Tuesday, December 1, 2009

Okult, Hubungan Tidur dan Prana dan Kesehatan Jasmaniah.



Aktivitas rohaniah di malam dini hari tentu bermanfaat jika:

tidak menggganggu kesehatan Badan Jasmaniah, serta

tidak terganggu oleh makhluk-makhluk yang aktif justru di malam dini hari.

Manusia bisa bangun sejenak di keheningan malam dinihari untuk mengheningkan diri sendri, namun meskipun demikian yang utama adalah:

- Keheningan Kalbu diri sendiri:

meskipun berada di hiruk-pikuk jalanan di kota metropolitan di siang hari, ataupun

meskipun di tengah-tengah pertunjukan duniawi fana.

Jadi yang utama adalah:

bukan membuat peraturan melarang orang lain memakai/ tidak- memakai pakaian ini ataupun itu, melainkan: Apakah Diri Sendiri sudah tidak terganggu lagi oleh:

- hal-hal duniawi walaupun berada di tengah-tengah keduniawian daging, kulit, gerak, lidah, telinga, mata, dan

- hal-hal fana apapun lainnya, termasuk ketidak-jujuran dari dalam diri sendiri, dan sensualitas dari dalam diri sendiri,

Jadi, bukannya melarang orang lain karena sensualitas dan kelemahan duniawi dirinya sendiri itu, dan dengan keji memproyeksikannya kepada orang lain.

Oleh karena itu, yang lebih berpenalaran secara Intelektual ataupun secara Rohaniah bagi aktivitas khusyu Rohaniah adalah:

Primanya kesehatan Badan Jasmaniah;

Meditasi di pagi hari di udara yang segar dan bersih dimana kotoran di udara telah turun terbawa embun malam,

Meditasi dengan badan Jasmaniah yang segar telah cukup tidur nyenyak, dan

perut telah kosong dan bersih,

tulang punggung dan syaraf yang lentur melalui Senam/ Asana-Yoga, serta

Perasaan dan Pikiran yang tulus dan murni, bebas dari mengharapkan apapun,

bebas dari Keinginan apapun, Jernih dan Cerdas.

Di bawah ini sedikit diceritakan mengenai yang tersembunyi perihal hubungan Tidur dan Prana yaitu satu dari tiga Energi illahiah Fohat, Prana, Kundalini, yang umum dikenal dalam Okultisme.

Okultisme adalah ilmu Kerohanian Tinggi dan Halus, mengenai Hukum-Hukum Yang Tersembunyi perihal Alam.

Untuk dapat memahami kehalusan tersembunyi dari Okultisme, diperlukan:

- Tiadanya Sifat Mementingkan Diri Sendiri, termasuk

- berhenti makan Daging dan berhenti makan Darah di antara serat-serat Daging, dan

- meniadakan Permusuhan apapun kepada apapun/ siapapun dari dalam diri sendiri, karena seluruh makhluk bersaudara secara Illahiah, bersaudara secara Universal, berbagi Hidup Yang Sama yaitu Hidup Tunggal dari Satu-SatuNya Sumber Yang Mengatasi Bilangan.

Banyak manusia terpelajar semu mencampur-adukkan Pseudo (palsu)-Occultism yang keji itu terhadap True (sejati)-Occultism yang penuh Pengabdian tanpa mengharapkan imbalan apapun itu, meskipun Nirvana.

dan Okultisme Sejati mensyaratkan bagi setiap Siswanya melupakan diri sendiri, meniadakan sifat mementingkan diri sendiri, dalam pengabdian murni bagi Satu-SatuNya Sumber Terakhir bagi Hidup dan Kehidupan, Realitas Terakhir

yang tidak terukur,

yang Bebas dari yang dikenal, dan

yang kekal tidak bermanifestasi, tidak membabar,

yang kekal mengatasi Maha Ruang sehingga kekal tidak berbentuk dan dimana-mana ada.

Dari Alcyone, At the Feet of the Master, The Theosophical Publishing House, Adyar, London, Wheaton illinois USA, sebagian kecil dari disiplin dalam Okultisme Sejati adalah:

Between right and wrong, Occultism knows no compromise.

At whatever apparent cost, that which is right you must do, that which is wrong you must not do, no matter what the ignorant may think or say

Di antara yang Benar dan yang Salah, Okultisme mengetahui tiadanya kompromi apapun.

Pada harga yang jelas apapun: adalah Yang Benar yang engkau harus lakukan, adalah Yang Salah yang engkau harus tidak lakukan).

You must study deeply the hidden laws of Nature, and when you know them arrange your life according to them, using always reason and common-sense.

Engkau harus: mempelajari secara mendalam hukum-hukum yang tersembunyi di Alam,

dan ketika engkau mengetahuinya, maka: aturlah hidupmu selaras dengan hukum-hukum Alam tersebut, dengan senantiasa mempergunakan penalaran dan akal sehat.

Firm as a rock where right and wrong are concerned, yield always to others in things which do not matter. For you must be always gentle and kindly, reasonable and accommodating, leaving to others the same full liberty which you need for yourself.

Teguhlah bagaikan batu cadas mengenai yang benar dan yang salah,

senantiasa mengalahlah kepada orang lain mengenai hal-hal yang tidak penting.

Karena, engkau harus senantiasa:

- lembut dan baik-hati,

- berpenalaran dan

- siap membantu,

membiarkan bagi orang lain sepenuhnya kebebasan yang sama-dengan yang engkau perlukan bagi dirimu sendiri.

Fohat, Listrik, Kundalini, Prana, Tidur.

1. Kita mengenal ada energi Listrik membentang di setiap benda, karena setiap benda tersusun dari Elektron bermuatan listrik (-) dan Proton bermuatan listrik (+) dan Netron bermuatan Nol tetapi bisa terurai menjadi bermuatan listrik (-) dan Proton bermuatan listrik (+)

Dari sini kita tentunya bisa mengerti mengenai FOHAT, yaitu Energi Listrik yang melandasi Alam-Semesta.

2. Kita belum mengenal KUNDALINI, yaitu Energi illahiah yang berpusat di Matahari dan Pusat planet Bumi serta mengaliri tujuh Chakra di badan Kembaran Etheris Manusia sehingga Badan Jasmaniah Manusia bisa hidup. Chakra adalah pintu aliran Energi Kehidupan yang-mana menghubungkan badan Jasmaniah ke Badan Astral (Perasaan, Emosi, Sensasi), badan Mental, badan Intuisional, badan Rohaniah, dan Inti Eksistensi (percikan Illahiah, murni Kesadaran belaka, tanpa Badan, tanpa Materi)

3. Kita juga belum mengenal PRANA, yaitu Energi Illahiah, Energi Vitalitas Kehidupan, yang terpancar dari Matahari ke Mineral, Tanaman, Binatang, Manusia dsb. sebagai Energi yang tampak berkerlip-kerlip kecil di latar belakang langit membiru di Angkasa terang. Karena Energi PRANA ini juga bahwa yang Jasmaniah dari Mineral, Tanaman, Binatang, Manusia dsb. bisa hidup.

Karena PRANA memasuki badan Jasmaniah melalui pancaran Sinar Matahari yang sampai ke badan Jasmaniah, dan penyerapannya dapat diperderas oleh kehendak manusia, maka manusia yang masih lemah kehendaknya, atau tidak memfokuskan kehendaknya ke penyerapan PRANA, dan kurang terkenai Sinar Matahari, akan kurang pula menerima PRANA sehingga kurang pula kesehatan badan Jasmaniahnya.

Adalah pada siang hari yang terang benderang dengan Cahaya Matahari bahwa PRANA paling deras memancar ke Permukaan planet Bumi dan mencurahkan Energinya ke seluruh makhluk, Mineral, Tanaman, Binatang, Manusia, Roh-Roh Alam, dsb.

Ketika sebagian permukaan planet Bumi mulai membelakangi Matahari, maka petang hari berawal diikuti dengan malam hari, dan dengan sendirinya semakin berkurang pula cadangan PRANA yang tersisa di Angkasa.

Bagi Manusia-Manusia yang telah maju Kecerdasan Rohaniah dan Kecerdasan Intelektualnya, telah maju pencapaian jenjang Evolusinya [=telah maju pembentangan/ aktualisasi potensi Illahiahnya], maka Manusia-Manusia ini di malam hari dapat memperluas daerah penyerapan Prana di Angkasa, sehingga masih penuh Vitalitas di malam hari, dan dapat membagikan Prana dari badan Jasmaniahnya bagi badan Jasmaniah orang lain yang sakit, lanjut usia, atau yang kekurangan Prana.

Cadangan yang terkecil perihal Prana terjadi di Dini Pagi Hari menjelang Matahari menyinari kembali bagian Bumi yang gelap tersebut. Ini menjawab mengapa banyak kematian terjadi menjelang pagi hari.

Alam Jasmaniah tersusun dari 7 jenis materi Jasmaniah (padat, cair, gas, etheris, super etheris, sub atomis, atomis))

Badan Jasmaniah Manusia terdiri dari Badan Jasmaniah Kasar terdiri dari 3 materi terkasar (padat, cair, gas) di

[yaitu Jasmani yang tersusun dari zat Padat (kulit, daging, tulang), zat Cair (Darah, Sekresi Kelenjar, Hormon, dsb) dan Gas (Udara, Nafas, dsb.)]

dan Badan Jasmaniah Kembaran Etheris

[yaitu Jasmani yang tersusun dari zat Etheris, Super Etheris, Sub-Atomis, dan Atomis Jasmaniah]

Badan Jasmaniah Kembaran Etheris ini serigkali terlihat melayang di rumah seusai Badan Jasmaniah Kasarnya dikubur (jika dikremasi, maka Badan Jasmaniah Kasar dan Badan Jasmaniah Kembaran Etheris ini dua-duanya dengan cepat terurai, sehingga Kesadaran Sehari-hari Manusianya dapat dengan cepat meninggalkan Alam Jasmaniah dan melintas ke Alam yang lebih Halus, Alam Astral, Alam Mental, dst.).

Adalah Badan Kembaran Etheris ini dan Badan Astral yang membantu Badan Jasmaniah Kasar menyerap PRANA.

Ketika Badan Jasmaniah Kasar berada dalam keadaan Meditatif, ataupun ketika Tidur, maka sebagian energi dari Badan Kembaran Etheris ini, dan Badan Astral, tidak lagi dipakai berjaga-jaga bagi badan Jasmaniah Kasar yang sedang bangun, sedemikian sehingga Badan Kembaran Etheris ini, dan Badan Astral, dapat lebih terfokus menyerap energi Prana tersebut, dan menygarkan kembali Badan Jasmaniah Kasar.

Ini adalah alasan Utama mengapa diperlukan Tidur Nyenyak di Malam hari hingga menjelang Pagi hari, agar Badan Kembaran Etheris ini, dan Badan Astral, dapat menyerap lebih banyak energi Prana yang semakin menipis cadangannya di Angkasa, dari Malam hari hingga menjelang Pagi hari.

Badan Jasmaniah yang kekurangan Prana, dengan cepat menurun kesehatannya, rusak pembuluh darah, syaraf, paru-paru, jantung, ginjal, dan organ tubuh lainnya.

Manusia yang Sakit ataupun yang telah Lanjut Usianya, semakin lemah pula daya serapnya akan Prana, sehingga perlu menyerap Energi Prana siap pakai dari Tanaman di Sekitarnya, dari Manusia Sehat di sekitarnya, juga dari Kanak-Kanak di sekitarnya, namun Kanak-Kanak inipun mudah sakit jika kekurangan Prana, sehingga tidak dianjurkan mendekatkan kanak-kanak kepada mereka yang sakit.

Banyak Manusia yang menolak teori Fohat, Kundalini, dan Prana ini, karena Tidak diajarkan di Kitab yang mereka Sakralkan, dan Ajaran ini dianggap sebagai Ajaran Sesat.

Vegetarianisme juga dianggap Sesat ataupun melecehkan Ajaran Yang Menganjurkan Makan Daging yang disembelih dalam Nama Kasih.

Tetapi mereka menolak keras dikatakan melecehkan Vegetarianisme ketika mereka mengajarkan Penyembelihan.

Sebagian dari mereka menyatakan secara keliru, kurang pendidikan okult, dan tidak santun, dan melecehkan manusia Vegetarian sebagai manusia yang sel otaknya kekurangan Protein Hewani, sehingga kekurangan gizi, dan oleh karena itu dinyatakannya bahwa kaum Vegetarian perilakunya miring sebelah, tipikal sinting.

Padahal dalam Okultisme-Sejati tersebut di atas dijelaskan dengan rinci bahwa Kasih adalah Azas Fundamental Moralitas, sehingga kaum Vegetarian tidak mau menyakiti Binatang, tidak mau makan daging Binatang, sebagaimana kaum Non-Vegetarian tidak mau makan daging Manusia.

Binatang adalah Adik Kelas manusia di Sekolah Kehidupan (=Alam-Semesta) , bersekolah di Alam-Semesta guna membentangkan potensi Illahiah masing-masing.

Dan Binatang telah peka merasakan Kasih ketika disayangi,

dan telah peka merasakan sakit yang mengerikan ketika disembelih,

penyembelihan menyebabkannya memancarkan getaran kebencian dan dendam,

dan getaran kekerasan ini mengambang di angkasa, menyambar getaran kekerasan siapapun lainnya,

sedemikian sehingga selama masih terjadi pembantaian terhadap Binatang, maka Perang antar manusia tidak terhentikan.


Badan Jasmaniah Manusia yang bebas dari Daging Binatang, bebas dari Darah Binatang, termasuk Darah di antara serat-serat Daging Binatang, benar-benar diperlukan bagi Pemurnian Badan Jasmaniah Manusia sehingga dapat lebih aman dan lebih deras teraliri energi illahiah halus tersebut, Prana, Kundalini.


Tidak seorangpun pernah melihat Tuhan.

Jika ada Manusia Siapapun pernah melihat Tuhannya maka Tuhannya tersebut adalah Tuhan Yang Dibatasi oleh Ruang, bertuhankan Ruang.

Dan oleh karena itu, Tuhan Yang Ada di batok Kepala Manusia, Tuhan Yang Ada di Kecerdasan sel-sel Otak Manusia, adalah Tuhan Konseptual belaka, dan Tuhan Yang TulenNya Sendiri adalah Tidak Terhingga kali lebih MuliaNya daripada Tuhan Konseptual Apapun/ Siapapun.


Kesadaran sehari-hari Manusianya sendiri perlu dicerdaskan dan dimurnikan agar dapat melebur dengan Kesadaran Murni Inti Eksistensinya Sendiri (Murni Kesadaran Belaka Tanpa Materi, Monad Percikan Illahiah) sebelum Inti Eksistensinya Sendiri ini dapat mendekatkan eksitensinya menuju ke Sang Illahi,

menuju ke Yang Tidak Terukur,

Tidak Tersentuh,

Tidak BerNama,

Tidak Bersifat,

dan semua itu dimulai dari:

Pemurnian dan Pencerdasan (bebas dari Takyul, bebas dari Fanatisme, bebas dari Kepercayan/ Ketidak-Percayaan/ bebas dari Dogma) Badan Jasmaniah,

Pemurnian dan Pencerdasan Badan Astral (Perasaan, Emosi, Sensasi), dan

Pemurnian dan Pencerdasan Badan Mental Manusianya sendiri (meniadakan sifat mementingkan diri sendiri, mengabdi dengan tulus murni tidak mengharapkan imbalan apapun meskipun Nirvana);

karena ia adalah sekedar percikan Illahiah yang bahkan tidak memiliki dirinya sendiri, namun penuh Kemuliaan Illahiah di dalam Sumber IllahiahNya.


Karena Kasih adalah Ekspresi dari Fakta bahwa Hidup dan Kehidupan adalah Tunggal

(karena seluruhnya bersumber dari Satu-SatuNya Sumber Yang Mengatasi Bilangan),

maka sudah sepantasnyalah jika Kasih adalah Unsur Utama dan Pertama yang perlu berirama jernih di dalam Kesadaran Manusia Siapapun yang mau melebur ke Inti Eksistensi Illahiah Diri Sejatinya sendiri, AKU Yang Sejatinya Sendiri.


Dalam Kasih semua Kekerasan dihentikan oleh dirinya sendiri, dan tidak diperilakukan lagi.

Semua aktivitas yang melibatkan hal menyakiti makhluk lain (Manusia, Binatang, dsb.) termasuk perang, penyembelihan, iri, benci, dendam, bangga, benci, menggerutu, gossip,

juga ditinggal pergi, dan secara menyeluruh tidak diperilakukan lagi dengan alasan apapun, demi Realitas akan Ketunggalan Hidup tersebut, dalam Persaudaraan Illahiah, dalam Persaudaraan Universal, dalam Pelayanan dan Pengabdian Murni.


Artikel disadur kembali oleh:
Joko Hamdani as Pro Historian
024-7060.9694
Independent with My Own Idealism.


No comments:

Post a Comment

Tak ada gading yang tak retak, saran dan kritik akan kami terima dengan senang hati. Anda sopan kami segan.

Followers