Wednesday, June 13, 2012

HARI-HARI SEPI BUNG KARNO

"Aku tidak tidurselama enam tahun.Aku tak dapat lagi tidur barangsekejap. Kadang-kadang, di larut tengah malam, aku menelponseseorang yang dekat denganku seperti misalnyaSubandrio, Wakil Perdana MenteriSatu dan kataku, 'Bandrio datanglah ke tempatsaya, temanisaya, ceritakan padakusesuatu yang ganjil, ceritakanlahsesuatu lelucon, berceritalah tentang apasaja asal jangan mengenai politik. Dan kalausaya tertidur, maafkanlah.' Aku membacasetiap malam, berpikirsetiap malam dan akusudah bangun lagi jam lima pagi. Untuk pertama kali dalam hidupku aku mulai makan obat tidur. Aku lelah. Terlalu lelah."
 
       Ungkapan Bung Besar, Presiden RI PertamaSoekarno itu di curahkannya kepada Cindy Adams danselanjutnya dibukukan dengan judul: Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia.Sekaligus pertanda betapa masalah politik disaat-saat itu menggerogoti jiwanya.Sepertinya Bung Karno tidak mampu menghadapi gelombang cacian dan makian dari bangsanyasendiri. Inilah awalsenja kehidupan Bung Karno, berteman dengansepi.
 
           Menjelang kejatuhan Bung Karnosebagai Presiden RI, Lembert J.Giebels, mantan anggota Majelis Rendah Parlemen Belanda, menulis dalam bukunya: Pembantaian yang Ditutup-tutupi Peristiwa Fatal disekitar Kejatuhan Bung Karno, terjemahan dari judul aslinya DeStille Genocide. De fatale gebeurtenissen rond de val de Indonesische PresidentSoekarno.
 
           Lembert menulis," Dikelilingi oleh diplomat, jurnalis dan anggotastaf Istana,Soekarno berlakuseakan akan ia masih tetapseorang kepala negara yang maha kuasa. Namun gambar-gambar televisi mengungkapkan bahwaSoekarno menyadari bahwa ia hanya memainkan peransebagai Presiden. Pemirsa bisa melihat bagaimana Presidensecara demonstratif menandatanganisurat surat di pangkuansekretarisn ya, dengan gelisah menghela asap rokoknya yang telah ia cabut dari kantong bajusalahseorang yang berdiri dalam lingkaran itu...Dengansebuah gerakan tangan tidaksabar Presiden menyuruh pergi Menteri Luar Negeri Adam Malik, tanpa memandangnya. Sesudah itu ia menanggalkan bajuseragamnya dansambil disana membetulkan lukisan yang miring dan meniup debu yang tidak ada dari bajunya., dengan baju kemeja dan bretel yang tergantung lepas, ia tampak menghilang dari layar televisi."
 
            Beban psychologis, itulahsebenarnya yang dialamiSoekarno disaat-saat kejatuhannya. Dia berjalansendiri tanpa ada orang-orang yang ikut membantunya.
 
            Hari Minggusiang, tanggal 21 Juni 1970 tersiar berita Presiden Pertama RI, Ir.Soekarno meninggal dunia. Bambang Widjanarko melukiskan bahwasuasana waktu itu bagaikan mendengar guntur menggelegar di tengahsiang hari yang terang, masyarakatsangat terkejut dibuatnya. Heningsejenak bagaikan arwahsendiri meninggalkan raga, tak terasa air mata mengalir pelan yang akhirnya menderas lebat membasahi muka. Tidak rasa malu karena menangis, taksedikit pula yangsampai menjerit histeris...seluruh kegiatansejenak terhenti, disusul dengan kasak kusuk pembicaraan di kantor, di rumah, di jalan, di toko, di pasar, di mana pun manusia Indonesia berada. Bangsa Indonesia telah kehilangansalahseor ang pemimpinnya yang menonjol;.Ibu pertiwi telah kehilanganseorang puteranya.
 
            Bung Karno meninggal karena kesehatannyasemakin harisemakin menurun.Sejak awal 1965, penyakitnyasudah hampir menggerogoti tubuhnya. Hal ini terungkap dari pernyataan Amarzan Loebis, wartawansenior yangsangat aktif meliput peristiwa di lingkungan Istana waktu itu:
 
           "Tetapisesungguhnya lah, terutamasejak awal 1965, kesehatannya (Soekarno) tak lagi bagus. Pada awalSeptember tahun itu, ketikasaya menyertaiserombonga n penghadap yang ikutsarapan pagi di beranda Istana Negara, kami menyaksikan berbagaisuntikan, pil, kapsul dan madu Arab bolak-balik disodorkan oleh tim kesehatan kepresidenan yang mendampingi Bung karno. Pada acara-acara malam pun,setelah acara resmi, Bung Karno lebihsering melepas sepatu dan tampaklah kakinya yang membengkak," ujar Amarzan Loebis.
 
            Inilah gambaranselintas saat-saatsepi Bung Karno. Majalah Tempo, edisi 26 Oktober 2003, hal.71 memberi perhatian besar terhadap Bung Karno: "...kesunyianseoran g Bung Karno. Perintahnya tak dituruti, pidatonya hanya menjadi kembang api; membuncah lalu hilang bersama malam. Hampir dua tahunsuara Bung Karno nyaris tak terdengar. Iaseperti tokoh dalam novel Gabriel Garcia Marquez: lelaki yang melewati waktunya dalam 100 tahun kesendirian. "

2 comments:

  1. Thailand is known foг its use of Massage thеrapy.

    They assume that even though they aсt like they arе laid out inѕidе thе body.

    It also helps pre-maturе bаbies cаtсh
    up іn their development. Peoрle who submit themselνeѕ to геgular theгapy sessions have observably glowing, уouthful skin and robust,
    lively hair. Students attend 3 worκѕhops ρer year anԁ for the skin or kneaԁіng anԁ mаnipulation of youг sκin.


    mу page; london tantra

    ReplyDelete
  2. Ini adalah kesaksian kepada masyarakat umum. Saya Fadilah dari Surabaya, Indonesia dan saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan / mendidik masyarakat umum tentang mendapatkan pinjaman online.
    Satu-satunya perusahaan Anda bisa online pinjaman adalah Dubril Badan Kredit.
    Saya menghubungi Dubril Badan Kredit ketika saya membutuhkan pinjaman mendesak dan saya ditawari pinjaman pada tingkat bunga 2%.
    Hubungi Dubril Badan Kredit via email pada dubrilloanfirm@gmail.com.
    Jika Anda membutuhkan bantuan atau informasi tentang bagaimana untuk pergi tentang proses pinjaman, silahkan hubungi saya melalui bfadilah8@gmail.com email saya.
    Tuhan memberkati Anda.

    ReplyDelete

Tak ada gading yang tak retak, saran dan kritik akan kami terima dengan senang hati. Anda sopan kami segan.

Followers