Wednesday, August 31, 2011

The New York Times: "Google Turning Into a Mobile Phone?"


Krisis ekonomi yg tak jua kunjung selesai di US dan Eropa kali ini, dapat saja menjadi Krisis ke-3 setelah Krisis ke-1 tahun 1998, dan Krisis ke-2 tahun 2008.

Dengan langkah korporasi yg dilakukan Google kali ini mungkin saja dapat menciptakan rebound di Wallstreet dan mungkin akan dapat diikuti oleh bursa2 saham lain di dunia.

Masalahnya menurut saya, krisis kali ini sudah menyentuh sektor2 primer.
Nampaknya perbaikan di sektor finansial dalam hal ini perdagangan uang dan investasi portfolio (saham, dll) belum akan menyentuh akar masalah dari krisis.

Mengapa demikian?

Krisis yang sudah accute kareba tingginya unemployment yg menyerang Eropa, US dan Timur Tengah, akan merembet ke wilayah2 di dunia yg lain jika tak ada solusi.

Kebijakan2 fiskal yg sudah meluncur menurut saya hanya akan sedikit mengulur waktu dalam penanganan krisis.

Kerusuhan di Mesir, Tunisia, Mesir, Syria, Yaman, dan bahkan Inggris yg nota bene jarang sekali tersentuh konflik horizontal, membuat saya khawatir.

Seperti diketahui, krisis berawal dari bubble economy, dimana kinerja sektor keuangan (bisnis modal dan uang) yang terlalu cepat tumbuh, melebihi pertumbuhan sektor riiil (bisnis barang dan jasa) sehingga kinerja sektor keuangan tidak mencerminkan kinerja di sektor riil. Terjadi bubble karena, spekulasi dan kerakusan di sektor finansial.

Menurut saya, dan ini tidak ada teorinya. Terserah mau dipercaya atau tidak, Rasio volume perdagangan antara sektor riil (barang dan jasa) berbanding sektor finansial (modal portfolio dan uang) sekitar 1:84. Mengapa demikian? Ketika rasio tersebut dicapai sebelum krisis ke-1 tahun 1998 terutama pada awal dasa warsa sembilan puluhan, rasio yang ada adalah seperti itu.

Namun ketika kemudian, rasionya menjadi 1:2000 bahkan lebih, mk gelembung itu meletus. Karena kerakusan dalam berspekulasi di sektor finansial sama sekali tidak mencerminkan kinerja yg ada di sektor riil.

Padahal kinerja sektor finansial, seharusnya sejalan dengan kinerja di sektor riil.

Maka negara2 yg kerusakan ekonominya paling parah adalah negara2 yg volume perdagangan sektor finansialnya besar sekali.

Sementara Indonesia yg masih bertumpu pada sektor riil tidak separah negara2 tsb. Namun terkena imbasnya, karena kemerosotan ekonomi negara2 maju (yg ditopang oleh pertumbuhan sektor finansial), membuat ekspor Indonesia terhambat.

Krisis finansial di US saat ini sebenarnya karena antara sektor finansial sedang mencari titik equilibrium baru dengan sektor riil. Masalahnya sektor riil, sudah merosot terlalu dalam

Jadi benahi dulu sektor riil dengan mengatasi unemployment yg parah di negara2 maju.

Karena estimasi saya krisis akan merembet ke China jika pemerintah China tdk segera melakukan langkah strategis. Mengapa demikian?

China PDB sangat tinggi. Salah satunya dari sektor produksi dengan kapasitas raksasa, sehingga banyak ekspor. Jika ekspornya terhambat karena pasarnya sedang lesu darah, pastilah barang2 China secara liar menyerbu ke negara2 lain yg kemampuan ekonominya tdk tinggi. Barang2 China akan menumpuk.

Pertumbuhan China ditopang oleh investasi dalam hal ini Foreign Direct Investment (FDI), yg mayoritas utk ekspor. Konsumsi China sangat rendah dibandingkan dengan investasinya. Ini adalah bubble di sektor riil. Namun nampaknya Pemerintah China mulai jeli dengan ajakan kepada rakyatnya utk meningkatkan konsumsi. Supaya barang2nya juga dikonsumsi oleh rakyatnya sendiri.

Friksi2 horisontal di tingkat global saat ini kalau dicermati dengan benar,menurut saya karena adanya unemployment. Bukan semata2 masalah politik atau SARA.

Jika kemakmuran dan kesejahteraan dapat dicapai, akan lebih mudah dalam mengatasi krisis apapun.

Peningkatan kinerja di sektor finansial tidak begitu berdampak bagi masalah unemployment. Karena sektor riil yg lebih berperan. Sektor finansial hanya menguntungkan sekelompok orang/korporat, sementara sektor riil lebih banyak dirasakan manfaatnya oleh rakyat banyak dalam mengatasi enemployment.

Saya tidak membenci pada sektor finansial. Saya hanya membenci kerakusan dan spekulasinya yang bagi saya mengerikan.

Tetaplah dijaga agar pertumbuhan sektor finansial memang benar2 menunjukkan kinerja sektor riil, dengan meniadakan bubble yang bermata air dari kerakusan dan spekulasi.

Kembali ke masalah Google yg membeli Motorola, coba saja kita lihat sama2. Semoga dapat memberikan rebound, dan memberikan efek positif bagi kinerja ekonomi global, dimana Indonesia adalah salah satu bagian darinya.
 
Terima kasih atas uraiannya yang menambah wawasan dan pengetahuan di dunia finansial global. Saya memang hanya pemerhati saja yg tertarik didunia ekonomi terutama finansial (pekerjaan saya sendiri hanyalah seorang engineer), kebetulan waktu krisis 2008 saya buat tugas makalah analisa krisis tersebut dan kondisi ekonomi di Islandia (Iceland).

Terimakasih informasinya, kebetulan saya juga baca berita bahwa google mengakuisisi Motorola Mobility Holdings Inc dengan harga saham premium mencapai 63% dengan total US$12.5 miliar secara tunai langsung sehingga memberikan sentimen positif yang langsung memicu rebound saham-saham di bursa wallstreet. Biasanya kenaikan index disana diikuti juga oleh IHSG, jadi bisa menjadi kabar gembira buat para pemain saham yang kebetulan minggu lalu IHSG sempat terperosok cukup dalam dan minggu ini sudah mulai naik lagi dipergerakan zona positif. Yang minggu lalu sempat beli saham murah atau yang jatuh, mungkin skr udah bisa menikmati hasil kenaikan harganya lagi.

Apabila bapak ada tulisan atau materi2 yg kira2 bisa mengulas kondisi2 sebelum krisis 1998 dan 2008 dan kondisi saat ini, nampaknya akan menjadi pembahasan yang menarik sambil memprediksi bagaimana kondisi ekonomi global maupun ekonomi indonesia.
 
Tentang ulasan2 atau analisis2  saya banyak yg saya sampaikan dalam seminar yg diadakan oleh Asosiasi Manajemen Indonesia Cabang Surabaya. Semoga masih ada rekamannya di sekretariat. Juga saya sampaikan di program mingguan Solusi Manajemen Bisnis atau sekarang berubah menjadi Smart Solution di Radio Suara  Surabaya 100FM/video streaming. Atau coba buka www.suarasurabaya.net kemudian klik on demand dan pilih tanggal yg dikehendaki. Saya sudah lupa untuk topik yg Pak Ervan minta, saya sampaikan pd tgl, bulan dan tahun berapa. Krn sudah lama sekali.

Namun yg pasti, jika topiknya Islandia, saya dapat memberi masukan sbb:

Islandia adalah salah satu dari kekuasaan sekaligus tanah air bangsa Viking pd jaman dulu yg dikenal dengan kekuatan baharinya di Eropa.

Sekarang Islandia secara tdk langsung masuk kawasan Scandinavia yg berada di seberang lautan yg dipisahkan oleh Laut Utara, dengan Denmark, Swedia, Norwegia, dan Finlandia. Karena Islandia adalah negara pulau, sementara Denmark, Swedia, Norwegia, dan Finlandia, adalah negara kontinen.

Sebenarnya hampir seluruh negara di Scandinavia, ekonominya banyak digerakkan oleh sektor riil (perdagangan barang dan jasa), bukan didominasi oleh sektor finansial (perdagangan modal/portfolio dan uang).

Ketika terjadi krisis, ekspornya turun drastis, karena tempat tujuan ekspor terlibas krisis. Bukan secara langsung krn akibat krisis finansial.

Islandia, kalau tidak salah 80% ekonominya ditopang oleh perikanan. Karena Laut Utara yg hangat, meskipun masuk Lingkaran Kutub, namun pelabuhannya jarang membeku.

Produk perikanannya yang didominasi perikanan tangkap, bukan perikanan budi daya, anjlok ekspornya ketika krisis. Termasuk algae merah dan rumput lautnya yg banyak diiklankan di televisi.

Negara Scandinavia lain, seperti Denmark yg didominasi peternakan dan pertanian, dan sering disebut Negeri Sarapan Pagi, karena dominasinya di Eropa dalam memasok sarapan pagi juga terkena imbas penurunan pembelian produk. Seperti susu, roti dll.
Sebetulnya analisa yang saya lakukan adalah masih dalam tahap belajar ketika mengerjakan tugas makalah keuangan internsional, waktu itu saya ambil bahasan mengenai Analisa Neraca Pembayaran Repulik Islandia, alasan saya mengambil Negara ini karena pada saat krisis 2008 merupakan Negara pertama di Eropa yang terkena imbas paling parah akibat krisis yang pertama kali ditimbulkan di Amerika Serikat. Jadi mohon maklum jika analisa saya ini kurang dalam dan masih dangkal.

Sebagai informasi mengenai Komposisi Produk  Ekpor - Impor Islandia pada tahun 2007 berdasarkan "Merchandise trade".

Ekspor:

- Marine Products 41.8%
- Agriculture Products 1.1%
- Aluminium and Ferrosilicon 28.9%
- Other manufactured goods 10%
- Other products 18.2%

Import:

- Capital goods 22%
- Transport equipment 21%
- Industrial products 25%
- Other consumer goods 16%
- Food and beverages 7%
- Fuel 9%

Analisa yang saya peroleh dari kasus di Islandia tersebut:

Kondisi perekonomian di Islandia diambang kebangkrutan, selain karena imbas krisis global, juga karena faktor internalnya sendiri. Tercatat bahwa beberapa indikator ekonomi terkoreksi cukup tajam, yaitu:

-  Neraca perdagangan (trade balance) hampir selalu mengalami defisit diakibatkan oleh ketergantungan akan produk dan jasa impor yang diperlukan oleh konsumen di Islandia, dimana nilai impor hampir selalu lebih tinggi dari nilai ekspornya.

- Neraca berjalan (current account) juga selalu mengalami defisit karena pengaruh neraca perdagangan dan neraca income yang selalu defisit.

- Tingkat inflasi yang meningkat tajam, dari tingkat inflasi yang diharap 2.5% namun meningkat menjadi sekitar 21% pada Desember 2008. Tingkat inflasi akan mempengaruhi terhadap pendapatan negara, daya beli masyarakat, dan dalam konteks hubungan internsional, inflasi dapat mempengaruhi neraca perdagangan internasional negara bersangkutan. Jika inflasi suatu negara meningkat relatif dibandingkan negara-negara rekanan dagangnya, maka neraca berjalan negara tersebut akan menurun, jika faktor lain tidak berubah. Konsumen dan  perusahaan pada negara tersebut mungkin membeli lebih banyak barang di luar negeri (karena tingginya inflasi lokal), sementara ekspor negara tersebut akan menurun karena tingginya harga produk dari negara tersebut dimata negara rekanan daganganya.

- Tingkat utang luar negeri yang mencapai 100 miliar USD lebih atau sekitar lebih dari 800% dari GDP nya yang sebesar 12.62 miliar USD. Sedangkan Bank Dunia menetapkan bahwa suatu negara dikategorikan sebagai negara pengutang berat (severly indebted country) jika negara yang bersangkutan memiliki debt to GDP ratio di atas 80 persen.

- Nilai mata uang Krona yang terdepresiasi 99.16% atau hampir 100% jika dibandingkan antara Desember 2007 dan Desember 2008. Sebenarnya mata uang yang lemah dapat merangsang kenaikan permintaan luar negeri terhadap produk ekspor Islandia sehingga dapat meningkatkan juga lapangan pekerjaan, namun hal ini juga dapat menyebabkan inflasi yang tinggi seperti yang dialami sendiri oleh Islandia. Jika melihat neraca pembayaran Islandia, hal ini terjadi di kuartal ke 4 tahun 2008, dimana nilai ekspor lebih tinggi daripada nilai importnya. Di sisi lain, pelemahan nilai tukar Krona juga berakibat semakin membebani Islandia dalam pembiayaan impor dan utang luar negerinya.

- Terjadinya penurunan GDP, dimana pada kuartal ke 4 tahun 2007, GDP nya sebesar 21,643 juta USD, dan pada kuartal ke 4 tahun 2008, mengalami penurunan menjadi sebesar 12,622 juta USD. Artinya bahwa pendapatan masyarakat menjadi berkurang sehingga akan mengurangi daya beli mereka.

- Cadangan devisa negara Islandia mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, namun karena krisis 2008 telah berpengaruh juga terhadap cadangan devisa di bulan Januari 2009.  Pada akhir tahun 2007 cadangan devisanya mencapai 2,626 juta USD, meningkat di tahun 2008 mencapai 3,553 juta USD dan turun lagi di awal 2009 menjadi 2,944 juta USD. Peningkatan pada akhir 2008 lebih sebabkan karena adanya suntikan dana berupa pinjaman dari IMF sebesar sekitar 2.1 Miliar USD pada bulan November 2008, dan penurunan di 2009 lebih disebabkan karena depresiasi mata uang yang sangat tinggi, sehingga ikut menurunkan cadangan devisanya. Cadangan devisa negara tersebut jika disetarakan dengan keperluan pembiayaan impor setara dengan 1 - 1.5 bulan saja.

- Permasalahan di 3 bank besar Islandia yang mengalami kerugian sekitar 39 miliar Euro dan harus dinasionalisasi pemerintah yang memerlukan dana 50 miliar Euro.
- Untuk tetap menjalankan roda perekonomiannya, Islandia meminjam utang baru sebesar 2.1 miliar USD dari IMF dan rencana 4 miliar Euro dari Rusia. 

Mudah2an tidak membosankan, karena analisa saya lebih pada ekonomi makro nya saja.
Saya akan coba untuk menyederhanakannya sbb:

Jika kita lebih jeli, sebenarnya, krisis Islandia lebih disebabkan mixed dari masalah politik sekaligus ekonomi/bisnis.

Kajian politiknya adalah, dengan berkuasanya partai berhaluan "neo liberal" telah terjadi kebijakan yang membuka diversifikasi usaha. Yg diawali dengan kebijakan deregulasi.

Menurut saya, seharusnya Islandia tetap pada "core competency" nya saja. Yaitu marine business, aluminium smelting dan ecotourism.
Atau menomorsatukan sektor riil, daripada sektor finansial.

Dengan kata lain sesuai dgn konteks bisnis yg ada di Islandia, usaha perbankan sebaiknya sebagai plasma dari sektor2 tersebut di atas. Jangan menjadi core. Karena 3  core competency tersebut di atas  telah cukup memberi kemakmuran bagi seluruh penduduk yg jumlahnya hanya sekitar 315 ribu jiwa saja. Atau sama dengan seperlima dari  penduduk kota administratif Depok yg 1.667.000 jiwa. Atau sepertiga dari penduduk Jakarta Pusat yg 913.460 jiwa.

Kebijakan pemerintah neo liberal telah membuat pejabat2 bank menjadi rakus. Dari semula hanya bank yang memiliki pasar domestik, tiba2 saja berubah menjadi sangat ekspansif dengan pinjaman interbank lending market.

Penetapan suku bunga bank sebesar 15,5% telah membuat investor asing berbondong2 masuk, mengingat suku bunga di Eurozone hanya 4%, sedang di Inggris hanya 5,5%. Tentu saja terjadi inflasi. Supply M3 tumbuh 56,5% dalam 12 bulan di September 2008. Sementara pertumbuhan GDP hanya 5%.  Inflasi y.o.y per Jan 2009 18,6%. Maka economic bubble tinggal tunggu meletusnya.

Ketika itu tiga Bank utama di Islandia (Glitnir, Landsbanki, dan Kaupthing), hutangnya saja 50 M Euro. Sementara GDP hanya 8,5 M Euro. Belum lagi peringatan dari "Economist" thn 2007 yg melaporkan bahwa Krona adalah mata uang paling over-valued di dunia, tdk membuat bankir di Islandia menyadari adanya bubble tsb. Maka akhirnya meletusnya secara dahsyat ekonomi di Islandia pd thn 2008. Konon sebenarnya para bankir dan penguasa sudah mengetahui akan gawatnya situasi ekonomi, namun sengaja ditutupi, dengan menyimpannya rapat2.

Intinya hampir sama dengan krisis di US. Hanya kalau krisis di US pelaku bisnis yg rakus adalah pelaku di sektor keuangan dan real estate mk dikenal sbg supreme mortgage. Sementara di Islandia pelaku yg rakus adalah bankir.
Krisis tersebut sampai sekarang belum juga berakhir.

Nampaknya tidak ada hubungan antara krisis di US dengan di Islandia.
Karena masing2 negara tersebut bergulat dengan kerakusan masing2 yg tdk saling mempengaruhi.
Maaf jika saya salah. Sebab ini analisis subyektif.
Kalau coba dihubungkan, menurut saya, krn ada krisis di US, maka investor yg menanamkan investment portfolio di Islandia jadi panik, kemudian semua menarik investasinya dr Islandia, secara besar2an dan dengan jumlah nominal yg besar. Sehingga terjadi rush. Perbankan di Islandia tdk mampu membayar, sehingga terjadi krisis.

Sebenarnya kalau bicara tentang minus dalam neraca perdagangan, itu bagi Islandia tidak ada masalah serius, karena impornya utk pembiayaan sektor riel yg bertumpu pd ke-3 core competency tsb di atas. Sejak 1988 selalu minus kecuali thn 1993 dan 1994 serta 2009 dan 2010 yg surplus.

Toh Islandia tetap menjadi negara dengan GDP tinggi dengan Income per capita tinggi di dunia. Namun dengan rakusnya para bankir di sektor finansial, maka kemudian jadi malapetaka.

Dengan kembali ke sektor riil yaitu fokus kepada 3 core competency tsb di atas saya berharap pemulihan segera teratasi.
Masalahnya, di negara2 lain krisis juga menerpa.

Pendekatan dalam analisis saya memang tidak sepenuhnya merujuk pd teori2 ekonomi dlm sistem kapitalis, namun juga memasukkan pandangan Prof Ormerod yg bukunya "The death of Economics" saya jadikan rujukan pula dalam analisis. Jadi maaf jika analisis saya tdk sepenuhnya sama dengan teori2 ekonomi makro yg selama ini jadi rujukan.


 
Jorganizer Hamdani
024-7060.9694 (flexy)
hope 4 the best n prepare 4 the worst
knowing is nothing without applying

4 comments:

  1. Apakah Anda mencari pinjaman bisnis? pinjaman pribadi, pinjaman rumah, kredit mobil, pinjaman dana real estate, pinjaman konsolidasi utang, pinjaman tanpa jaminan, modal ventura, dll .. Atau anda telah menolak pinjaman oleh bank atau lembaga keuangan untuk alasan apapun. Saya Ibu Laura Seaman, pemberi pinjaman, pinjaman untuk bisnis dan individu di seluruh dunia pada tingkat yang rendah dan tingkat suku bunga yang terjangkau dari 2%. jika Anda tertarik pada pinjaman dari perusahaan saya menulis kepada saya melalui email (lauraseamanloanfirm@gmail.com)
    Informasi Peminjam:
    Nama lengkap: _______________
    Negara: __________________
    Sex: ______________________
    Umur: ______________________
    Jumlah Pinjaman Dibutuhkan: _______
    Durasi Pinjaman: ____________
    Tujuan pinjaman: _____________
    Nomor ponsel: ________

    ReplyDelete
  2. Apakah Anda mencari pinjaman bisnis? pinjaman pribadi, pinjaman rumah, kredit mobil, pinjaman dana real estate, pinjaman konsolidasi utang, pinjaman tanpa jaminan, modal ventura, dll .. Atau anda telah menolak pinjaman oleh bank atau lembaga keuangan untuk alasan apapun. Saya Ibu Laura Seaman, pemberi pinjaman, pinjaman untuk bisnis dan individu di seluruh dunia pada tingkat yang rendah dan tingkat suku bunga yang terjangkau dari 2%. jika Anda tertarik pada pinjaman dari perusahaan saya menulis kepada saya melalui email (lauraseamanloanfirm@gmail.com)
    Informasi Peminjam:
    Nama lengkap: _______________
    Negara: __________________
    Sex: ______________________
    Umur: ______________________
    Jumlah Pinjaman Dibutuhkan: _______
    Durasi Pinjaman: ____________
    Tujuan pinjaman: _____________
    Nomor ponsel: ________

    ReplyDelete
  3. Apakah Anda mencari pinjaman bisnis? pinjaman pribadi, pinjaman rumah, kredit mobil, pinjaman dana real estate, pinjaman konsolidasi utang, pinjaman tanpa jaminan, modal ventura, dll .. Atau anda telah menolak pinjaman oleh bank atau lembaga keuangan untuk alasan apapun. Saya Ibu Laura Seaman, pemberi pinjaman, pinjaman untuk bisnis dan individu di seluruh dunia pada tingkat yang rendah dan tingkat suku bunga yang terjangkau dari 2%. jika Anda tertarik pada pinjaman dari perusahaan saya menulis kepada saya melalui email (lauraseamanloanfirm@gmail.com)
    Informasi Peminjam:
    Nama lengkap: _______________
    Negara: __________________
    Sex: ______________________
    Umur: ______________________
    Jumlah Pinjaman Dibutuhkan: _______
    Durasi Pinjaman: ____________
    Tujuan pinjaman: _____________
    Nomor ponsel: ________

    ReplyDelete
  4. Apakah Anda mencari pinjaman bisnis? pinjaman pribadi, pinjaman rumah, kredit mobil, pinjaman dana real estate, pinjaman konsolidasi utang, pinjaman tanpa jaminan, modal ventura, dll .. Atau anda telah menolak pinjaman oleh bank atau lembaga keuangan untuk alasan apapun. Saya Ibu Laura Seaman, pemberi pinjaman, pinjaman untuk bisnis dan individu di seluruh dunia pada tingkat yang rendah dan tingkat suku bunga yang terjangkau dari 2%. jika Anda tertarik pada pinjaman dari perusahaan saya menulis kepada saya melalui email (lauraseamanloanfirm@gmail.com)
    Informasi Peminjam:
    Nama lengkap: _______________
    Negara: __________________
    Sex: ______________________
    Umur: ______________________
    Jumlah Pinjaman Dibutuhkan: _______
    Durasi Pinjaman: ____________
    Tujuan pinjaman: _____________
    Nomor ponsel: ________

    ReplyDelete

Tak ada gading yang tak retak, saran dan kritik akan kami terima dengan senang hati. Anda sopan kami segan.

Followers