Monday, May 13, 2013

Tipe/ Karakter Anggota Team

Dalam setiap tim, termasuk tim penjualan, ada 3 kategori dari tenaga penjual, yaitu sebagai berikut:

Si Bintang
Kebanyakan tim penjualan mempunyai personel "bintang" ini. Si Bintang dalam tim penjualan Anda adalah tenaga penjual yang positif, antusias, dinamis, bermotivasi tinggi, dan mampu mencari solusi sendiri atas masalah yang ada. Mereka secara konsisten mampu mencapai target, tidak membutuhkan pengawasan, mandiri, dan sering kali memberikan kontribusi hampir 80% dari penghasilan di dalam tim Anda.

Karena mereka sangat mandiri, tidak butuh pengawasan dan motivasi dari Anda, maka Anda hanya memerlukan kontak dan komunikasi yang sedikit saja dari mereka. Kebanyakan percakapan akan seperti berikut, "Apakah semua baik-baik saja? Apakah Anda memerlukan bantuan dari saya?" Sering kali ia akan menjawab, "Semuanya baik-baik saja bos, kemarin saya berhasil closing penjualan dan ada dua lagi yang masih pending. Saya akan melakukan follow-up dan semoga keduanya bisa closing minggu depan. Doakan saya."

Anda akan sibuk dengan pekerjaaan Anda sendiri dan ia mampu menangani pekerjaannya sendiri… Si Bintang adalah impian dari setiap manajer, dan Anda sangat beruntung bila 10-20% anggota dari tim Anda adalah seorang "bintang".

Si Rata-rata ("RTRT")
Apakah "RTRT"? Si Rata-rata! Mereka adalah tenaga penjual Anda yang termasuk kategori rata-rata. Mereka adalah orang-orang yang harus diberikan motivasi secara teratur. Bila Anda sudah memotivasi mereka, mereka akan giat selama 2-3 minggu, menjadi lamban lagi, lalu Anda harus memotivasi mereka kembali dan seterusnya. Ini adalah tenaga penjual yang memberikan alasan-alasan standar seperti harga kita terlalu tinggi, kompetitor lebih agresif, kita kurang melakukan promosi, dan lain-lain.

Dorong mereka, maka mereka akan mencapai target; tetapi bila Anda lengah sedikit, mereka tidak akan mencapai target. Ini adalah para tenaga penjual yang membuat Anda sibuk setiap hari… Mereka normalnya berjumlah sekitar 60-80% dari seluruh tim penjualan Anda.

Si Rusak Total ("RT")
Kategori yang satu ini memberikan 10-20 kontribusi pada tim penjualan Anda. Apakah "RT" itu? Si Rusak Total! Mereka adalah tenaga penjual yang mempunyai 101 alasan mengapa mereka tidak dapat menjual. Anda memberikan ide untuk membantu, lalu mereka selalu dapat menemukan alasan mengapa ide itu sangat sulit dan tidak mungkin dilakukan. Berbicara dengan mereka akan membuat Anda lelah secara mental. Anda sudah berusaha memotivasi dan mendukung, tapi akhirnya tidak ada hasil. Mereka selalu berada di kantor dan mereka selalu memberi Anda masalah dan alasan… Mereka adalah mimpi buruk setiap manajer!

Ya, Anda tahu siapa mereka. Anda berdoa setiap hari supaya mereka mengundurkan diri, tetapi mereka tidak pernah melakukannya.

Apa yang Anda Lakukan…?

Jadi sekarang Anda sudah mengetahui 3 kategori anggota dalam tim penjualan. Mari kita analisis bagaimana Anda harus memanfaatkan dan menghabiskan waktu bersama si Bintang, si Rata-rata, dan si Rusak Total.
Karena si Bintang sangat mandiri dan mampu memotivasi diri sendiri, mereka hampir tidak memerlukan Anda dan Anda jarang harus menghabiskan waktu untuk mereka. Mereka selalu sibuk keluar menemui klien, melakukan prospek, dan lain-lain. Jadi Anda jarang bertemu mereka.

Sebaliknya, Anda akan sibuk mendorong dan memotivasi si Rusak Total karena Anda berpikir mereka inilah yang membutuhkan paling banyak bantuan. Anda merasa bertanggung jawab untuk mendorong, memotivasi dan melatih orang-orang ini.

Lalu apa yang terjadi? Anda menghabiskan seluruh waktu, energi, dan perhatian untuk si Rusak Total, yang tidak ingin dibantu dan memang tidak bisa diselamatkan lagi. Sampai-sampai Anda tidak punya waktu dan perhatian untuk si Bintang! Mari kita berhenti dan memikirkannya sebentar… Menurut Anda, siapa anggota yang paling diincar oleh kompetitor? Si Bintang atau si Rusak Total? Tentu saja si Bintang. Lalu apa yang telah Anda lakukan selama ini? Terus mengawasi si Rusak Total dan meninggalkan si Bintang agar lebih mudah dibajak oleh kompetitor! Suatu hari si Bintang satu per satu menghampiri Anda dan mengatakan bahwa mereka akan bergabung ke perusahaan lain alias ke kompetitor Anda! Dunia Anda terasa runtuh!

Anda akan kehilangan si Bintang, sementara Si Rusak Total tidak mau pergi! Bahkan jika Anda menawarkannya kepada kompetitor (buy one get one free!), kompetitor tetap tidak menginginkan mereka! Andalah yang mau menampung si Rusak Total!

Bila begini cara Anda menghabiskan waktu, usaha, dan perhatian, maka Anda memang layak kehilangan ai Bintang dan layak untuk ditinggalkan dengan sekelompok anggota Rusak Total! Ini adalah salah manajemen dan salah Anda sendiri.

Jadi, Apa yang Harus Dilakukan?



Inilah saran saya:
1. Perhatikan Anggota-anggota Bintang Anda.
a. Buat mereka merasa dihargai.
b. Beri mereka tantangan lebih.
c. Bantu mereka berkembang lebih baik lagi.
d. Berikan mereka pelatihan.
e. Berikan mereka tanggungjawab lebih.
f. Buat mereka merasa penting dan dibutuhkan.
g. Pastikan kesejahteraan pribadi mereka terpenuhi, dan lain-lain.

Sejujurnya, sulit untuk "mengikat" si Bintang dengan insentif finansial, karena apa yang dapat Anda tawarkan mungkin juga bisa diberikan oleh kompetitor dan bahkan mereka siap memberikan lebih banyak lagi. Tak diragukan lagi, Anda harus memastikan bisa membayar gaji si Bintang dengan layak sesuai dengan valuebisnis yang mereka berikan. Di luar itu, sepertinya sia-sia bila Anda terjun ke dalam perang uang ini.

Sebaliknya, Anda harus "mengikat" si Bintang dengan emotional bonding. Buat mereka merasa sebagai bagian dari keluarga, merasa dibutuhkan, merasa dihargai, dan menikmati bekerja dengan Anda. Buat mereka merasa sulit apabila harus berpisah dengan tim dan Anda. Pada tingkat ini, emotional bonding lebih penting daripada financial bonding.

# Tekanlah si Rusak Total Anda.
Beri mereka tekanan. Terserah apakah mereka akan berkembang, mencapai berapa penjualan dalam waktu 2 bulan, atau pergi dengan sendirinya. Bila mereka berkembang, selamat. Bila mereka pergi, selamat juga! Jangan pernah memelihara si Rusak Total dalam tim Anda. Mereka menguras energi dan merupakan contoh atau teladan buruk, dan bahkan dapat meracuni si Rata-rata. Tak diragukan lagi, si Rusak Total tidak mungkin membawa pengaruh baik pada si Bintang. Lebih bahaya lagi, mereka malah meracuni si Rata-rata. Ingat, si Rata-rata kebanyakan berjumlah 60-80% atau mayoritas dari anggota dalam tim! Anda tidak mungkin membiarkan jumlah sebesar ini teracuni. Ini bukanlah cara yang baik untuk mengelola sebuah tim.

Jadi berlaku baiklah pada si Bintang dan berlakulah tegas, keras dan tanpa kompromi pada si Rusak Total. Bila perlu, singkirkan mereka.

kita telah membahas tentang tiga kategori tenaga penjual dalam setiap tim penjualan: Si Bintang, Si Rusak Total ("RT"), Si Rata-rata ("RTRT"), dan bagaimana kontribusi mereka terhadap kinerja tim—seperti yang terlihat pada diagram berikut.

Juga sudah diulas mengenai apa yang harus kita lakukan pada Si Bintang dan Si Rusak Total. Kini kita akan mendiskusikan apa yang mesti dilakukan pada Si Rata-rata.

Apa yang Harus Dilakukan pada Si Rata-rata?

Sejauh ini kita fokus pada Si Bintang dan Si Rusak Total. Bagaimana dengan Si Rata-rata? Inilah rahasianya. Kelola Si Bintang (yang berjumlah 10-20% dalam tim) agar setia dan loyal pada Anda. Mereka memberikan 80% penghasilan dari seluruh tim. Singkirkan Si Rusak Total, dan Anda baru saja membebaskan diri dari bagian yang paling menguras energi baik fisik maupun mental dalam tim.

Sekarang Anda mempunyai waktu dan energi lebih untuk meng-upgrade Si Rata-rata. Anda juga merasa lebih yakin karena mempunyai Si Bintang di dalam tim.

Bagaimana meng-upgrade performance Si Rata-rata? Mari kita lihat diagramnya lagi.

Pertama, fokus pada kelompok Si Rata-rata yang ditunjukkan oleh panah hitam "A". Kelompok Si Rata-rata ini (Kelompok "A" Anda) adalah kelompok yang hampir menjadi Si Bintang. Ini berarti dalam halattitude, mereka cukup positif. Dalam hal pengetahuan dan keahlian mereka hanya butuh sedikit penyesuaian. Jadi kelompok Si Rata-rata "A" ini adalah yang termudah untuk di-upgrade menjadi Si Bintang.

Jadi Anda fokus pada mereka. Berikut adalah cara melakukannya:

Cari tahu dengan pasti bagaimana Si Bintang melakukan pekerjaannya, rutinitas, berapa banyak panggilan telepon, bagaimana mereka berbicara, bagaimana mereka bertemu klien, bagaimana mencari fakta-fakta, bagaimana melakukan presentasi, bagaimana menangani keluhan, bagaimana menutup penjualan, bagaimana melakukan aftersales service, bagaimana melakukan follow-up, bagaimana melakukan cross-selling, bagaimana mendapatkan referensi, dan lain-lain. Dengan kata lain, pelajari pola sukses Si Bintang. Semuanya tahu bahwa untuk sukses, Anda harus belajar dari yang terbaik. Si Bintang adalah yang terbaik. Belajarlah dari mereka. Anda sudah mempunyai model kesuksesan tepat di depan mata sendiri!

Setelah Anda menemukan "Pola Sukses" dari Si Bintang, mintalah si kelompok Rata-rata untuk MENGIKUTI PERSIS pola sukses dari Si Bintang. Saya jamin kelompok Rata-rata "A" tadi akan menjadi Si Bintang dengan sangat cepat!

Jadi Anda sudah mempunyai situasi yang menyenangkan dengan memiliki bintang-bintang yang senang dan setia pada Anda, telah menyingkirkan Si Rusak Total, dan beberapa dari Si Rata-rata telah berkembang menjadi Bintang. Sekarang Anda mempunyai lebih banyak bintang, lebih sedikit Si Rata-rata, dan tidak ada yang Rusak Total. Selamat!

Jadi, sebutkan nama dari anggota-anggota yang termasuk kelompok Rata-rata "A" dalam tim Anda pada ruang berikut ini:

1. ____________ _________ ____ 2. ____________ _________ ___

3.__________ _________ ______ 4.__________ _________ ______

Selanjutnya Anda fokus pada kelompok Rata-rata "B" dalam tim dan buat mereka agar mengikuti pola sukses dari para bintang. Bila ini dirasa terlalu berat, maka mintalah kepada si kelompok "B" untuk melakukan apa yang dilakukan oleh kelompok "A" tadi. Dengan cara ini, Anda telah meng-upgrade kelompok "B" menjadi kelompok "A", dan tahap berikutnya adalah meng-upgrade mereka menjadi Bintang.

Sekarang, Anda bahkan mempunyai lebih banyak Bintang. Situasi yang sangat bagus! Anda adalah manajer dan pelatih yang ulung! Tim Anda akan meraih hasil setidaknya tiga kali lipat lebih baik dari sebelumnya. Semua orang dalam tim menikmati pendapatan dan komisi yang lebih tinggi (termasuk Anda sendiri!). Anda lebih sedikit mengalami sakit kepala dan hidup terasa indah!

Tapi Mengapa?

Walaupun demikian, mengapa banyak sekali manajer bertahan dan mentoleransi Si Rusak Total mereka? Ada dua alasan untuk hal ini:

Manajer-manajer ini tidak pernah mengkategorisasikan para tenaga penjual mereka ke dalam Bintang, Rata-rata, dan Rusak Total. Mereka tidak tahu bagaimana memperlakukan mereka tergantung dari kategori yang ada. Mereka memperlakukan semua tenaga penjual dengan sama. Inilah mengapa Si Bintang kerap pergi dengan perasaan muak!

Para manajer ini tidak aktif melakukan REKRUTMEN tenaga penjual baru. Karena mereka tidak mempunyai pengganti untuk Si Rusak Total, mereka tidak mampu kehilangan tenaga penjual. Seburuk-buruknya Si Rusak Total, setidaknya mereka menjual satu atau dua unit… lebih baik daripada tidak ada sama sekali. Jadi para manajer ini mentoleransi keadaan ini dan mempertahankan Si Rusak Total dalam tim. Semua ini karena TIDAK ADANYA PENGGANTI… karena si manajer tidak MEREKRUT TENAGA BARU!

Maka, pekerjaan dari manajer penjualan adalah:

Mempertahankan Bintang-bintang Anda.
Secara kontinu meng-upgrade Si Rata-rata.
Menyingkirkan Si Rusak Total.
Secara kontinu merekrut tenaga penjual yang baru sehingga Anda bisa menyingkirkan si Rusak Total.



Lakukan hal-hal tersebut, maka Anda akan menjadi manajer penjualan yang sukses, kaya, dan gembira.


by James Gwee T.H., MBA. [ed: Boy 024-70609694]

Thursday, May 9, 2013

Pesona kekaisaran tua di Kyoto

Salah seorang teman yang pernah tinggal di Jepang berkata pada saya, "Kalau Tokyo itu seperti Jakarta, Kyoto lebih seperti Yogya." Saya pun makin bersemangat merencanakan liburan ke Jepang, untuk merasakan dua kota dengan atmosfer berbeda itu.

Ternyata, saya memang langsung jatuh cinta dengan Kyoto, kota yang merupakan ibu kota kekaisaran Jepang selama lebih dari seribu tahun, sebelum akhirnya berpindah ke Tokyo (yang waktu itu masih bernama Edo).

Dari Tokyo ke Kyoto saya naik kereta Shinkansen dan langsung melihat perbedaan dua kota tersebut. Jumlah gedung tinggi di Kyoto tidak sebanyak di Tokyo. Masyarakatnya juga terlihat lebih santai — mengayuh sepeda untuk pergi ke kantor atau sekolah.

Apalah artinya ke Kyoto tanpa berkunjung ke kuil-kuilnya. Andai punya waktu seminggu penuh pun tidak akan mampu mengunjungi semua kuil di kota ini. Apalagi hanya beberapa hari, seperti saya. Akhirnya, terpaksa saya harus memilih beberapa saja.

Salah satu kuil yang berada di tengah kota bernama Higashi Honganji. Kuil ini sangat dekat dari Stasiun Kyoto, bisa dicapai dengan berjalan kaki selama 5-10 menit. Kuil yang dibangun atas perintah Shogun Tokugawa Ieyasu pada tahun 1602 ini masih terlihat gagah. Memang semua kuil di Jepang selalu terawat dengan baik, renovasi senantiasa dilakukan tanpa mengurangi karakteristik aslinya.


Kiyomizu-dera adalah kuil favorit wisatawan.


Keesokan harinya, menggunakan bus umum, saya mengunjungi sebuah kuil lain, yaitu Kiyomizu-dera. Kuil ini ibaratnya objek wisata wajib yang dikunjungi bila Anda berada di Kyoto. Setibanya di sana, memang terlihat betapa populer kuil ini. Banyak rombongan karyawisata murid-murid sekolah SMP maupun SMA, wisatawan domestik, maupun turis internasional seperti saya.

Seperti layaknya banyak kuil yang dibangun pada masa Heian, Kiyomizu-dera juga memiliki warna dominan merah. Kuil yang dibangun pada tahun 798 ini berada di puncak bukit. Dari bagian taman, saya bisa menikmati pemandangan kota Kyoto. Saat itu udara cerah sehingga pandangan hampir-hampir tak terhalang. Masuk ke kompleks kuil tidak dipungut biaya, tiket hanya dipungut bagi mereka yang masuk ke bagian dalam. Kebanyakan pengunjung adalah orang Jepang yang hendak berdoa.

Saya tidak hanya menikmati pemandangan kompleks kuilnya, namun juga perkampungan di sekitar kuil. Di gang-gang tersebut berderet para penjual suvenir, makanan khas Jepang, jimat, serta kedai-kedai teh yang masih menonjolkan aspek tradisi. Sungguh luar biasa negara maju yang satu ini, tidak pernah melepaskan diri dari akarnya!


Kuil Kinkakuji berlapis emas murni.


Kuil lain yang menjadi favorit saya adalah Kinkakuji, sering juga disebut Kuil Paviliun Emas. Bangunan utamanya terdiri dari tiga tingkat, dengan dua tingkat teratas dilapisi emas murni. Selain bangunan yang dilapisi emas, Paviliun Emas ini juga sangat menarik karena lokasinya di tepi sebuah kolam buatan. Taman di sekelilingnya ditata sangat apik dengan desain zaman Muromachi.

Masih "bersaudara" dengan Kinkakuji adalah sebuah kuil bernama Ginkakuji. Bila Kinkakuji adalah Paviliun Emas, Ginkakuji artinya Paviliun Perak. Sama seperti Kinkakuji, Ginkakuji juga berdiri di tepi kolam dengan dikelilingi taman. Pengunjung dapat mengelilingi kompleks kuil dengan mengikuti jalan setapak tempat kami menikmati keindahan bangunan dan taman-tamannya.


Gerbang Istana Kaisar Kyoto.


Lokasi lain yang sempat saya kunjungi adalah Istana Kekaisaran Kyoto. Bangunan besar ini berada di tengah sebuah taman — mungkin lebih tepatnya hutan buatan. Dari jalan raya saya harus berjalan melewati jalanan berkerikil. Kompleks hutan istana ini tampaknya menjadi salah satu lokasi favorit masyarakat setempat berlari, bersepeda, mengajak anjing jalan-jalan, atau tempat bermain anak.

Salah satu hal yang sangat mengesankan di Jepang adalah walaupun berada di kompleks yang sudah tua, semuanya tertata rapi dan sangat bersih. Pengunjung sangat banyak, namun tidak terlihat sampah berserakan. Selain itu, fasilitas umum sepeti toilet juga sangat bersih dan modern.

Masih banyak tempat di Kyoto yang sebenarnya ingin saya kunjungi, sayang waktu terbatas. Mungkin lain kali ada kesempatan lagi mendatangi kota cantik di Lembah Yamashiro ini!

Artikel di tulis oleh Olenka Priyadarsani [ed: Boy 024-7060.9694]

Followers