Wednesday, June 1, 2011

SUKSES BELAJAR DARI ALAM

Setiap kita mendambakan kesuksesan dan kebahagiaan hidup – sebuah kehidupan dimana kita dihormati, dihargai dan dicintai. Kita juga mendambakan kehidupan yang penuh dengan makna, sebuah kehidupan yang dapat membuat orang yang kita cintai juga mencapai kesuksesan dan kebahagiaan dalam hidupnya.

Namun sayangnya kehidupan ini sering kali berjalan tidak seperti yang kita harapkan. Banyak sekali hal-hal yang tidak kita inginkan justru terjadi dalam kehidupan kita, entah itu berupa krisis, penderitaan, musibah, dan berbagai kegagalan. Jalan untuk mencapai keberhasilan dan kebahagiaan seringkali melalui berbagai kesulitan dan
penderitaan. Dalam bukunya yang berjudul Stronger Heart Wiser Mind (Hati yang Lebih Tegar dan Pikiran yang Lebih Bijak) seorang penulis Amerika keturunan Cina, Lim How, dengan indahnya menggambarkan betapa kehidupan ini dapat menjadi lebih bermakna jika kita memilih untuk senantiasa terus belajar, berubah dan bertumbuh. Kehidupan ini bukan sekedar dinikmati ataupun disesali, tetapi harus dijalani hari demi hari seperti halnya dengan alam semesta yang senantiasa bergerak dan berubah untuk mencapai keseimbangan baru.

Dalam menghadapi kehidupan kita sesungguhnya dapat belajar dari alam di sekeliling kita. Karena alam mengajarkan banyak hal kepada kita untuk menjadi lebih bijaksana dan lebih tegar dalam menghadapi kehidupan. Seperti sebuah penggalan puisi yang berjudul Doa Seorang Indian – an Indian Prayer –

Oh Great Spirit!
Whose voice I hear in the winds
And whose breath gives life to all the world.
Let me learn the lessons you have hidden in every leaf and rock.

Memang naluri kita sebagai manusia adalah senantiasa belajar dan mencari tahu tentang arti atau makna dari berbagai hal yang kita lihat atau kita temui dalam kehidupan ini. Namun seringkali justru naluri tersebut sering kita abaikan, sehingga kita tidak dapat melihat apa dibalik peristiwa itu atau belajar dari setiap kesulitan, tantangan ataupun kegagalan yang kita alami tersebut. Padahal sejak
jaman dahulu banyak sekali orang-orang bijak yang telah dapat memahami dan mengerti hubungan antara alam dengan manusia. Ternyata banyak sekali kesamaan antara alam semesta dengan manusia. Sebagai contohnya: sekitar 70 persen permukaan bumi tertutup oleh air, sisanya adalah daratan.

Kitapun tahu bahwa tubuh manusia sebanyak 70 persen adalah air. Contoh lain adalah temperatur atmosfir bumi tetap berada dalam keadaan konstan, demikian halnya dengan tubuh manusia. Bahkan jika tubuh manusia dibagi menjadi partikel-partikel kecil
seperti atom, kemudian dibagi menjadi inti atom dan elektron, lalu inti atom dibagi menjadi proton dan neutron, dan lebih kecil lagi menjadi quark, maka sesungguhnya tubuh manusia memiliki konfigurasi seperti alam semesta dengan galaksi dan tata surya.

Seorang pemenang hadiah Nobel, Murray Gell-Mann, yang menemukan Teori Kompleksitas – mengatakan bahwa segala sesuatu di sekeliling kita merupakan suatu sistem yang adaptif dan dapat mengatur dirinya sendiri. Tuangkan segenggam pasir ke tanah, maka perlahan-lahan pasir tersebut akan membentuk suatu keadaan yang tetap atau stabil.
Demikian halnya dengan dunia ini dan juga seluruh isinya bekerja berdasarkan prinsip seperti pasir. Jika ada gangguan atau goncangan sekeras apapun, maka cepat atau lambat akan mencapai keseimbangan baru.

Alam dalam sejarah kehidupan manusia telah mengajarkan banyak sekali hal kepada kita. Ada beberapa sifat-sifat yang dapat kita pelajari dari alam yang dapat kita gunakan sebagai pedoman dalam menjalani kehidupan ini.

Sifat-Sifat Alam

1. Sumber Daya Terbatas, Potensi Tak Terbatas

Segala sesuatu di dunia ini dibuat atau dibentuk dari sejumlah kecil unsur. Misalnya dalam ilmu fisika dikenal bahwa semua zat dibentuk dari partikel proton dan elektron. Dalam kimia kita ketahui bahwa berbagai jenis bahan kimia terbentuk dari senyawa karbon dan hidrogen. Lebih jauh lagi kita ketahui pula bahwa semua perhitungan yang rumit dalam matematika, statistika maupun akuntansi keuangan,
pada dasarnya terdiri hanya sepuluh lambang angka. Berbagai karya tulisan, sastra dan ilmu pengetahuan tersusun dari hanya 26 alfabet! Demikian halnya musik baik itu berupa musik klasik, rock n roll, new wave, pop tercipta dengan sebuah harmonisasi yang indah dari 7 nada dasar.

Pelajaran apa yang dapat kita petik dari semua ini? Jawabannya adalah Kreatifitas. Kita dapat menciptakan banyak hal dari sumber daya yang terbatas dengan melakukan proses kreatifitas. Kreatifitas berasal dari kata dasar kreatif yang memiliki akar kata to create yang artinya mencipta. Inilah sesungguhnya Kuasa yang diberikan oleh
Tuhan (ingat bahwa we are given the authority to use the Power of God – Kita diberikan wewenang untuk menggunakan Kuasa Tuhan). Inilah yang membedakan manusia dengan ciptaan Tuhan yang lainnya. Kita diberi kemampuan untuk mencipta, termasuk menciptakan realitas baru dalam kehidupan kita. Sehingga apapun situasi atau keterbatasan kita, kita memiliki potensi untuk menciptakan berbagai hal, termasuk
keberhasilan dan kebahagiaan dalam hidup ini. Kita tidak memerlukan banyak sumberdaya untuk dapat menciptakan banyak hal yang memberi arti bagi kehidupan.

Oleh karena itu penting sekali bagi kita untuk mulai belajar mengembangkan kreatifitas dalam diri kita. Seorang anak kecil dapat membuat berbagai macam bentuk dari misalnya 50 potongan lego. Demikian halnya telah jutaan bahkan milyaran penemuan manusia yang berasal dari unsur-unsur yang terbatas atau sederhana. Penemuan roda yang berbentuk lingkaran misalnya telah menyebabkan terciptanya ribuan bahkan jutaan produk seperti mobil, kereta api, sepeda, ban berjalan, dan sebagainya.

2. Alam Senantiasa Mengalami Perubahan

Perubahan adalah salah satu sifat alam yang paling dasar. Alam selalu dinamis dan senantiasa bergerak dan berubah. Demikian halnya dengan manusia, seperti yang dikatakan oleh penulis buku Psychocybernetics, Maxwell Maltz: " Fungsi manusia adalah seperti sepeda. Kalau tidak bergerak maju dan melaju ke arah tujuan –
sasaran – dia akan berhenti dan jatuh". Jadi sebenarnya perubahan, baik itu berupa krisis, kesulitan dan tantangan hidup adalah sesuatu yang justru kita butuhkan agar kita senantiasa dapat hidup. Perubahan atau krisis sesungguhnya adalah tanda kehidupan itu sendiri. Kita hidup maka kita berubah dari waktu ke waktu, karena
sama seperti alam, kehidupan kita adalah dinamis dan senantiasa bergerak dan berubah. Oleh karenanya dalam memandang setiap situasi atau kesulitan hidup kita harus melihatnya sebagai proses belajar dan bertumbuh ke arah yang lebih baik.

Hal yang dapat kita pelajari dari alam manakala menghadapi perubahan adalah dengan menyambutnya dengan penuh antusiasme dan sukacita. Kita harus dapat menerima bahkan menikmati setiap perubahan yang terjadi dalam hidup kita agar kita dapat bertahan dan dapat melewati setiap tantangan dan kesulitan untuk dapat bertumbuh dan berkembang. Seringkali orang sukses adalah bukan mereka yang tidak pernah mengalami tantangan atau kegagalan, melainkan mereka yang dapat bertahan dalam melewati setiap proses kesulitan dan krisis dalam hidup mereka. Betapa seringnya orang gagal dalam suatu hal, karena mereka cepat menyerah. Seperti halnya air baru bisa mendidih setelah mencapai temperatur 100 0 Celcius, demikian halnya dengan setiap ujian atau tantangan yang kita hadapi meskipun nampaknya berbagai usaha telah kita lakukan, jangan pernah menyerah karena siapa tahu kita sudah mencapai 99 0 Celcius.

3. Alam Mengalami Berbagai Malapetaka

Sepanjang sejarah telah kita ketahui bahwa bumi atau alam secara keseluruhan telah mengalami berbagai malapetaka entah itu berupa ledakan gunung berapi, banjir, badai, hantaman meteor dari angkasa luar, gempa bumi yang sedikit banyak telah mengubah wajah bumi. Demikian halnya kitapun mengalami berbagai krisis entah itu berupa
krisis keuangan, kecelakaan, penderitaan, kehilangan orang yang kita cintai, sakit parah, dan sebagainya. Seperti halnya bumi, sebagian dari kita mungkin hancur dan tidak dapat sembuh, tetapi secara keseluruhan hidup kita dapat kembali ke keadaan stabil. Ingat teori kompleksitas, yang telah kita bahas sebelumnya, yang mengatakan bahwa kita memiliki daya penyesuaian dan dapat mengatur sistem dalam diri kita sendiri (self regulatory atau self managed).

Ada sebuah analogi yang mengatakan: "Beberapa bagian sebuah kapal, seperti mesin kapal misalnya akan tenggelam kalau terpisah dari kapal, tetapi ketika menjadi bagian dari keseluruhan kapal, justru mesin adalah bagian utama yang menyebabkan kapal dapat mengapung dan bergerak di atas lautan." Demikian halnya dengan kehidupan kita, ketika kita mengalami krisis atau kecelakaan misalnya, ada beberapa bagian dari
tubuh kita atau perasaan kita yang terluka, tetapi kita secara keseluruhan masih tetap bisa mengarungi kehidupan. Bahkan bagian dari kita yang terluka justru merupakan pendorong bagi kita untuk tetap menjalani kehidupan dengan lebih tegar.

Intisari dari pemikiran ini adalah kita harus senantiasa mengambil hikmah dan belajar dari setiap perubahan atau malapetaka yang terjadi dalam kehidupan kita, sebagaimana halnya alam yang senantiasa dapat bertahan dan membentuk keseimbangan baru yang lebih baik.

Hukum-Hukum Alam

Segala sesuatu tercipta untuk bekerja berdasarkan fungsi- fungsi tertentu. Semuanya bergerak berdasarkan aturan atau hukum- hukum tertentu. Anda tidak dapat membalikkan pasang surut air laut atau arah dari gerakan alam semesta. Justru kita harus menyesuaikan diri dan mengikuti hukum atau aturan tersebut. Berikut ada beberapa
hukum alam yang perlu kita ketahui dan kita pelajari agar kita dapat terus bertahan dalam hidup ini.

1. Hukum Keseimbangan (The Law of Balance)

Salah satu prinsip dasar kehidupan adalah keseimbangan. Keseimbangan berfungsi seperti pilar bangunan. Jika pilar tegak dan kokoh, maka seluruh bangunan dapat berdiri dengan kokoh, sebaliknya jika pilar runtuh, maka seluruh bangunan juga akan runtuh. Oleh karena itu, alam senantiasa berada dalam keseimbangan dan berada dalam situasi terbaik dalam suasana keseimbangan. Terlalu banyak atau terlalu sedikit dapat merusak seluruh sistem. Demikian halnya dengan tubuh atau hidup kita. Kekurangan vitamin akan menyebabkan komplikasi kesehatan. Terlalu banyak vitamin justru dapat merusak kesehatan seperti rambut rontok, pandangan yang kabur, dan sakit kepala. Contoh lain adalah tubuh kita memerlukan zat besi untuk membentuk sel-
sel darah merah, tetapi kebanyakan zat besi dapat mengganggu sistem kekebalan tubuh kita.

Keseimbangan adalah hukum alam yang tidak bisa kita hindari. Oleh karenanya penting sekali bagi kita untuk menciptakan keseimbangan yang optimum. Antara kerja dengan istirahat atau relaks. Antara urusan kantor dengan keharmonisan rumah tangga, antara pujian dan teguran/kritik pada bawahan, dan sebagainya. Pujian bagi diri sendiri amat kita perlukan untuk memelihara rasa percaya diri, optimistik dan motivasi. Tetapi terlalu banyak memuji diri akan menyebabkan kesombongan dan lupa diri. Teguran untuk diri sendiri atau penyangkalan diri kita perlukan dalam rangka membentuk rasa rendah hati dan mau belajar. Tetapi senantiasa menyalahkan diri
sendiri dapat berakibat rasa rendah diri (minder) dan sikap pesimis yang berlebihan yang menghambat kita mencapai hal-hal terbaik dalam hidup ini. Jadi dalam hidup kita perlu senantiasa menjaga keseimbangan.

2. Hukum Pertumbuhan (The Law of Growth)

Alam senantiasa bertumbuh dan berkembang mengikuti hukum pertumbuhan. Dalam dirinya alam memiliki energi untuk senantiasa bertumbuh. Benih yang sepertinya benda mati, jika ditanam di dalam tanah dapat tumbuh menjadi tunas dan berkembang menjadi pohon yang besar dan rindang serta menghasilkan buah yang berguna bagi kehidupan
selanjutnya. Tetapi semuanya itu memerlukan proses, karena pertumbuhan tidak dapat dipercepat atau diperlambat. Seorang petani tidak bisa memaksakan benih yang dia tanam kemarin dapat segera tumbuh keesokan harinya. Meskipun dia dapat mempercepat dengan memberi pupuk dan input lain, namun tetap dia harus menunggu benih tersebut menjadi tunas dan menjadi pohon. Demikian sebaliknya dia tidak dapat menghentikan pertumbuhan tunas, ketika misalnya dia ada keperluan lain sehingga tidak bisa berada di ladangnya untuk beberapa waktu lamanya.

Intinya adalah pertumbuhan memerlukan waktu dan upaya. Jika kita ingin misalnya dapat bermain golf, maka kita harus melalui proses belajar dan latihan terus menerus agar kita dapat menguasai cara bagaimana memukul bola golf dengan baik. Demikian pula jika kita ingin memiliki relasi atau hubungan yang harmonis, kita memerlukan
waktu untuk membina hubungan tersebut. Jika dikatakan bahwa perubahan andalah tanda pertumbuhan, maka agar kita dapat berubah maka kita harus bertumbuh melalui proses belajar yang kita lakukan seumur hidup.

3. Hukum Istirahat (The Law of Rest)

Istirahat adalah hal yang sangat penting untuk mempersiapkan diri kita bertumbuh. Tubuh kita memerlukan istirahat untuk meremajakan atau mengganti sel-sel tubuh yang telah rusak. Kita perlu beristirahat untuk mengembalikan vitalitas dan kebugaran tubuh. Sebuah lahan pertanian memerlukan waktu untuk di"bera"kan atau didiamkan saja tanpa diolah dan ditanami setelah panen agar memberi kesempatan kepada tanah untuk mengembalikan kesuburannya.

Seorang yang bekerja terus menerus akan berada dalam kondisi stres yang pada gilirannya dapat menurunkan daya tahan tubuhnya, sehingga mudah terserang berbagai penyakit. Demikian pula halnya dengan pikiran kita, jika kita senantiasa berpikir logis dan rasional atau senantiasa berada dalam keadaan beta (gelombang energi otak yang tinggi) maka kita tidak bisa mencapai potensi terbaik kita. Karena pembelajaran, kreatifitas, intuisi, penyembuhan alami terjadi pada kondisi gelombang otak yang rendah (kondisi relaksasi sampai kondisi tertidur lelap). Oleh karenanya kita perlu melakukan upaya menurunkan frekuensi gelombang otak kita dengan melakukan relaksasi, meditasi (dalam bentuk sembahyang, doa, dzikir, penyembahan dan sebagainya), agar kita dapat memanfaatkan potensi pikiran bawah sadar kita dengan optimal.

Hukum istirahat adalah keharusan bagi kita untuk bertumbuh dan memelihara keseimbangan hidup. Hukum-hukum ini menyatakan agar kita bertumbuh kita perlu berisitirahat untuk memelihara keseimbangan. Jadi ketiga hukum ini sangat berkaitan erat satu sama lainnya.

4. Hukum Atropi (The Law of Atrophy)

Hukum Atropi merupakan kebalikan dari hukum istirahat. Hukum ini berbunyi bahwa segala sesuatu akan mengalami degenerasi atau kerusakan jika dibiarkan tidak digunakan atau tidak digerakkan untuk waktu yang lama. Contohnya mesin mobil yang tidak pernah dipakai atau dipanasi dalam waktu yang cukup lama akan mengalami kerusakan dan tidak dapat lagi dipergunakan. Demikian halnya dengan sel-sel otak yang lama tidak dipakai akan rusak dan mati sehingga semakin lama kapasitasnya semakin berkurang, karena sel otak adalah satu-satunya sel dalam tubuh yang tidak diganti jika mengalami kerusakan atau mati, tetapi sebaliknya tidak akan pernah rusak jika senantiasa digunakan untuk berpikir.

Lebih dari 80 persen manusia kehilangan daya cipta dan daya imaginasinya pada saat mereka menjadi dewasa karena mereka tidak pernah menggunakan otak kanan (otak kreatifnya) dan lebih banyak menggunakan otak kiri (otak logika). Artinya hukum Atropi menyadarkan kita untuk secara seimbang (hukum keseimbangan) untuk menggunakan otak kiri dan otak kanan.

5. Hukum Newton Pertama: Tentang Gerak

Bagi sebagian besar orang, memulai atau mengawali segala sesuatu nampaknya sangat sulit, padahal justru menghentikannya yang lebih sulit. Hukum ini ditemukan oleh Sir Isaac Newton pada abad ke 18 yang mengatakan bahwa benda yang diam akan tetap diam kecuali ada gaya untuk menggerakkannya. Tetapi benda yang telah bergerak tidak
dapat dihentikan kecuali oleh gaya yang lebih besar dengan arah yang berlawanan. Sebagai contoh memulai menulis kalimat atau paragraf pertama dari suatu artikel adalah suatu hal yang sulit, tetapi ketika sudah mulai, maka proses itu akan mengalir dengan mudah sampai artikel tersebut selesai.

Hal ini berkaitan erat dengan disiplin diri untuk melakukan sesuatu. Gaya yang paling kuat yang dapat kita gunakan untuk melakukan sesuatu adalah motivasi diri. Ada tiga jenis motivasi yang dapat mendorong seseorang melakukan sesuatu, yaitu pertama adalah motivasi karena ketakutan (fear motivation). Misalnya seorang bekerja dengan motivasi agar tidak kehilangan pekerjaan yang berarti kehilangan pendapatan dan status sosial. Motivasi jenis ini tidak cukup kuat untuk menggerakkan seseorang mencapai hal terbaik dari pekerjaannya.

Motivasi kedua adalah motivasi yang didasarkan pada keinginan untuk mencapai sesuatu (achievement motivation). Motivasi ini lebih besar dorongannya dibandingkan motivasi ketakutan. Orang bekerja karena ingin memiliki kehidupan yang lebih baik: rumah yang bagus, mobil, jalan-jalan ke luar negeri, kebebasan finansial, dan sebagainya.
Sedangkan motivasi yang terbesar adalah motivasi yang berdasarkan kasih (love motivation). Segala aktifitas kehidupannya didasarkan pada motivasi untuk mengasihi orang lain. Dia bekerja karena ingin memberi makna bagi kehidupan. Inilah merupakan motivasi yang tidak akan dapat ditahan oleh berbagai tantangan dan kesulitan hidup.
Orang seperti ini telah menemukan misi hidupnya dan alasan bagi setiap tindakan yang dilakukannya.

6. Hukum Sebab-Akibat

Hukum ini disebut juga Hukum Newton Ketiga. Segala sesuatu terjadi akibat dari suatu kejadian atau tindakan sebelumnya. Apa yang anda tabur, itulah yang akan anda tuai. Jika anda menabur kebaikan, maka anda akan menuai kebaikan. Jika anda menabur kasih anda akan menuai kasih. Jika anda ingin hubungan yang indah dengan pasangan anda atau
dengan sesama anda, maka tidak ada cara lain kecuali memberikan kasih dan rasa memaafkan (love and forgiveness).

7. Hukum Efek Kumulatif

Hukum ini dapat dijelaskan sebagai berikut. Misalnya kita ingin memecah batu yang cukup besar. Kita mulai memukul batu tersebut dengan palu. Pada pukulan yang pertama tidak terjadi apa-apa, demikian selanjutnya sampai pukulan ke seratus batu tersebut pecah. Hal ini bukan berarti pukulan yang terakhir yang memecahkan batu, tetapi akibat dari serangkaian pukulan sebelumnya. Hukum Efek Kumulatif dapat didefinisikan sebagai penjumlahan total dari sejumlah efek atau dampak yang timbul akibat serangkaian tindakan atau peristiwa yang terjadi atau yang dilakukan oleh suatu obyek. Kata kuncinya disini adalah kegigihan.

Jadi pada akhir tulisan ini saya ingin mengajak kita semua untuk merenung dan belajar dari HIKMAT yang ada di alam dan lingkungan sekeliling kita. Saya ingat dengan cerita tentang Nabi atau Raja Sulaiman yang meminta hikmat dan kebijaksanaan kepada Tuhan, tetapi justru mendapatkan juga kekayaan dan kejayaan serta panjang umur. Jika kita senantiasa mengejar hikmat (artinya senantiasa belajar) maka kesuksesan dan kebahagiaan akan menyertai hidup kita. Alam telah menyediakan banyak hal untuk kita pelajari dan kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Mulailah dari diri kita sendiri, karena dengan mengenali dan mengelola diri sendiri, kita dapat mengelola alam semesta dan seluruh realitas kehidupan di sekeliling kita.

No comments:

Post a Comment

Tak ada gading yang tak retak, saran dan kritik akan kami terima dengan senang hati. Anda sopan kami segan.

Followers