penambahan bahan kimia). Tahap ketiga dilakukan untuk perbaikan warna, mengasilkan bahan dasar pelumas (bdp) dan limbah lempung. Yang terakhir mengolah bahan dasar menjadi pelumas atau disebut juga dengan blending.
Tiga Tahapan Daur Ulang oli Bekas
Cara pertama, daur ulang oli bekas menggunakan asam kuat untuk memisahkan kotoran dan aditif dalam oli bekas. kemudian dilakukan pemucatan dengan lempung. Produk yang dihasilkan bersifat asam dan tidak memenuhi syarat.
Cara kedua, campuran pelarut alkohol dan keton digunakan untuk memisahkan kotoran dan aditif dalam oli bekas. Campuran pelarut dan pelumas bekas yang telah dipisahkan di fraksionasi untuk memisahkan kembali pelarut dari oli bekas. Kemudian dilakukan proses pemucatan dan proses blending serta reformulasi untuk menghaasilkan pelumas siap pakai.
Cara ketiga. pada tahap awal digunakan senyawa fosfat dan selanjutnya dilakukan proses perkolasi dan dengan lempung serta dikuti proses hidrogenasi.
=====================
Fungsi aditif minyak pelumas
Minyak pelumas atau yang lebih kita kenal dengan oli merupakan bagaian yang tak terpisahkan bagi mesin-mesin yang bergerak, jika tidak ada minyak pelumas bisa-bisa rontok itu mesin. Seperti yang kita ketahui, mesin-mesin saat ini bekerja pada kondisi yang berat. Contohnya mobil balap Formula satu yang bisa melaju 350 km/jam, atau juga motor balap yang kecepatannya gila-gilaan, tentu membutuhkan minyak pelumas kualitas tinggi.
Kualitas pelumas yang baik tidak hanya didapatkan dengan cara proses pengolahan maupun pemurnian (purifikasi), tetapi perlu ditambahkan bahan-bahan kimia tertentu yang lebih dikenal dengan aditif.
Aditif yang ditambahkan ke dalam minyak pelumas bertujuan untuk memperbaiki kualitas minyak pelumas. Penambahan aditif dalam minyak pelumas ini berbeda-beda, disesuaikan dengan kondisi, temperatur, dan kerja dari mesin itu sendiri. Oleh karena itu jenis-jenis minyak pelumas berbeda-beda kita temukan di pasaran. Contohnya SAE 20W-40, SAE 10W-40, dll.
Penambahan aditif kedalam minyak pelumas bukan perkara mudah karena minyak pelumas akan bereaksi dengan aditif tersebut, dan juga aditif tersebut akan mempengaruhi aditif lainnya. Oleh karena itu formulasi penambahan aditif terus dilakukan untuk mendapatkan minyak pelumas kualitas tinggi. Berikut ini adalah jenis-jenis aditif yang biasa digunakan.
Deterjen
Merupakan aditif dalam bentuk ikatan kimia yang memberikan kemampuan mengurangi timbulnya deposit dari ruang bakar maupun dari bagian mesin lainnya. Minyak pelumas yang diberi aditif ini bekerja untuk mesin yang beroperasi pada temperatur tinggi. Jenis-jenis diterjen yang digunakan adalah sulfonat, fosfonat, dan fenat.
Dispersan
Aditif yang bekerja pada temperatur rendah yang berfungsi untuk menghalangi terbentuknya lumpur atau deposit di dalam ruang mesin. Aditif ini cocok untuk digunakan pada mesin-mesin mobil kendaraan pribadi yang sering berhenti dan berjalan.
Antioksidan
Karena lingkungan kerja minyak pelumas sering berhubungan (kontak) dengan udara luar pada temperatur dan kondisi kerja tinggi. Minyak pelumas juga kontak dengan logam atau bahan kimia yang bersifat sebagai katalisator oksidasi. Karena hal diatas minyak pelumas akan mengalami sederetan reaksi oksidasi yang dapat menurunkan visikositas minyak pelumas.
Untuk itu antioksidan diberikan kedalam minyak pelumas untuk mengurangi peroksida. Bahan-bahan kimia yang digunakan adalah sulfida, fosfit, disulfida, selenida dan zink ditiofosfat.
Pelindung Korosi
Berfungsi untuk melindungi bahan-bahan non logam yang mudah terkena korosi dalam mesin. Terutama bantalan yang perlu tahan terhadap kontaminasi asam dari minyak peluas. Kontaminasi ini terjadi sebagai hasil oksidasi minyak pelumas dan hasil pembakaran bahan bakar yang merembes melalui cincin piston.
No comments:
Post a Comment
Tak ada gading yang tak retak, saran dan kritik akan kami terima dengan senang hati. Anda sopan kami segan.