Thursday, September 22, 2011

Nasehat Imam Syafi'i

Imam syafi'i dalam syairnya :

nasihatilah aku dalam kesendirian
jauhkan aku dari kerumunan
sungguh nasihat di depan khalayak adalah macam penghinaan
aku tak 'kan dengarkan
bila kau tak peduli apa yang aku katakan
jangan marah bila kau tak diindahkan

Bila Ada Hobi Itu adalah Hak Asasi Pribadi
--------------------------

Hal-Hal yang Dibenci Manusia

  1. Manusia membenci Nasihat di depan umum
  2. Manusia tidak suka diperintah
  3. Manusia membenci Orang yang hanya melihat sisi negatif tanpa melihat sisi kebaikan
  4. Manusia membenci orang yang tak mau melupakan kesalahan
  5. Manusia membenci Orang yang memperlakukannya dengan tidak manusiawi
  6. manusia membenci orang yang tergesa-gesa menghina dan mencela
  7. Manusia membenci orang yang terus menerus dalam kesalahan walau kesalahan tersebut telah jelas
  8. Manusia membenci orang yang menisbatkan Jasa pada dirinya

Maka......

"Bantu Saudaramu, Niscaya Allah Membantumu"

Ikhwah fillah rahimakumullah

Ketika ukhuwwah telah diyakini sebagai ukuran kuat dan lemahnya iman, sebagaimana yang telah Allah tegaskan dalam Al Qur'an:

"Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu bersaudara, sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat" (QS. Al Hujurat : 10)

Maka aktualisasi Ukhuwwah Islamiyah dalam berjamaah memiliki tiga pilar utama yang harus dipenuhi, yaitu:
ta'aruf (saling mengenal), tafahum (saling memahami), dan takaful (bergotong royong menanggung beban bersama), semua itu terbingkai dalam nuansa saling mencintai dan menyayangi.

Soliditas berjamaah dan kehangatan ukhuwwah dapat diukur dari pengamalan tiga pilar utama ini. Mahabbah dan Ukhuwwah bukanlah kata-kata mantra yang bertuah ketika diucapkan, melainkan dibutuhkan pengorbanan dan konsistensi dalam merealisasikannya.

Ikhwah fillah rahimakumullah

Dalam timbangan keimanan, takaful merupakan salah satu indikator yang sangat jelas untuk mengukur kualitas keimanan seseorang dan takaful merupakan inti dari ukhuwwah. Seseorang tidak akan sampai pada makna ukhuwwah yang sesungguhnya sehingga ia mampu mengaktualisasikan nilai takaful bersama ikhwah lainnya. Pengamalan takaful khususnya dalam kehidupan berjama'ah memiliki beberapa fase amal sebagaimana berikut ini:
Diawali dengan saling mencintai, kasih sayang, saling menghormati dan menghargai
Bekerja keras untuk saling tolong menolong dalam berbagai aktifitas
Saling membela dengan segenap kemampuan, jika ada saudaranya yang terdzalimi
Saling gotong royong menanggung beban bersama

Seorang mukmin yang benar-benar menjunjung tinggi ukhuwwah dan mencintai saudaranya akan senantiasa merasa gelisah ketika mendengar ada saudaranya yang mengalami kesulitan. Perasaan gelisah ini tidak akan pernah hilang hingga ia mampu berbuat sesuatu untuk membantu menyelesaikan permasalahan saudaranya dan sampai saudaranya mendapatkan solusi atas permasalahannya. Jadi selama kesulitan saudaranya itu belum tuntas maka selama itu pula ia tetap dalam kegelisahan.

Ikhwah fillah rahimakumullah

Diriwayatkan bahwa Imam Syafi'iy –rahimahullahullah- menangis, menyalahkan dirinya sendiri ketika ada salah seorang sahabatnya yang meminjam uang kepadanya. Setelah ia berikan pinjaman itu, ia tegur dirinya sendiri: "Kenapa saya tidak tanggap dengan kesulitan sahabat saya sehingga ia harus meminjam, seharusnya sebelum ia meminjam, saya sudah berikan bantuan itu keadaannya"

Diriwayatkan pula bahwa Abdullah bin Abbas –radhiyyallahu anhu- ketika sedang beri'tikaf di masjid, kemudian ia mendengar bahwa ada salah seorang sahabat yang mengalami kesulitan. Mendengar berita itu Abdullah bin Abbas gelisah sekali sehingga ia izin keluar dari masjid itu untuk membantu sahabat yang mengalami kesulitan tersebut. Setelah kesulitan sahabatnya teratasi maka Ibnu Abbas pun kembali ke masjid melanjutkan i'tikafnya.

Rasulullah SAW bersabda :

"Barang siapa yang membahagiakan seorang mukmin dengan memberinya makan karena lapar, membayar hutangnya, atau melonggarkan kesempitan urusan dunianya, maka Allah akan melonggarkannya dari kesulitan akhirat. Dan barang siapa memberu kesempatan kepada orang yang dalam kemudahan, atau memutihkan hutang orang yang dalam kesulitan, maka Allah akan memberinya naungan pada hari yang tidak ada naungan lagi. Dan barang siapa yang berjalan bersama saudaranya ke ujung kampung untuk mengokohkan hajatnya maka Allah akan kokohkan kakinya di hari banyak kaki yang tergelincir. Dan sungguh seseorang di antara kalian berjalan untuk memenuhi hajat saudaranya lebih baik baginya dari beri'tikaf di masjidku selama satu bulan". (HR. Al-Hakim)



 
Jorganizer Hamdani
024-7060.9694 (flexy)
hope 4 the best n prepare 4 the worst
knowing is nothing without applying


No comments:

Post a Comment

Tak ada gading yang tak retak, saran dan kritik akan kami terima dengan senang hati. Anda sopan kami segan.

Followers