Friday, March 4, 2011

Resiko Besar Bisnis yang Harus Anda Pahami

Istilah dalam dunia bisnis, Cash is the King atau Uang Tunai adalah Raja, sungguh tidak dapat disangkal, sebuah kebenaran yang nyaris mutlak, tapi sering terabaikan. Banyak pengusaha terlambat mengingat pentingnya memiliki Kas atau Uang Tunai yang cukup untuk masa sulit dalam perjalanan bisnisnya.


"Nomor SATU alasan mengapa Bisnis Gagal karena Pengusaha Kehabisan Uang Tunai!" Ini sangat penting untuk selalu Anda ingat dan pahami dalam menjalankan roda bisnis Anda.

Resesi ekonomi yang selalu saja hadir di dalam dunia bisnis, sesungguhnya telah mengingatkan kita bahwa apa yang bisa terjadi dalam bisnis sering tidak terduga, dan kemungkinan terjadinya adalah ketika Anda tidak menduganya sama sekali. Hal seperti ini sudah pernah saya alami pada saat krisis moneter nasional yang lebih dikenal dengan sebutan KrisMon di negeri ini pada tahun 1997 – 1998, yang mengakibatkan kerugian besar senilai milyaran rupiah dalam lingkup bisnis saya. Krisis berikutnya yang juga sempat berpengaruh pada bisnis saya, meskipun pengaruhnya kecil adalah pada tahun 2008.

Berdasarkan pengalaman merugi hingga milyaran rupiah, maka saya berpikir bahwa cara untuk mengantisipasi dan mengelola risiko bisnis, bukan hanya melihat laporan-laporan dalam hitungan minggu ini atau bulan ini, tetapi juga mengantisipasi potensi kondisi buruk apapun yang akan terjadi, untuk satu, tiga atau bahkan lima tahun dari sekarang.

Sebagai Barometer Resiko, maka saya harus membangunnya dalam rencana bisnis sehari-hari, seperti penilaian arus kas triwulan, bulanan dan mingguan. Sebagai Pengusaha, saya perlu selalu terhubung ke arus kas bisnis, sehingga jika terjadi hal-hal yang penting dan mendesak untuk secepatnya diambil suatu keputusan, maka saya bisa segera membuat perubahan.

Senantiasa memperhatikan secara lebih dekat namun meluas dan menyeluruh pada bisnis adalah penting, karena untuk melihat kondisi perekonomian secara keseluruhan, termasuk dari suku bunga, inflasi dan seberapa besar pengangguran, yang mana hal tersebut tentunya berpengaruh terhadap nilai-nilai konsumen dan mata uang. Pengetahuan ini akan membantu Anda membuat keputusan yang tepat tentang bagaimana bereaksi terhadap suatu perubahan dan pergeseran yang terjadi dalam dunia bisnis, untuk kemudian mengatur ulang strategi bisnis.

Berikut adalah Enam Risiko tambahan yang dapat mengancam perusahaan Anda dan beberapa Resep singkat untuk mengatasinya. Saya sekedar berbagi pengalaman saja, sama sekali bukan bermaksud menggurui Anda.


1. Salah Kaprah Tentang Pelayanan Pelanggan Anda.

Pengusaha sering begitu terfokus pada pelayanan klien yang sudah ada atau berusaha selalu memenuhi setiap pesanan pelanggan, sehingga berakibat mereka tidak menyadari bahwa bisnisnya mulai melambat. Sebenarnya memang harus begitulah sikap kepada para pelanggan, namun hendaknya juga melihat hal-hal lainnya yang sekiranya bisa berpengaruh pada jalan bisnis. Jika pengusaha sampai melupakan pengaruh dari sisi selain pelanggan, maka jika bisnisnya mulai melambat, mereka lambat juga menyadarinya, sehingga akibatnya mereka gagal menjaga nama baik "track record" bisnisnya.

Resep: Jika bisnis mulai melambat, segeralah bereaksi. Potong biaya yang tidak sangat penting, sehingga Anda tidak menghabiskan lebih banyak dibandingkan Kas masuk. Pergeseran strategi pemasaran dapat membantu, seperti memperluas lini produk Anda atau menyesuaikan harga Anda. Dalam kondisi perekonomian seperti ini, Anda tidak bisa hanya mengharapkan jalan keluar dari masalah secara sekenanya saja.


2. Keliru Mengelola Kas atau Uang Tunai.

CEO sering mendelegasikan analisis neraca kepada mereka, CFO atau akuntan dari luar perusahaan. Tapi sebagai pengusaha, pemahaman arus kas perusahaan Anda tetaplah sangat penting untuk melihat kesehatan finansial perusahaan secara keseluruhan. Terlalu banyak CEO melepaskan tanggung jawabnya pada arus kas, dan hanya mencari tahu jika ada masalah arus kas yang kacau.

Resep: Menetapkan target dan rentang untuk margin kotor dan bersih. Apakah itu mingguan, bulanan atau kuartalan, dan secara berkalau me-review keuangan Anda untuk menentukan apakah margin Anda tetap berada di jalur yang benar.


3. Antisipasi Risiko dari Vendor atau Pemasok Anda.

Sama bahayanya seperti memiliki hanya segelintir pelanggan, demikian juga jika Anda hanya memiliki sedikit vendor atau pemasok, karena mereka bisa seenaknya memutuskan untuk menaikkan harga sehingga akan membunuh keuntungan Anda. Jangan pernah membiarkan sumber resiko terbesar bisnis Anda berasal dari vendor atau pemasok yang jumlahnya hanya satu atau dua vendor atau pemasok, karena tingkat ketergantungan akan menempatkan bisnis Anda pada kondisi sangat beresiko.

Resep: Carilah banyak vendor atau pemasok bisnis Anda. Bahkan jika Anda tidak ingin menggunakan banyak vendor atau pemasok, setidaknya Anda sudah mengidentifikasi sumber-sumber alternatif dan mengetahui persyaratan dan harga dari banyak vemdor atau pemasok. Jika hanya ada satu vendor atau pemasok untuk bisnis yang Anda lakukan, maka carilah perusahaan vendor atau pemasok lainnya, yang Anda bisa bermitra dengannya untuk menawarkan layanan pelengkap bagi klien Anda.

Sebagai contoh, sebuah perusahaan IT yang menjual jasa manajemen desktop untuk klien korporasi biasanya bekerja sama dengan penyedia perangkat lunak. Perusahaan tersebut dapat mempertimbangkan menjual lebih banyak layanan, seperti perlindungan virus, perlindungan browsing Web keamanan atau manajemen bandwidth, untuk pelanggan yang sama. Dan, perangkat lunak yang digunakan untuk menyediakan layanan-layanan lainnya bisa datang dari vendor atau pemasok lainnya lagi.


4. Catatan Rekening Anda bisa saja Menipu.

Apa yang lebih buruk daripada tidak mendapatkan penjualan? Jawabannya adalah "Membuat penjualan dan tidak dibayar!" Hampir setiap bisnis memiliki tagihan, dan mereka tidak dapat mengumpulkan uang masuk dari penjualan, atau pelanggan Anda secara konsisten menunggak. Oleh karena itu, Anda perlu memahami soal piutang bisnis Anda dan rekening Anda yang sebenarnya telah "nakal dan menipu" Anda.

Resep: Monitor terus kesehatan finansial pelanggan Anda. Menelepon pelanggan Anda segera setelah mengetahui bahwa pembayarannya terlambat. Mengatur cara praktis untuk mengetahui pelanggan nakal , termasuk secara cermat mengirimkan tagihan piutang Anda. Buat pedoman garis piutang yang meragukan dalam buku besar umum Anda sehingga Anda dapat memahami dan cepat memikirkan untuk bertindak, apa yang seharusnya Anda lakukan.


5. Risiko Kredit Usaha.

Rasa sakit dari krisis kredit masih saja berlanjut. Bunga kredit usaha yang berkisar 12 – 13% per tahun tentunya masih cukup berat bagi dunia usaha dalam menjalankan roda ekonominya, apalagi jika 100% bisnis Anda masih bergantung pada kredit usaha.

Resep: Pahamilah sebuah neraca murni. Jangan hanya karena Anda diberi kredit, bahkan ada tambahan “cashback” bukan berarti Anda harus bangga apalagi sampai lalai bahwa itu sebenarnya masuk di perhitungan Hutang Anda, yang pada waktunya harus dibayar lunas. Lebih bijak jika Anda menyesuaikan kemampuan kongkrit bisnis Anda terhadap besaran kredit yang harus Anda tanggung. Dan kredit usaha harus 100% dipakai untuk mengembangkan usaha bisnis Anda.

6. Risiko Hukum.

Menjadi yang digugat akibat data yang keliru, produk yang rusak atau kondisi kerja yang berbahaya adalah kemungkinan yang nyata dari pelanggaran yang bisa terjadi pada bisnis Anda.

Resep: Menetapkan standar operational prosedure dan protokol untuk segala sesuatu yang berkaitan dengan bisnis Anda adalah langkah antisipasi yang bisa menjaga dan memperkecil terjadinya pelanggaran akibat kekeliruan manusia. Jika memungkinkan dengan teknologi, maka menggunakan proses multilevel verifikasi dengan perangkat lunak yang disesuaikan dengan kebutuhan, tentunya akan lebih membuat bisnis Anda terhindar dari kekeliruan yang berakibat pada resiko hukum yang berlaku.

No comments:

Post a Comment

Tak ada gading yang tak retak, saran dan kritik akan kami terima dengan senang hati. Anda sopan kami segan.

Followers