Saturday, September 18, 2010

Makhluk yang paling mulia dengan akal-budi.

Pada prinsipnya sendi kehidupan di dunia memiliki standard yang sama.

Mulai dari unit terkecil individu hingga kelompok yang lebih besar lagi seperti sebuah negara, tetap saja tidak dapat dipisahkan dari elemen yang sama. Nilai-nilai sama yang menjadi pndasi yaitu kebaikan dan kebenaran. Bagaimanapun budaya suatu komunitas tetap saja hal yang baik dan benar itu dapat dirasakan dan menjadi pembeda.

Lupakan dulu soal-soal berat mengenai ipoleksosbudhankamnas, atau elemen penunjangnya seperti sandang, pangan, papan, dan materi lainnya. Bukan berarti mereka tak penting, tetapi diatas semua itu terdapat hal utama yang jauh lebi penting, silahkan pikir sendiri?

Pemahaman utama yang harus terbentuk yaitu kesadaran bahwa keberadaan kehidupan merupakan eksistensi dari sesuatu yang lebih besar. Boleh jadi Dia tak terjangkau akal pikiran, buat apa perduli. Namun cobalah untuk merenungkan-Nya walau hanya sejenak, tak ada ruginya sebelum kita melakukan aktivitas namun hampa tanpa makna.

Sebab, segala sesuatu yang ada disekitar kita termasuk diri manusia itu sendiri hanyalah sarana. Dibalik hal-hal itu, perwujudan alam semesta merupakan petunjuk yang teramat sangat nyata. Anugerah ilmu pengetahuan yang sejati dan hakiki ini hanya diperuntukkan bagi manusia-manusia yang mau berfikir dan yang bersyukur.

Oleh karena itu pula maka jangan sia-siakan kesempatan, sebagai makhluk yang paling mulia dengan akal-budi. Disertai dengan penunjang fisik materi yang lengkap tak seperti makhluk Tuhan lainnya. Berfikirlah, renungkan, dan amalkan.


No comments:

Post a Comment

Tak ada gading yang tak retak, saran dan kritik akan kami terima dengan senang hati. Anda sopan kami segan.

Followers