Thursday, September 22, 2011

Mengijon Biaya Pendidikan dengan Investasi Emas

Jika ingin mengejar kuda, tunggangi kuda yang lain. Jangan mengejar kuda dengan keledai, niscaya tak bakal tersusul. Ungkapan ini dapat menggambarkan laju biaya pendidikan di Indonesia. Biaya pendidikan berlari kencang tiap tahun, bahkan sering melonjak lebih tinggi di atas inflasi tahunan. Kita perlu instrumen investasi dengan kemampuan setara tapi aman untuk mengimbangi laju biaya pendidikan tersebut.

Salah satu instrumen investasi yang sering digunakan sejak dulu sebagai sarana lindung nilai dari gerusan inflasi adalah emas. Perencana Keuangan Shildt Financial Planning Joannes Widjajanto memperkirakan, keuntungan yang dipetik dari investasi emas berkisar 15% - 20% per tahun.

Emas juga tergolong likuid karena dapat dijual atau digadaikan sewaktu-waktu. Menurut Direktur Operasional Perum Pegadaian Edy Prayitno, setiap tahun ajaran baru tiba, omzet gadai emas selalu melonjak 20% lebih tinggi ketimbang bulan biasa.

Nah, kapan kita harus memulai menabung emas? Joannes menyarankan, idealnya setiap keluarga menyiapkan biaya pendidikan anak sejak anak baru lahir. Dengan demikian beban yang harus ditanggung untuk biaya pendidikan pada 18 tahun - 20 tahun mendatang akan terasa ringan. Selain itu, keluarga muda biasanya masih belum terbebani banyak kebutuhan, sehingga lebih mudah menyisihkan uang untuk membeli emas. Mereka bisa menabung emas secara berurutan dimulai dari persiapan untuk biaya SD, disusul investasi untuk SMP dan selanjutnya SMA.

Anda memiliki pilihan menyimpan emas perhiasan ataupun batangan. Jika ingin berinvestasi sekaligus memakainya, Anda dapat membeli perhiasan. Namun, harga jual emas perhiasan lebih rendah dibandingkan emas batangan karena ada komponen harga pembuatannya.

Layaknya merencanakan keuangan, yang harus dilakukan pertama kali adalah menetapkan target jumlah dana yang ingin dikumpulkan. Misalnya, mengacu biaya pendidikan di sekolah favorit yang diidamkan sang orang tua atau anak.

Joannes menyarankan Anda menghitung dulu prediksi biaya pendidikan menggunakan fair value. Misalnya, dalam 10 tahun, asumsi kenaikan biaya pendidikan rata-rata 10% tiap tahun. "Inflasi pendidikan dan proyeksi kenaikan harga emas 15%-20% per tahun itu dapat menghitung berapa gram emas yang harus ditabung," katanya.

Sedangkan Achmad Gozali, perencana keuangan dari Safir Senduk Rekan and Financial Services Consultant, mempunyai perhitungan yang lebih sederhana. Indikatornya, jumlah biaya masuk sekolah yang dituju, besaran kebutuhan dana bulanan, lalu dikonversikan ke harga emas.

Misalnya, diketahui kebutuhannya sebesar 30 gram - 40 gram emas untuk biaya masuk SMP atau SMA. Setelah mengetahui target itu, Anda tinggal memilih cara yang paling pas dengan mempertimbangkan risiko yang bakal dihadapi. Berikut ini simulasi investasi emas untuk biaya pendidikan anak.

Menabung emas

Menabung emas untuk biaya pendidikan anak adalah cara paling konvensional yang telah dilakukan oleh nenek moyang kita. Metode menabung memakai emas masih layak digunakan saat sekarang. Orangtua bisa menyiapkan pendidikan anak dengan cara membeli emas secara mencicil.

Contohnya, Anda ingin menyekolahkan anak di SMP swasta favorit. Perkiraan biaya masuk tahun ini sebesar Rp 20 juta. Sementara biaya sekolah tiap bulan dan uang daftar ulang selama tiga tahun masa sekolah diperkirakan mencapai Rp 20 juta. Jika harga emas sekarang Rp 500.000 per gram, maka logam mulia yang dibutuhkan untuk menyekolahkan anak di SMP dengan nilai sekarang mencapai berat 40 gram emas.

Kalau sekarang si anak masih duduk di kelas tiga SD, berarti masih ada waktu tersisa tiga tahun untuk mengumpulkan emas 40 gram tersebut. Otomatis, tiap tahun Anda harus membeli emas minimal seberat 13,33 gram atau 1,11 gram per bulan. Kalau dengan harga emas yang berlaku sekarang, berarti Anda harus menyisihkan dana Rp 555.000 juta untuk membeli 1,1 gram emas saban bulan.

Begitu juga asumsi untuk biaya pendidikan SMA maupun perguruan tinggi. Anda dapat membuat perencanaan sesuai dengan target sekolah yang Anda inginkan. "Berapa besar tabungan emas yang ideal, harus menyesuaikan dengan biaya di sekolah yang hendak dituju," ujar Gozali.

Menurut Joannes, menabung emas ini cocok bagi investor tipe konservatif. Menabung emas dapat digunakan untuk investasi jangka panjang di atas 10 tahun.

Cicilan emas

Cara kedua yang bisa dipilih untuk mempersiapkan biaya sekolah anak dengan emas, yakni membeli emas dengan cara mencicil. Prinsipnya sama, kita membeli emas secara mencicil di perusahaan pegadaian atau bank syariah.

Di Perum Pegadaian, pembelian emas secara cicilan ini disebut dengan produk Kredit Mulia. Edy Prayitno menjelaskan, syaratnya nasabah atau investor hanya perlu menyerahkan fotokopi kartu identitas diri yang sah dan membayar uang muka 10% dari total harga emas yang ingin dibeli dengan cara cicilan. Berat minimal emas yang bisa dibeli secara kredit adalah lima gram dan cicilan maksimal selama dua tahun.

Sedangkan BRI Syariah menawarkan kepemilikan logam mulia dengan berat minimum 10 gram dan maksimum angsuran tiga tahun. Ada pula pinjaman dengan berat maksimum 14 kilogram dengan batas waktu cicilan sampai 15 tahun.

Yang perlu diingat jika membeli emas dengan cara ini, Anda akan dikenakan biaya penyimpanan emas untuk bank syariah. Biaya ini harus dibayar tiap bulan. Sedangkan Pegadaian memungut biaya administrasi 1%.

Sebagai ilustrasi, jika Anda ingin membeli emas seberat 25 gram dengan harga senilai Rp 12,44 juta, maka uang muka yang harus disediakan sebesar minimal Rp 1,86 juta atau setara 15% dari harga emas itu. Dengan asumsi biaya penyimpanan Rp 4.500 per gram, maka Anda harus membayar cicilan pinjaman bank sebesar Rp 993.455 per bulan selama 12 bulan untuk mengumpulkan 25 gram emas dalam setahun.

Begitu pula jika mempersiapkan biaya pendidikan SMA dan perguruan tinggi. Dengan asumsi biaya pendidikan SMA sama dengan SMP, Anda perlu mengumpulkan sekitar 25 gram emas per tahun. Sedangkan untuk biaya kuliah bisa mengoleksi sekitar 35 gram per tahun.

Sementara jika ingin memenuhi biaya di semua level pendidikan, Anda perlu membeli gadai emas seberat 85 gram per tahun (asumsi harga emas batangan LM pecahan 10 gram Rp 5 juta, 25 gram sebesar Rp 12,44 juta, dan 50 gram senilai Rp 24,8 juta). Perkiraan cicilan bulanan sekitar Rp 3,7 juta selama 12 bulan.

Gozali mengingatkan, kalau memilih investasi emas untuk pendidikan dengan cara ini, maka Anda harus bersiap memperhitungkan kenaikan biaya penyimpanan. Biasanya bank atau pegadaian meninjau ulang biaya penyimpanan tiap empat bulan atau saban tahun. "Kalau biaya penyimpanan naik lebih besar dibandingkan kenaikan harga emas dalam setahun, arus kas Anda bisa terganggu," imbuh Gozali.

Bagi Joannes, menyiapkan biaya pendidikan dengan cicilan emas seperti ini cocok untuk investor konservatif dan dapat dipakai untuk investasi jangka pendek dan menengah.

Perlu diketahui, jika Anda menjadi nasabah bank syariah dan membeli emas dengan cara tersebut, maka nama Anda akan masuk dalam Sistem Informasi Debitur di Bank Indonesia (BI). Otomatis, Anda dianggap punya cicilan atau kredit senilai emas yang dibeli itu. Kondisi ini akan menyulitkan Anda untuk mendapat kredit di bank konvensional. Karena itu, Gozali menyarankan, jika ingin mendapatkan pembiayaan tambahan setelah memiliki cicilan beli gadai emas, sebaiknya di bank syariah lagi. "Bank syariah tidak menganggap beli gadai ini sebagai pinjaman," tukasnya.


PERENCANAAN KEUANGAN

Biaya pendidikan anak merupakan salah satu kewajiban yang perlu dipenuhi setiap orang tua sejak dini. Selain menabung uang, emas bisa mendukung anak dalam mengejar cita-citanya.

Menyiapkan biaya sekolah anak dengan menyimpan emas, bisa dilakukan melalui beberapa cara. Langkah cepat atau santai, tergantung kemampuan Anda. Selain dua cara yang sebelumnya sudah diuraikan di tulisan seri pertama, menyimpan emas juga bisa dilakukan melalui cara ketiga, yaitu berkebun emas.

Kebun emas

Cara paling cepat untuk menumpuk emas saat ini adalah dengan cara berkebun emas. Tapi ingat, cara yang satu ini memiliki tingkat risiko yang paling tinggi.

Sekadar informasi, kebun emas ini merupakan teknik mengumpulkan emas dengan cara gadai-menggadai. Yaitu, membeli satu emas batangan, lalu menggadaikannya. Duit hasil gadai kembali dibelikan emas, dengan berat yang sama dengan emas pertama.

Investor harus menambah dana agar bisa membeli emas dengan berat yang sama. Cara ini dilakukan hingga emas yang keempat. Tapi emas yang kelima jangan digadai lagi, melainkan disimpan untuk memanen tiga emas sebelumnya.

Sebagai gambaran, Perum Pegadaian menetapkan batas pinjaman 90% dari harga taksiran. Sedangkan BNI Syariah 85% untuk emas batangan dan maksimal 75% bagi perhiasan.

Ilustrasinya begini. Untuk mengumpulkan dana pendidikan masuk SMP memerlukan emas sebanyak 40 gram. Dengan asumsi harga emas 10 gram sebesar Rp 5 juta, lalu menggadaikan emas pertama ini sehingga dapat dana Rp 4,5 juta. Sehingga Anda perlu menambah dana Rp 500.500 untuk membeli emas kedua. Anda harus menyiapkan dana tambahan Rp 2 juta agar bisa membeli emas keempat.

Dengan asumsi biaya administrasi tiap transaksi gadai sebesar Rp 50.000, maka perlu dana tambahan Rp 150.000. Sehingga total biaya awal sebesar Rp 7,16 juta. Nah, kalau harga naik hingga 5% dalam empat bulan, maka nilai emas Anda akan berkembang menjadi Rp 26,28 juta.

Anda dapat melunasi pinjaman gadai dengan cara menjual emas kelima untuk menebus emas keempat, lalu menjualnya untuk menebus emas ketiga. Begitu seterusnya, hingga bisa menebus emas pertama. Dalam empat bulan, Anda bisa mendapat emas 10 gram plus sisa dana sekitar Rp 2,4 juta.

Kalau tak ingin menjual, Anda dapat menebus 40 gram emas itu sesuai pinjaman gadai yang sekitar Rp 18 juta. Asumsinya, pinjaman gadai sebesar 90% dari harga emas. Lalu di tambah biaya penyimpanan selama empat bulan yakni Rp 640.000. Kalau dana belum cukup, Anda dapat menebus satu atau dua batang dahulu. Sisanya bisa diperpanjang lagi dengan menambah ongkos sewa tempat.

Risiko berkebun emas ini sangat tinggi lantaran ada biaya pasti berupa biaya penitipan di bank. Jika kenaikan harga emas tidak bisa menandingi laju biaya penyimpanan, maka Anda akan rugi. Karena itu jangka waktu bisa diperpanjang hingga satu tahun, kalau harga emas seperti sekarang hampir pasti untung," kata Achmad Gozali, perencana keuangan dari Safir Senduk Rekan and Financial Services Consultant.

Kalau harga emas turun, risiko yang harus ditanggung adalah Anda harus menambah nilai jaminannya (top up). Karena risiko tinggi dan perlu keberanian berspekulasi, Perencana Keuangan Shildt Financial Planning Joannes Widjajanto mengganggap kebun emas hanya cocok untuk investor yang benar-benar paham. "Risiko berkurang dengan pengetahuan yang cukup," katanya.

Nah, silakan mulai menabung emas buat masa depan pendidikan anak tercinta.

Mengelak dari risiko fluktuasi harga

Menanam duit untuk biaya pendidikan anak pada instrumen investasi emas dapat membebaskan orangtua dari ancaman hantu inflasi. Tapi ingat, bukan berarti menyimpan si kuning ini bebas risiko lo. Maklum, harga emas yang meloncat naik dalam satu tahun terakhir cukup mengkhawatirkan, dan bubble itu berpotensi pecah. Jika sampai harga emas
jatuh, maka impian Anda menyekolahkan anak ke sekolah idaman bisa jadi buyar.

Gozali bilang, risiko terbesar investasi emas adalah gejolak harga. Sekadar mengingatkan, fenomena lonjakan harga emas secara drastis ini pernah terjadi pada tahun 1979.

Menurut catatan kantor berita Bloomberg, harga emas merangkak naik dari sebesar US$ 226 per ons troi pada April 1979. Tak genap satu tahun, harga logam telah meroket hingga mencapai rekor tertinggi US$ 850 pada 21 Januari 1980. Tapi setelah itu, harga emas jatuh hingga 68% ke level US$ 295 per ons troi pada Juni 1982. "Namun, selama 10 tahun terakhir rata-rata tetap naik seiring laju inflasi," kata Gozali.

Karena emas rawan terkoreksi, lebih bijak jika penempatan dana pendidikan bukan untuk jangka pendek melainkan jangka menengah dan panjang. "Minimal tiga tahun, agar investasi aman sesuai dengan tujuan," imbuh Gozali.

Kalau harga turun, risiko yang harus diterima adalah Anda harus menambah dana agar target dana pendidikan yang dibutuhkan tercapai. Risiko menjadi lebih besar apabila investasi emas dengan cara berkebun emas.

Meski begitu, Gozali tetap optimistis, kalaupun terjadi koreksi harga emas, tujuan investasi emas agar harta tidak tergerus inflasi tetap bisa tercapai. Selain itu, jangan menempatkan telur di satu keranjang. Siapkan investasi lain untuk pendamping emas.


 
Jorganizer Hamdani
024-7060.9694 (flexy)
hope 4 the best n prepare 4 the worst
knowing is nothing without applying

No comments:

Post a Comment

Tak ada gading yang tak retak, saran dan kritik akan kami terima dengan senang hati. Anda sopan kami segan.

Followers