Showing posts with label jorganizer. Show all posts
Showing posts with label jorganizer. Show all posts

Thursday, December 13, 2018

Congrat;s Suara Merdeka Semarang, Outlook Central Java 2019

SELAMAT & SUKSES
SEMINAR EKONOMI SUARA MERDEKA
Prospek Bisnis dan Investasi di Jawa Tengah OUTLOOK 2019
Bertempat di Aston Hotel and Convention Centre Semarang pada tanggal 12 Desember 2018

Media partner dan satu solusi bagi penjualan atau pemasaran, serta informasi lebih lanjut hubungi Joki 082322232268 (Congratulation for Event by Suara Merdeka Semarang, Outlook Central Java 2019)

Tuesday, November 10, 2009

Creativity 4 Ur Brand.

What is really important when you're advertising alongside others on
a single page, is that you appear different to everyone else yet
remain consistent in your own approach.

When you do that you will be portraying an important message to your
readers' subconscious: This company is robust and consistent in its
approach and it is different from all the others. It is a leader,
not a follower.

It is always good to experiment so if you're feeling remotely
adventurous, give one of these techniques a try and just see what
difference it makes to your response.


Themed Headlines for familiarity.
----------------------------------
Use the same distinctive font with different headlines. You can try
this with 2 or 3 ads in a single issue on a single page, or over the
course of a few insertions. The distinctive font consolidates
customer awareness of your company, and the different headline texts
portray variety and flexibility. If you can use this trick in your
campaign you will benefit from broadening your customer appeal and
strengthening your brand in the marketplace.


Use White Space.
----------------
Space is what you pay for when you buy an ad, but if you leave some
of it blank you'll be amazed at how it can improve your response. By
forcing a large white gap between your ad and the others on the page
you will automatically draw the eye to what your ad has to say. This
is such an effective way of using ad space that some publishers do
not permit it. They reason that it reflects badly on their sales
ability to see too much white space on pages that should be all sold
for advertising. But try it out - and if they do make it too
difficult for you then try one of the following ideas with that
extra space:


Publish your ad with a red ring round it.
----------------------------------------
People scanning the classified pages of a newspaper will often ring
the ads that take their interest. You can pre-empt them and ensure
that you get noticed by doing it for them. Of course it means buying
an ad size bigger than you really need but the results can be
spectacular. In this case, put a border round your ad as you would
normally, and use the extra space you bought for a hand-drawn ring,
preferably red.


Use a drop shadow.
-----------------------
Do you know how easy it is these days to give your ads a little
lift. You don't need the world's most expensive design program to
implant a professional-looking drop shadow behind your ad. The
effect is certainly eye-catching


Use a big bold provocative word.
-------------------------------
Here's a secret: We once quadrupled the response rate of a client by
simply putting the word 'SEX' at the top of his ad. The copy of his
ad read "... isn't half as good as a meal at The Left Bank.". In a
campaign to launch his new restaurant that incorporated radio,
posters and press, this little classified ad was the most successful
by far. There are plenty of other words which will draw the eye in
the same way. See if you can find one for your market.


Use lists instead of prose.
-----------------------------
When readers are scanning classified ad pages it is alot easier for
them to read a bulleted list than a paragraph of prose. Wherever
possible, use a list. You'll probably find it will take up less room
too.


Use a portion of a large graphic.
---------------------------------
If you want to use a picture, or a graphic to illustrate what you're
offering, you'll often find you're restricted for space in a
classified ad. Try using a portion of it, just the corner, or the
side of it. By doing this you will find that you can trick the eye
into making the ad stand out, and look a lot bigger than it is. If
you combine this with a white space round the ad so the picture
bleeds into the white space it can be particularly effective.


Big space tiny text.
---------------------
Here's another way of drawing the eye to what you are saying in your
ad. This time you're using tiny text (as small as you dare) in a big
white space. Position the text in the middle of the space allowing
as much open whiteness as you can all around it. This technique
works especially if you can keep the text to a minimum, just don't
forget to put your tel. and email in it. You will find you draw the
readers eye to your ad largely out of curiosity.


7 Hambatan Untuk Menjadi Kreatif
=================================

Siapa bilang kreativitas hanya milik para seniman? Siapa bilang
kreativitias hanya milik orang muda? Siapa bilang orang sukses saja
yang kreatif? Menurut Carol K Bowman (Creativity in Business), setiap
orang memiliki kreativitas. Bahkan, mereka yang sudah di atas 45
tahun sekalipun masih dianugerahi kemampuan untuk menjadi kreatif.
Pendeknya, selama otak masih berfungsi, kreativitas masih mengalir
dalam diri seseorang. Lalu, jika demikian mengapa banyak orang belum
mampu memanfaatkan kreativitas mereka secara optimal?

Ternyata ada banyak hambatan untuk menjadi kreatif, 7 diantaranya
dapat Anda simak disini. Kenali hambatan-hambatan tersebut, siapa
tahu beberapa diantaranya dapat Anda temukan disini? Lalu ambilah
strategi dan tindakan untuk mengasah kembali daya kreativitas Anda.

Hambatan 1: Rasa Takut
"Mengapa kamu tidak mencoba cara baru saja untuk menyelesaikan
pekerjaan ini dengan lebih cepat?" "Ah, saya takut gagal. Kalau saya
gagal atau salah, saya pasti dimarahi, bos! Jadi lebih baik saya
kerjakan saja sesuai dengan yang diperintahkan." Yah, rasa takut
gagal, takut salah, takut dimarahi, dan rasa takut lainnya sering
menghambat seseorang untuk berpikir kreatif. Tahukah Anda bahwa
Abraham Lincoln sebelum menjadi presiden, berkali-kali kalah dalam
pemilihan sebagai senator dan juga presiden? Tahukah Anda bahwa
Spence Silver (3M) yang gagal menciptakan lem kuat, akhirnya
menemukan `post-it' notes?

Hambatan 2: Rasa Puas
"Mengapa saya harus coba sesuatu yang baru? Dengan begini saja saya
sudah nyaman." "Saya sudah sukses. Apa lagi yang harus saya
cemaskan?" Ternyata bukan masalah saja yang bisa menjadi hambatan.
Kesuksesan, kepandaian dan kenyamananpun bisa jadi hambatan. Orang
yang sudah puas akan prestasi yang diraihnya, serta telah merasa
nyaman dengan kondisi yang dijalaninya seringkali terbutakan oleh
rasa bangga dan rasa puas tersebut sehingga orang tersebut tidak
terdorong untuk menjadi kreatif mencoba yang baru, belajar sesuatu
yang baru, ataupun menciptakan sesuatu yang baru. Apple Computer yang
pernah menjadi nomor satu sebagai produsen komputer, pernah tergilas
oleh para pemain baru di industri ini karena Apple telah terpaku pada
keberhasilannya sebagai yang nomor satu, sehingga menjadi lengah
untuk menawarkan sesuatu yang baru pada target pasar sampai
perusahaan ini terhenyak dengan munculnya pesaing yang berhasil
menggeser kedudukan Apple. Namun, belajar dari kesalahan, Apple
berusaha bangkit kembali dengan produk-produk baru andalan mereka.

Hambatan 3: Rutinitas Tinggi
"Coba-coba yang baru? Aduh mana sempat? Pekerjaan rutin saja tidak
ada habis-habisnya." Apakah kalimat ini pernah Anda ucapkan? Jika ya,
berarti rutinitas pernah menjadi hambatan bagi Anda untuk
memanfaatkan kemampuan Anda untuk berpikir kreatif. Mungkin Anda
perlu menyisihkan waktu khusus untuk mengisi `kehausan' Anda akan
kreativitas, misalnya baca buku tiap minggu (anda bisa menemukan ide
brilian yang bisa Anda adaptasi, atau perbaiki), perluas lingkungan
sosial Anda dengan mengikuti perkumpulan-perkumpulan di luar
pekerjaan Anda (siapa tahu Anda bertemu dengan orang-orang yang bisa
mendukung Anda ke jenjang sukses). Tahukah Anda bahwa Mariah Carey
sengaja menyisihkan waktu dari kegiatan rutinnya sebagai penyanyi
latar untuk memperluas pergaulannya? Mariah berusaha masuk ke
lingkungan pergaulan para petinggi di dunia musik internasional
sebelum akhirnya bertemu dengan produser musik yang bersedia
mensponsori album pertamanya yang langsung menjadi hit dunia?

Hambatan 4: Kemalasan Mental
"Untuk mencoba yang baru berarti saya harus belajar dulu. Aduh,
susah. Terlalu banyak yang harus saya pelajari. Biar yang lain saja
yang belajar." "Memikirkan cara lain? Wah, sekarang saja sudah banyak
yang harus saya pikirkan. Lagipula memikirkan cara baru bukan tugas
saya, biarlah atasan saya saja yang memikirkannya." Ini merupakan
beberapa contoh kemalasan mental yang menjadi hambatan untuk berpikir
kreatif. Tidak heran jika orang yang malas menggunakan kemampuan
otaknya untuk berpikir kreatif sering tertinggal dalam karir dan
prestasi kerja oleh orang-orang yang tidak malas untuk mengasah
otaknya guna memikirkan sesuatu yang baru, ataupun mencoba yang baru.
Tahukah Anda bahwa Thomas Alva Edison tidak berhenti berusaha untuk
memikirkan cara yang lebih baik dari eksperimen sebelumnya sampai
puluhan kali sebelum akhirnya ia menemukan lampu pijar? Bayangkan apa
yang akan terjadi jika pada kegagalan pertama, Edison malas berpikir
untuk mengasah kreativitasnya dan melanjutkan ke eksperimen-
eksperimen berikutnya?

Kesalahan 5: Birokrasi
"Saya bosan menyampaikan ide lagi. Ide saya yang enam bulan lalu saya
sampaikan, belum ada kabarnya apakah diterima atau tidak?" Seringkali
karyawan atau pelanggan mengeluh karena ide atau usulan mereka tidak
ditanggapi. Hal ini bisa saja terjadi karena proses pengambilan
keputusan yang lama, atau karena proses birokrasi yang terlalu
berliku-liku. Kondisi seperti ini sering mematahkan semangat orang
untuk berkreasi ataupun menyampaikan ide dan usulan perbaikan.
Biasanya semakin besar organisasi, semakin panjang proses birokrasi,
sehingga masalah yang terjadi di lapangan tidak bisa langsung
terdeteksi oleh top management karena harus melewati rantai birokrasi
yang panjang. Belajar dari pengalaman dan hasil studi di bidang
manajemen, banyak organisasi dunia yang sekarang memecah diri menjadi
unit-unit bisnis yang lebih kecil untuk memperpendek birokrasi agar
bisa lebih gesit dalam berkreasi menampilkan ide-ide segar bagi para
pelanggan ataupun dalam kecepatan mendapatkan solusi.
Kesalahan 6: Terpaku pada masalah
Masalah seperti kegagalan, kesulitan, kekalahan, kerugian memang
menyakitkan. Tetapi bukan berarti usaha kita untuk memperbaiki
ataupun mengatasi masalah tersebut harus terhenti. Justru dengan
adanya masalah, kita merasa terdorong untuk memacu kreativitas agar
dapat menemukan cara lain yang lebih baik, lebih cepat, lebih
efektif. Tahukah Anda bahwa Colonel Sanders menghadapi kesulitan
dalam menjual resep ayam goreng tepungnya? Namun, ia tidak terpaku
pada kesulitan tersebut, ia memanfaatkan kreativitasnya sampai
akhirnya ia mendapat ide untuk menggunakan sendiri resep tersebut
dengan mendirikan restoran cepat saji dengan menu utama ayam goreng
tepung. Idenya ini terbukti manjur membukukan suksesnya sebagai salah
satu pebisnis waralaba terbesar di dunia.

Kesalahan 7: "Stereotyping"
Lingkungan dan budaya sekitar kita yang membentuk opini atau pendapat
umum terhadap sesuatu (stereotyping) bisa juga menjadi hambatan dalam
berpikir kreatif. Misalnya saja pada zaman Kartini, masyarakat
menganggap bahwa sudah sewajarnyalah jika wanita tinggal di rumah
saja, tidak perlu pendidikan tinggi, dan hanya bertugas untuk
melayani keluarga saja, tidak usah berkarir di luar rumah. Apa
jadinya jika wanita-wanita hebat seperti Kartini, Dewi Sartika, Tjut
Njak Dhien menerima saja semua pandangan umum yang berlaku di
masyarakat saat itu? Mungkin Indonesia tidak akan pernah menikmati
jasa yang diperkaya oleh keterlibatan para wanita profesional,
misalnya: mendapatkan layanan dokter wanita, menikmati kreasi arsitek
dan seniman wanita, mendapatkan hasil didikan guru wanita, mengirim
diplomat wanita sebagai duta Indonesia, atau bahkan dipimpin oleh
seorang presiden direktur, bahkan presiden (pimpinan negara) wanita.
Kreativitas memang masih harus ditunjang dengan senjata sukses
lainnya. Tetapi, orang yang memiliki dan bisa mengoptimalkan
kreativitas mereka bisa menggeser mereka yang tidak memanfaatkan
kreativitas mereka.
Lalu, bagaimana jika Anda mengalami hambatan untuk mengoptimalkan
kreativitas Anda? Tidak perlu panik. Kenali hambatannya, atasi, dan
ambil tindakan untuk mengasah kembali kreativitas Anda. Kreativitas
itu ibarat sebuah intan, semakin diasah semakin berkilau. Jadi sudah
siapkah Anda untuk membuat kreativitas Anda agar semakin berkilau?
Selamat mencoba


Sejarawan Hamdina
024-7060.9694
Kreativitas adalah bidang kami.

Followers