Wednesday, August 31, 2011

Kuliah dan Tantangan Masa Depan

Berikut ini merupakan curhatan dari seorang teman, dan tanggapan surel dari teman lainnya:
 
Dear Brother, semoga ini juga tidak hanya angan angan dan terjadi di dalam hidupku....kalau dipikir pikir sayang banget hampir separuh hidupku diinvestasikan untuk belajar dan mendalami subyek pendidikan keahlian yang satu ini... bahkan dengan nilai yang cukup memuaskan ditambah dengan penguasaan bahasa Jerman yang cukup lancar mendekati ibu bahasa krn cukup lama disana. Miris juga rasanya kalau semua itu terbuang sia sia... seorang teman sekembalinya ke Indonesia bahkan karena sudah saking lama tidak pernah terpakai bahasa jermannya jadi lupa sama sekali. Di dalam satu perkumpulan ikatan alumni jerman.... saya bahkan mendapatkan informasi beberapa teman terpaksa memberikan ceramah (Vortrag)-nya kedalam bahasa Indonesia, karena sudah lupa dengan bahasa Jerman. Sangat miris sekali... saya berpikir seandainya segala potensi kita yang kita miliki ini bisa dimaksimalkan....

Kenapa saya posting postingan dibawah adalah... karena alumni kampus tempat saya dulu menuntut ilmu s.1 di Jogja, menyemangati mahasiswanya bahwa teknik kimia
(dilihat dari ranking dibawah jurusan kimia dengan prospek gaji besar teknik kimia menempati peringkat nomor dua (!)) bahwa teknik kimia memiliki prospek yang sangat cerah, sementara pada saat kita reuni bulan kemarin... dari sekian banyak kita yang terkumpul setelah sepuluh tahun lebih 90% diantaranya tidak bekerja sesuai dengan keahlian latarbelakang ilmu yang dimiliki sebagai chemical engineer.... miris sekali.

Dalam satu seminar James Gwee yang saya hadiri di WTC di Surabaya kemarin, salah satu yang mengena di benak saya... yang disampaikan sama beliau dengan bentuk
ekstreem dan humour... bahwa sebenernya segala jenjang taraf pendidikan kita dari SD sampai di Universitas itu sebenernya tujuannya adalah mencetak the way of thinking saja yang disesuaikan dengan tingkat pendidikan dan usia kedewasaan lepas dari apa sebenernya yang kita pelajari di bangku kuliah dan sekolah. Dalam artian hard skill kita, pendidikan kita adalah nomor dua dari tujuan kita menuntut ilmu. Saya tersenyum, namun dalam hati saya tertempelak habis... mengingat pas saya kuliah dulu saya tidak hanya mengorbankan uang yang cukup besar, tetapi perencanaan yang cukup matang sejak SD, cucuran keringat dan bahkan air mata. Istilah kasarnya, kalau sebenernya ini semua cuma dijadikan nomor dua... ngapain saya capek - capek belajar dan menuntut ilmu di negeri orang?? :(

Suatu angan angan saya kalau misalnya ada badan semacam apa yah human resource atau manpower dari pemerintah yang bisa menyalurkan dan memanfaatkan sumber daya
manusia yang ada di Indonesia ini sesuai dengan minat bakat dan latar belakang ilmu yang dimilikinya... pasti bagus sekali. Cuma mungkin agak susah karena begitu banyaknya penduduk di Indonesia ini yang harus diberi pekerjaan, tingkat pembangunan yang belum merata... dna lain lain dan lain lain...
 
Kuliah memiliki banyak tujuan. Ada yang ingin mencari ilmu setinggi mungkin, agar punya gelar, atau untuk menaikkan posisi tawar saat mencari kerja. Namun tahukah kamu bahwa tidak semua jurusan yang ada di bangku kuliah membuat `nilai' pencari kerja meningkat?

Bahwa tidak semua jurusan mampu `membayar' kembali saat lulus, seperti daftar yang dibuat oleh PayScale. Situs ini memaparkan jurusan yang lulusannya digaji dengan nilai paling tinggi di Amerika Serikat.

Uniknya, jurusan kedokteran tidak masuk dalam daftar 13 besar. Begitu juga dengan ilmu sosial, tidak ada yang masuk dalam daftar ini. Lantas, jurusan apa saja yang paling menghasilkan gaji tinggi? Berikut pemaparannya.

1. Jurusan Teknik Perminyakan
Lulusan jurusan ini yang memiliki pengalaman kerja dua tahun (atau disebut PayScale sebagai pemula), rata-rata dibayar USD97.900 atau setara dengan Rp828,9 juta per tahun. Sementara yang sudah pengalaman selama 15 tahun (mid-career), dibayar USD155 ribu atau setara dengan Rp1,3 miliar per tahun.

2. Jurusan Teknik Kimia
Tingkat pemula jurusan ini rata-rata dibayar USD64.500 atau setara dengan Rp546 juta per tahun. Sementara mid-carrer rata-rata dibayar USD109 ribu atau setara dengan Rp922,9 juta per tahun.

3. Teknik Listrik
Lulusan teknik listrik yang pemula rata-rata dibayar USD61.300 atau setara dengan Rp519 juta per tahun. Sementara yang mid-career dibayar USD103 ribu atau setara dengan Rp872,1 juta per tahun.

4. Material Science
Lulusan jurusan ini dibayar rata-rata USD60.400 atau setara dengan Rp511,4 juta per tahun (untuk pemula) dan USD103 ribu (Rp872 juta) per tahun untuk tingkat mid-career.

5. Teknik Penerbangan
Lulusan jurusan ini dibayar rata-rata USD60.700 atau setara dengan Rp513,9 juta per tahun (untuk pemula) dan USD102 ribu atau setara dengan Rp863,6 juta per tahun (untuk mid-career).

6. Teknik Komputer
Untuk lulusan pemula, rata-rata dibayar USD61.800 atau setara dengan Rp523,3 juta per tahun. Sementara yang mid-career dibayar USD101 ribu atau setara dengan Rp 855,2 juta per tahun.

7. Ilmu Fisika
Lulusan jurusan ini yang pemula rata-rata dibayar USD49.800 (Rp421,6 juta) per tahun sementara untuk yang mid-career dibayar USD101 ribu (Rp855,2 juta) per tahun.

8. Matematika Terapan
Lulusan jurusan ini rata-rata dibayar USD52.600 (Rp445,4 juta) per tahun untuk pemula. Sementara untuk mid-career rata-rata dibayar USD98.600 (Rp834,8 juta) per tahun.

9. Ilmu Komputer
Untuk pemula lulusan jurusan ini, rata-rata dibayar USD56.600 (Rp479,3 juta) per tahun. Sementara yang mid-career rata-rata dibayar USD97.900 (Rp829 juta) per tahun.

10. Teknik Nuklir
Lulusan pemula rata-rata dibayar USD65.100 (Rp551,2 juta) per tahun. Sementara untuk yang mid-career rata-rata dibayar USD97.800 (Rp828,1 juta) per tahun.

11. Teknik Biomedical
Lulusan jurusan ini yang pemula rata-rata dibayar USD53.800 (Rp455,5 juta) per tahun. Sementara mid-career rata-rata dibayar USD97.800 (Rp828 juta).

12. Ekonomi
Untuk pemula, rata-rata dibayar USD47.300 (Rp400 juta lebih) sementara yang mid-career dibayar USD94.700 (Rp801 juta lebih) per tahun.

13. Teknik Mesin
Lulusan pemula jurusan ini rata-rata dibayar USD58.400 (Rp494 juta lebih) per tahun sementara yang mid-career dibayar USD94.500 (Rp800 juta lebih) per tahun.
 
Hendaknya segala sesuatu termasuk pengalaman dan investasi di dunia pendidikan jangan dianggap sebagai sesuatu yang sia-sia. Anggaplah semua itu sebagai proses dan pembelajaran dalam kehidupan. Jika kita semua mensyukuri apa yang telah Tuhan berikan kepada kita niscaya kita mampu menghadapi segala tantangan hidup. 
Saya pribadi senang melihat orang-orang yang poliglot atau mampu berbahasa lebih dari dua. Sehr interessant, und wuensche ich Ihnen schoenster Tag!
 
meminjam istilah teman saya di kantor, sekolah itu untuk mengetok kebodohan kita, walau ada yang bisa memecahkannya langsung. Tapi dengan ketokan itu setidaknya kita tidak perlu usaha keras untuk membanting hingga pecah.
 
 Masalah beda jurusan itu kan klasik rata-rata daripada nganggur. Atau dulunya masuk kuliah ortu dan anak sama2 tidak menelaah keinginan, kemampuan, rencana masa depan anak dengan terbuka. 
 
Kerjaan saya juga berbeda bidang dengan jurusan kuliah dan kejaan awal di bidang komunikasi. Tapi bukan karena dua penyebab diatas, lebih karena saya berkembang dan menemukan bidang lain yang lebih menarik. Sama halnya dengan tumbuhnya ketertarikan saya untuk wiraswasta yang berbeda jauh dari kerjaan saya sekarang.
 
 
Jorganizer Hamdani
024-7060.9694 (flexy)
hope 4 the best n prepare 4 the worst
knowing is nothing without applying

No comments:

Post a Comment

Tak ada gading yang tak retak, saran dan kritik akan kami terima dengan senang hati. Anda sopan kami segan.

Followers